Tuesday, April 17, 2018
Belajar dari Kopi Kehidupan
Kyai: Tolong buatkan kopi dua gelas untuk kita berdua, tapi gulanya jangan engkau tuang dulu, bawa saja ke mari beserta wadahnya.
Santri: Baik, kyai
Tidak berapa lama, sang santri sudah membawa dua gelas kopi yang masih hangat dan gula di dalam wadahnya beserta sendok kecil
Kyai: Cobalah kamu rasakan kopimu nak , bagaimana rasa kopimu?
Santri: rasanya sangat pahit sekali kyai
Kyai: Tuangkanlah sesendok gula, aduklah, bagaimana rasanya?
Santri: Rasa pahitnya sudah mulai berkurang, kyai.
Kyai: Tuangkanlah sesendok gula lagi, aduklah, bagaimana rasanya?
Santri: Rasa pahitnya sudah berkurang banyak, kyai
Kyai: Tuangkanlah sesendok gula lagi, aduklah, bagaimana rasanya?
Santri: Rasa manis mulai terasa tapi rasa pahit juga masih sedikit terasa, kyai
Kyai: Tuangkanlah sesendok gula lagi, aduklah, bagaimana rasanya?
Santri: Rasa pahit kopi sudah tidak terasa, yang ada rasa manis, kyai
Kyai: Tuangkanlah sesendok gula lagi, aduklah, bagaimana rasanya?
Santri: rasa kopinya jadi tidak enak, lebih enak saat ada rasa pahit kopi dan manis gulanya sama-sama terasa, kyai
Kyai: Ketahuilah nak.. pelajaran yg dapat kita ambil dari contoh ini adalah.. jika rasa pahit kopi ibarat kemiskinan hidup kita, dan rasa manis gula ibarat kekayaan harta, lalu menurutmu kenikmatan hidup itu sebaiknya seperti apa nak?
Sejenak sang santri termenung, lalu menjawab.
Santri: Ya kyai, sekarang saya mulai mengerti, bahwa kenikmatan hidup dapat kita rasakan, jika kita dapat merasakan hidup seperlunya, tidak melampaui batas. Terimakasih atas pelajaran ini, kyai
Kyai: Ayo santriku, kopi yg sudah kamu beri gula tadi, campurkan dengan kopi yang belum kamu beri gula, aduklah, lalu tuangkan dalam kedua gelas ini, lalu kita nikmati segelas kopi ini.
Sang santri lalu mengerjakan perintah kyai.
Santri: rasanya nikmat, kyai
Kyai: Begitu pula jika engkau memiliki kelebihan harta, akan terasa nikmat bila engkau mau membaginya dengan org2 yang kekurangan
Semoga bermanfaat sebagai bahan renungan
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Khutbah Jum'at: Bulan Muharram Sarana untuk Mengevaluasi Tradisi Kita
Bulan Muharram Sarana untuk Mengevaluasi Tradisi Kita Khutbah 1 اَلْحَمْدُ للهِ الْوَاحِدِ الْقَهَّارْ، اَلْعَزِيْزِ الْغَفَّارْ، مُكَوِّرِ ...
-
Rabithah Alawiyah, organisasi pencatat keturunan Nabi Muhammad, mendata ada 151 marga segaris keturunan Nabi yang masih ada di dunia, t...
-
Suatu ketika, Siti fatimah bertanya kepada Rosulullah. Siapakah Perempuan yang kelak pertama kali masuk surga? Rosulullah menjawab:” Dia ...
-
Kata fitnah berakar dari kata fatana. Ketika seseorang berkata fatantu al-fidhdhah wa al-dzahab, artinya adalah bahwa ia membakar perak...
-
Ijazah dari: Al-Habib Muhammad Lutfi bi Ali bin Hasyim bin Yahya Ra Pekalongan ( Mursyid ThoriQoh Syadyziliyah. Pangeran Muhammad KH.A...
-
A. Secara Etimologis (Bahasa) 1. Menurut Al-Lihyani (w. 215 H) Kata Al-Qur'an berasal dari bentuk masdar dari kata kerja (fi...
-
Kyai: Tolong buatkan kopi dua gelas untuk kita berdua, tapi gulanya jangan engkau tuang dulu, bawa saja ke mari beserta wadahnya. Santri...
-
Salafi-Wahabi memang lihai dalam mencari simpati. Mengaku sebagai saudara sesama muslim namun itu hanya siasat untuk mencari pengikut da...
-
Oleh Suryono Zakka Sungguh kemuliaan bagi orang yang dikaruniai Allah kemampuan menghafal Al-Qur'an. Mereka akan dimuliakan oleh ...
-
Lima tahun sudah Abdul Mutholib ngangsu kaweruh di Pondok Syubbaniyah Islamiyah Buntet Pesantren, Cirebon, Jawa Barat. Ia pulang ke rumah...
-
Sayyid Awud adalah keturunan dari Nabi Muhammad Saw. generasi ke-34.berikut ini adalah silsilah beliau,Sayyid Awud bin Husein bin Awud bi...
No comments:
Post a Comment