Tuesday, December 11, 2018
Ketika "Macan" Berguru kepada Kiai Kholil Bangkalan
Pada suatu hari di bulan Syawal, K.H. Kholil memanggil semua santri, kemudian beliau mengatakan, “Santri-santri sekalian! Untuk saat ini kalian harus memperketat penjagaan pondok. Karena tidak lama lagi, akan ada macan masuk ke pondok kita.”
Sejak itu, setiap hari semua santri melakukan penjagaan yang ketat di pondok pesantren. Hal ini dilakukan karena di dekat pondok pesantren ada hutan yang konon angker dan berbahaya, sehingga khawatir jika ada macan muncul dari hutan tersebut.
Setelah beberapa hari ternyata macan yang ditunggu-tunggu tidak juga muncul jua. Pada minggu ketiga, Kiai Kholil memerintahkan santri-santri untuk berjaga-jaga ketika ada pemuda kurus, tidak terlalu tinggi dan membawa tas koper seng masuk ke komplek pondok pesantren.
Begitu sampai di depan rumah Kiai Kholil, pemuda itu mengucapkan salam “Assalamu’alaikum”. Mendengar salam pemuda tersebut, Kiai Kholil justru malah berteriak memanggil santri-santrinya “Hai santri-santri, macan! Macan! Ayo kepung, jangan sampai masuk ke pondok.” Mendengar teriakan kiai Kholil, serentak para santri berhamburan membawa apa saja yang bisa dibawa untuk mengusir pemuda tersebut yang dianggap macan. Para santri yang sudah membawa pedang, celurit, tongkat mengerubuti “macan” yang tidak lain adalah pemuda itu. Muka pemuda itu menjadi pucat pasi ketakutan. Karena tidak ada jalan lain, akhirnya pemuda tersebut lari meninggalakn komplek pondok tersebut.
Karena tingginya semangat untuk nyantri ke pondok yang diasuh oleh Kiai Kholil, keesokan harinya pemuda itu mencoba memasuki pesantren lagi. Meskipun begitu, dirinya tetap memperoleh perlakuan yang sama seperti sebelumnya. Karena rasa takut dan kelelahan akhirnya pemuda tersebut tidur di bawah kentongan yang ada di musala pesantren. Ketika tengah malam, dirinya dibangunkan dan dimarah-marahi oleh Kiai Kholil. Meski demikian, setelah itu dirinya diajak oleh Kiai Kholil ke rumahnya dan dinyatakan sebagai salah satu santri dari pondok yang beliau pimpin.
Silakan baca: Pendapat Ulama Aswaja tentang Syiah
Sejak itu, pemuda tersebut resmi sebagai santri pondok. Pemuda yang dimaksud itu adalah Abdul Wahab Hasbullah yang menjadi salah satu pendiri NU. Ternyata apa yang prediksi oleh Kiai Kholil menjadi kenyataan, KH. Abdul Wahab Hasbullah benar-benar menjadi “Macan” NU.
Wallahu a'lam.
Ila ruhi Kiyai Abdul Wahhab Hasbullah Al- Fatihah..
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Khutbah Jum'at: Bulan Muharram Sarana untuk Mengevaluasi Tradisi Kita
Bulan Muharram Sarana untuk Mengevaluasi Tradisi Kita Khutbah 1 اَلْحَمْدُ للهِ الْوَاحِدِ الْقَهَّارْ، اَلْعَزِيْزِ الْغَفَّارْ، مُكَوِّرِ ...
-
Ini adalah kasus yg banyak wahabi tidak tau antara klompok “Wah_biyah dan Wahabi_yah” bedakan kata dan hurufnya. Ini menyangkut pendiri...
-
Ikatan Alumni Syam Indonesia (Alsyami), yang menghimpun eks pelajar dan mahasiswa Suriah asal Indonesia, telah menyelenggarakan silaturra...
-
Menjadi seorang guru merupakan tugas yang amat mulia dan sangat dianjurkan di dalam agama Islam. Hal itu karena guru tidak hanya memiliki...
-
NU memang terkenal dengan berbagai amalan yang sering dilakukan secara berjamaah.Tradisi pewarisannya bisa dibilang cukup panjang.Dari ge...
-
Beliau adalah KH Muhammad Zaini Abdul Ghani, seorang ulama besar yang sampai akhir hayat beliau masih memberikan ilmu agama bagi masya...
-
Disebut sebagai dua saudara kembar karena kedua sekte ini adalah sekte pencela. Bedanya, jika Rafidhi, Rawafidh atau Rafidhah adalah menc...
-
Kalau menurut Wahabi: Syi’ah itu kafir. Bukan Islam. Lebih jahat dari Yahudi. Silahkan baca Muhammad bin Abdul Wahhab pendiri Wahabi: ...
-
KH. NAWAWI BERJAN PURWOREJO "TOKOH DIBALIK BERDIRINYA JAM'IYYAH AHLI THARIQOH AL-MU'TABAROH AN-NAHDLIYYAH ( JATMAN ) " ...
-
SYEKH SUBAKIR SANG WALIYULLAH PENUMBAL TANAH JAWA SANG PENUMPAS DEMIT TANAH JAWA KISAH PERJANJIAN ANTARA SABDOPALON DENGAN SYEKH SUBAKIR...
-
Secara ringkas KH. Ahmad Dahlan (pendiri Muhammadiyyah pada 18 November 1912/8 Dzull Hijjah 1330) dengan KH. Hasyim Asy’ari (pendiri NU p...
No comments:
Post a Comment