Friday, September 14, 2018
Kisah Tukang Becak dan Batik NU
Tadi pagi ketika saya mengantar istri belanja untuk keperluan dapur ke pasar tradisional plered di Kecamatan Plered di Kabupaten Purwakarta,Ketika Sang Istri sibuk belanja dan saya pun dengan sabar menunggu.
Dalam keadaan menunggu tiba-tiba saya melihat seorang pria sedang memarkirkan kendaraan becak nya dengan menggunakan batik khas NU (Nahdlatul Ulama) Entah kenapa, melihat hal yang biasa ada seorang tukang becak dengan rapinya mengenakan Batik, Hal itu mengundang rasa penasaran pada diri saya, sehingga saya pun tertarik terus mengawasi pria tersebut.
Tak lama kemudian istriku melambaikan tangan, pertanda sudah selesai belanja dan mengajak pulang. Saya datangi istri, dan bilang padanya, kita naik becak saja pulang nya, istri saya setuju.
Namun, ketika pandangan saya alihkan ke tukang becak tadi, orang nya malah tidak ada, terpaksa saya keliling pasar mencari tukang becak dengan ciri memakai batik NU.
Dan Alhamdulillah pada Akhirnya ketemu juga dengan tukang becak tersebut, tak lamakemudian saya pun langsung mengajak nya agar mau mengantarkan ke pesantren.
Ketika diperjalanan saya manfaatkan waktu tersebut untuk berbicara banyak dengannya, untuk menjawab semua rasa penasaran saya pada bapak tersebut, berbicara mulai dari masalah pribadi, profeinya yang sedang di geluti hingga.
Jawabannya lirih bercampur dengan nafas nya yang ngos-ngosan karena sambil mengayuh becak.
“Nama saya Anda Suganda A, sudah 16 tahun menjadi tukang becak. Alhamdulillah, dari hasil nge-becak lah saya bisa menyekolahkan anak pertama saya dan tahun sekarang keluar SMA, Insya Allah akan dilanjutkan mondok. Setiap hari saya bekerja dari pagi sampai sebelum dzuhur, lalu shalat berjama’ah. Setelah selesai shalat, saya mengisi pengajian bersama anak-anak di kampung sampai jam dua, lalu dilanjutkan lagi menarik becak, sambil menunggu shalat ashar. Jawabnya dengan nada pelan.
Karena penasaran, saya pun kembali bertanya, kalau seperti itu dilakukan setiap hari, penghasilan perharinya berapa?
“Bukan penghasilan yang utama A, Allah hanya mewajibkan berusaha” kata Mang Anda
Jawaban tersebut sungguh diluar dugaan saya. Namun, meski sudah berbicara seperti itu, saya masih saja ingin tahu persis tentang profesinya tersebut, hingga akhirnya beliau menjawab.
bahwa penghasilanya Kalau sedang ramai bisa mencapai 70 ribu perhari, jika sedang sepi kadang 10 ribu atau 5 ribu perhari, bahkan tak jarang dalam sehari tidak dapat tarikan. Masya Allah, ucap saya dalam hati saking kagum nya kepada bapak Anda ini.
Kalau lagi narik becak sering pakai batik NU Mang? Tanya saya.
Beliaupun meng-iya kan pertanyaan saya saya pun makin penasaran.
Alasannya kenapa mang? Tanya saya
“Di akhirat kelak, saya ingin batik ini menjadi bukti, bahwa saya cinta Nahdhatul Ulama, juga menjadi saksi dalam mengeluarkan keringat untuk istri dan anak-anak.” ungkapnya dengan penuh keyakinan.
Allahu Akbar. Saya pun terdiam, seketika itu hati saya hancur. Saking kaget dan kagumnya saya kepada tukang becak tersebut.
Ternyata Kesederhanaan dan kerja kerasnya demi mendapatkan rezeki yang halal amat sangat memukul kepala dan menghancurkan semua ego pribadi saya.
Cukuplah Mang, Anda ini sebagai nasihat berharga. Semoga kesehatan selalu menyertai aktifitasnya.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Khutbah Jum'at: Bulan Muharram Sarana untuk Mengevaluasi Tradisi Kita
Bulan Muharram Sarana untuk Mengevaluasi Tradisi Kita Khutbah 1 اَلْحَمْدُ للهِ الْوَاحِدِ الْقَهَّارْ، اَلْعَزِيْزِ الْغَفَّارْ، مُكَوِّرِ ...
-
Beliau adalah KH Muhammad Zaini Abdul Ghani, seorang ulama besar yang sampai akhir hayat beliau masih memberikan ilmu agama bagi masya...
-
Risalah ‘Amman (رسالة عمّان) dimulai sebagai deklarasi yang di rilis pada 27 Ramadhan 1425 H bertepatan dengan 9 November 2004 M oleh...
-
Beliau (Sofyan Tsauri) sampai berani bersumpah atas nama ALLAH bahkan berani Bermubahalah jika ada yang menuduh dia berdusta atas apa yan...
-
Oleh Rijalul Wathon Al-Madury Sayyid Kamal al-Haydari yg dengan nama lengkap Kamal bin Baqir bin Hassan al-Haydari (السيد كمال بن باقر ...
-
Di dalam Sejarah Melayu dan Hikayat Raja-Raja Pasai, terdapat sebuah hadits yang menyebutkan Rasulullah menyuruh para sahabat untuk berda...
-
Saya termasuk pengagum kitab-kitab Karya penulis Mesir Syaikh Muhammad Khalid Tsabit. Salah satu karya beliau yang pernah saya baca berju...
-
اَللَّهُمَّ رَبَّنَا يَا رَبَّنَا تَقَبَّلْ مِنَّا إِنَّكَ أَنْتَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ، وَتُبْ عَلَيْنَا يَا مَوْلَانَا إِنَكَ أِن...
-
A. Secara Etimologis (Bahasa) 1. Menurut Al-Lihyani (w. 215 H) Kata Al-Qur'an berasal dari bentuk masdar dari kata kerja (fi...
-
Suatu ketika KH. Abdurrahman Wahid (Gus Dur) di ajak oleh Prof. Dr. Sayyid Aqiel Al-Munawwar ke makam kakeknya di Palembang. Sampai di...
-
Sebuah kemajuan yang sangat disyukuri dan diapresiasi dengan meningkatnya semangat keagamaan umat muslim di Indonesia. Kemajuan ini bisa ...
No comments:
Post a Comment