Friday, February 9, 2018

Peran NU dalam Menumpas PKI Zaman Old dan PKI Zaman Now


PKI zaman dahulu adalah singkatan dari Partai Komunis Indonesia. Pusatnya adalah Negara Soviet, Rusia. Anti agama dan berupaya untuk menghancurkan agama dalam sendi-sendi kehidupan berbangsa dan bernegara.

Beberapa kali PKI zaman old ini mencoba melakukan pemberontakan namun mampu ditumpas negara dengan bantuan rakyat. NU tentunya yang paling terdepan menumpas PKI karena rakyat yang kulturnya tradisionalis adalah wajah dari NU disamping ormas-ormas moderat asli cita rasa Indonesia. Banser adalah sayap NU yang paling berjasa dalam menumpas PKI.

Setelah PKI dan Soviet Tumbang, kini muncul lagi PKI dengan penjelmaan wajah yang lain. Jika PKI zaman old adalah antitesa terhadap Tuhan dan berusaha membunuh kepercayaan manusia terhadap Tuhan maka PKI zaman now berupaya melakukan kejahatan atasnama Tuhan. Merusak demokrasi dan Pancasila atasnama Tuhan dan menggantikan hukum yang lain juga atasnama hukum Tuhan. PKI zaman now adalah perwujudan dari Pengasong Khilafah Islamiyah. Walau wajahnya berbeda namun gaya serangnya nyaris sama. Terpusat dinegara asing sehingga bersifat internasional-transnasional dan semata-mata untuk kepentingan asing.

Karena PKI yang lebih belakangan ini baru muncul dan tidak ingin dianggap sebagai reinkarnasi dari PKI zaman old maka selalu teriak-teriak setiap kejahatan yang terjadi ditudingkan kepada PKI zaman old. PKI versi Pengasong Khilafah selalu membangkitkan sentimen kebencian terhadap PKI versi komunis sehingga rakyat semakin ketakutan sehingga tanpa sadar rakyat Sudah di-PKI-kan oleh PKI-Khilafah.

PKI-Khilafah selalu memprovokasi masyarakat bahwa pemerintah anti Islam, anti ulama dan anti syariat Islam. Menyebarkan berita bohong, celaan dan kebencian untuk menjegal pemerintah sehingga rakyat berbalik anti pemerintah. Memfitnah pemerintah sebagai komunis agar PKI-Khilafah dapat banyak simpati.

Kita bisa saksikan provokasi mereka kian menjadi-jadi. Menebarkan isu penculikan dan pembunuhan karena sebelumnya sudah ada kasus pembunuhan dan penganiayaan yang sehingga yang dituduhkan adalah komunis. Membuat akun partai komunis agar komunis benar-benar dianggap ada yang akhirnya masyarakat menjadi ketakutan.

Walau model provokasi apapun, NU tidak akan dapat terkalahkan dan tidak akan tertipu dengan penipuan model PKI-Khilafah. Seluruh elemen NU akan terus setia menjaga akidah Aswaja dan NKRI dari gempuran pihak manapun baik PKI-Komunis maupun PKI-Khilafah. Semakin NU dimusuhi maka NU semakin solid, semakin memuncak semangat juang dan semakin tinggi patriotismenya.

NU paham bahwa perusak NKRI apapun modelnya akan terus ada dan akan terus terulang. Sebelum ada kelompok khilafah, sudah ada DI/TII Kartosuwiryo yang lebih dahulu mencoba menjebol gawang pertahanan NKRI. Ada PRRI/Permesta, RMS, GAM, OPM dan berbagai macam separatis yang ingin mengganti dasar negara atau yang ingin memisahkan dari NKRI.

Meningkatnya intensitas kelompok khilafah akhir-akhir ini mengingatkan kita pada sejarah bagaimana perjalanan NU di Masyumi. NU sebagai perintis Masyumi harus keluar dari Masyumi karena ditekan dan dikelilingi oleh kelompok-kelompok radikal.

Selama berada di Masyumi, NU dibuat tidak berdaya, dikibuli dan menjadi mesin politik pencari suara rakyat untuk mendukung khilafah. NU menjadi juru kunci dan kemenangan namun selalu dimanfaatkan kelompok-kelompok ekstrimis. NU dituduh sebagai kumpulan kiai Nasakom atau kiai komunis karena ikut dalam pemerintahan Soekarno yang saat itu menjadikan tiga kekuatan politiknya yakni Nasionalis (PNI), Agamis (NU) dan Komunis (PKI).

Kini terulang kembali bagaimana kelompok radikal menunjukkan identitas aslinya. Berpura-pura mengaku sebagai saudara muslim dan simpati kepada NU untuk mengambil hati NU agar pro-khilafah dan membenci mati-matian kelompok komunis. Segala kesalahan, kebiadaban dan teror dituduhkan sebagai komunis. Dengan membiangkeladikan komunis sebagai pendosa dan perusak negeri ini, maka simpatisan khilafah atau PKI-Khilafah semakin leha-leha dan mendapat angin segar.

Untuk itu, komitmen kita bersama khususnya warga NU dan umumnya seluruh rakyat Indonesia bahu-membahu menyatukan langkah dan arah untuk menghadang hantu raksasa yang bernama PKI-Khilafah. Tanpa persatuan dan kegigihan diantara kita maka cepat atau lambat pasti mereka akan mengalahkan kita. Adakah yang rela jika negeri ini terpecah belah berkeping-keping? Adakah yang suka jika kita perang saudara dan terbagi-bagi menjadi negara agama.

NKRI adalah negara kesatuan yang berarti berasal dari himpunan pulau-pulau, suku-suku, agama-agama, adat istiadat yang berbeda yang kemudian melebur menjadi satu yakni negara kesatuan. Ketika kita cinta dan ikhlas melebur dengan NKRI maka kita wajib menerima segala heterogenitas NKRI. Walau berbeda, semua dipersatuan oleh ikatan persatuan atau ukhuwah wathaniyah yakni persatuan dalam kebangsaan.

No comments:

Post a Comment

Khutbah Jum'at: Bulan Muharram Sarana untuk Mengevaluasi Tradisi Kita

Bulan Muharram Sarana untuk Mengevaluasi Tradisi Kita Khutbah 1 اَلْحَمْدُ للهِ الْوَاحِدِ الْقَهَّارْ، اَلْعَزِيْزِ الْغَفَّارْ، مُكَوِّرِ ...