Monday, October 1, 2018
Mengenang Mbah Yasin Yusuf: Pendakwah Era Soekarno dan Soeharto yang ditarget PKI
Di Blitar pernah ada seorang kiai yang kharismatik yang keilmuannya dikenal dan dikagumi oleh kalangan istana negara. Muballigh kharismatik ini dipercaya memiliki ilmu ladunidikenal banyak kalangan mulai masyarakat perkotaan dan pedesaan se Indonesia, terlebih pada era Presiden Soekarno hingga Presiden Soeharto. Sebab, setiap acara keagamaan seperti Maulid Nabi yang diselenggarakan oleh istana Negara sering melibatkannya sebagai penceramah utama.
Namanya adalah KH. Yasin Yusuf yang dilahirkan pada tahun 1934 di Kademangan Blitar dari seorang ayah bernama Kiai Yusuf yang dikenal kaya dan sangat dermawan. Semasa masih remaja, kira-kira pada tahun 1953, Kiai Yasin menyelesaikan pendidikan formalnya dari Madrasah Ibtidaiyah Nahdlatul Ulama (MINU) Blitar.
Sembari sekolah di MINU, Kiai Yasin nyantri di Pesantren Dawuhan Kademangan Blitar yang saat itu diasuh oleh KH. Zahid Syafi’i (menjadi pengasuh tahun 1951-1981). Pesantren yang berdiri di tahun 1873 ini berjarak sekitar 500 meter dari komplek Makam Ir. Soekarno di tengah Kota Blitar. Kini, pesantren ini sudah berganti nama menjadi Pesantren Bustanul Muta’allimin Blitar. Dalam proses menempuh jenjang pendidikannya, Kiai Yasin Yusuf tergolong cukup singkat.
Kiai Yasin dikaruniai dua orang putri dari seorang istri yang pertama. Namun, setelah istri pertama wafat, Kiai Yasin menikah lagi dengan Nyai Mukhtatimah yang dikenal dengan panggilan Ibu Nyai Yasin. Dengan Nyai Mukhtamimah, dikaruniai satu putra dan kelak menjadi pengasuh pondok yang didirikan oleh Kiai Yasin. Pondok pesantrennya diberinama Pondok Luqmanul Hakim yang sampai saat ini masih berdiri dan dilanjutkan oleh putra dan Nyai Mukhtatimah di Kademangan.
Menjadi Singa Podium
Sejak masih kecil, Kiai Yasin sudah dikenal sangat pandai berpidato dan pertama kali berceramah di atas panggung pada tahun 1953. Gaya berpidato Kiai Yasin sangat khas dan berbeda dari banyak ulama saat itu. Selain mampu menirukan bermacam-macam suara binatang, pesawat terbang, tembakan meriam, bom meledak, dan lain-lain, terkadang ia juga menirukan suara Bung Karno ketika membaca teks proklamasi, serta suara Bung Tomo ketika menggelorakan semangat juang para pemuda untuk bertempur melawan sekutu dalam peristiwa 10 November 1945. Suaranya sangat mirip dengan kedua orator handal itu terdengar persis. Karena pada itu belum ada mubaligh yang memiliki aksi kreatif seperti dirinya. Ini menjadi daya tarik yang mengesankan para jama’ah pendengar ceramahnya. Sejak tahun 1953 pula lah, Kiai Yasin menjadi guru di Madrasah Ibtidaiyah Kademangan Blitar. Kemudian, pada tahun berikutnya yakni tahun 1954, Kiai Yasin dipercaya menjadi guru agama di daerah Lodoyo yang dikenal sebagai daerah merah karena menjadi basis kegiatan orang komunis. Jarak Ledoyo dengan Kademangan sekitar 8 kilometer ke arah selatan. Namun, hal itu tidak menjadi halangan untuk mengajar dan berdakwah di tengah masyarakat meski ancaman kerap mengintainya.
Saat pemilu tahun 1955, Kiai Yasin berpidato dengan semangat membara membela partai NU yang beliau sebut sebagai partai para kiai. Walaupun beliau tidak masuk dalam kepengurusan partai kalangan kiai ini dan tidak sedang dicalonkan dan mencalonkan diri sebagai anggota legislatif, beliau dalam pidatonya yang khas meminta orang-orang abangan (yang dianggap kurang mengamalkan ajaran agama Islam meski mengaku sebagai Muslim) untuk mencoblos Partai NU dalam pemilu 1955. Ia memiliki cara yang berbeda dan menyentuh ketika berpidata, kala itu.
“Kalau Bapak-bapak dan Ibu-ibu, tidak suka dengan NU, silakan. Mau apa dengan NU, silakan. Tapi untuk pemilu kali ini, tolong, bantulah NU, sekali saja, cobloslah NU.”
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Khutbah Jum'at: Bulan Muharram Sarana untuk Mengevaluasi Tradisi Kita
Bulan Muharram Sarana untuk Mengevaluasi Tradisi Kita Khutbah 1 اَلْحَمْدُ للهِ الْوَاحِدِ الْقَهَّارْ، اَلْعَزِيْزِ الْغَفَّارْ، مُكَوِّرِ ...
-
وَالَّذِينَ اتَّخَذُوا مَسْجِدًا ضِرَارًا وَكُفْرًا وَتَفْرِيقًا بَيْنَ الْمُؤْمِنِينَ وَإِرْصَادًا لِّمَنْ حَارَبَ اللَّهَ وَرَسُولَهُ ...
-
Oleh Suryono Zakka Aswaja merujuk pada istilah Ahlussunnah Wal Jamaah yaitu kelompok atau komunitas yang mengikuti sunnah nabi, sunnah ...
-
Sayyid Awud adalah keturunan dari Nabi Muhammad Saw. generasi ke-34.berikut ini adalah silsilah beliau,Sayyid Awud bin Husein bin Awud bi...
-
Tak henti-hentinya Wahabi Salafi menyalahkan Amaliyah Aswaja, khususnya di Indonesia ini. Salah satu yang paling sering juga mereka fitna...
-
اللهم انا نسئلك موجبات رحمتك وعزائم مغفرتك والسلامة من كل اثم والغنيمة من كل بر والفوز بالجنة والنجاة من النار . اللهم لا تدع لنا فى مقا...
-
Oleh: Abdul Wahab Ahmad. Hukum itu ditentukan oleh *Allah dan Rasulullah* saja. Keduanya disebut *Syari*. Tak ada pihak ketiga dalam hal ...
-
Oleh Suryono Zakka Ada beberapa alasan yang menyebabkan orang kafir tidak mempercayai Al-Qur'an sebagai wahyu. Sikap penolakan m...
-
Tatkala Prof. DR. al-Muhaddits as-Sayyid Muhammad bin Alawi al-Maliki bersama rombongan ulama lainnya pergi berziarah ke Makam Rasulullah...
-
Sholat tasbih merupakan sholat sunat yang dikerjakan berdasarkan tuntunan dari Nabi, dan terdapat banyak hadits yang menjelaskannya. Dian...
-
April 15, 2018 - Menurut Kantor Berita ABNA, sejumlah pejabat dan dosen Universitas Raden Fatah Palembang dalam kunjungannya ke Universit...
No comments:
Post a Comment