Saturday, September 7, 2019
Cara Shalat Istisqa (Minta Hujan)
Kemarau panjang mengurangi persediaan air minum atau air untuk sawah. Kemarau panjang juga membawa serta debu pada angin di jalan-jalan dan di rumah. Pada saat kemarau panjang ini kita dianjurkan untuk berdoa kepada Allah dan melakukan shalat untuk turunnya hujan.
Syekh Abdullah Bafadhal Al-Hadhrami menyebut cara shalat istisqa dua rakaat serupa dengan shalat dua rakaat shalat Id. Hanya saja, cara shalat keduanya berbeda sedikit dalam hal penempatan khutbah, pembacaan takbir, dan arah khatib pada khutbah kedua. Selebihnya kedua shalat ini secara umum sama.
ويصلون ركعتين كالعيد بتكبيراته ويخطب خطبتين أو واحدة وبعدها أفضل واستغفر الله بدل التكبير ويدعو في الأولى جهرا ويستقبل القبلة بعد ثلث الخطبة الثانية وحول الإمام والناس ثيابهم حينئذ وبالغ فيها في الدعاء سرا وجهرا ثم استقبل الناس
Artinya, “Mereka shalat istisqa sebanyak dua rakaat seperti shalat Id berikut takbirnya. Seseorang yang menjadi khatib kemudian menyampaikan khutbah dua atau sekali. Khutbah setelah shalat lebih utama. Khatib beristighfar dalam khutbah sebagai pengganti takbir pada khutbah Id. Khatib berdoa dengan jahar (lantang), lalu menghadap kiblat setelah lewat sepertiga pada khutbah kedua. Khatib dan jamaah memutar pakaian (selendang atau sorban) ketika itu. Pada saat itu, khatib meningkatkan kesungguhan berdoa sirr (rahasia) dan jahar (lantang), setelah itu ia kembali menghadap ke arah jamaah,” (Lihat Syekh Abdullah Bafadhal Al-Hadhrami, Al-Muqaddimah Al-Hadhramiyyah pada Hamisy Busyral Karim, Beirut, Darul Fikr, 1433-1434 H/2012 M, juz II, halaman 365-366).
Sebagaimana shalat Id, orang yang shalat istisqa juga dianjurkan bertakbir dan mengangkat kedua tangan sebanyak tujuh kali pada rakaat pertama dan lima kali pada rakaat kedua.
كصلاته فيكبر في أول الأولى سبعا وأول الثانية خمسا يقينا ويأتي بجميع ما مر ثم
Artinya, “Cara shalat istisqa sama seperti cara shalat Id. Seseorang bertakbir sebanyak tujuh kali (di luar takbiratul ihram) pada rakaat pertama, dan lima kali pada rakaat kedua. Selebihnya ia mengerjakan semua apa yang sudah ditentukan lalu di sana,” (Lihat Syekh Sa‘id bin Muhammad Ba‘asyin, Busyral Karim, Beirut, Darul Fikr, 1433-1434 H/2012 M, juz II, halaman 365).
Setelah shalat dua rakaat, khatib menyampaikan khutbah shalat istisqa. Hanya saja khitb mengganti lafal takbir dengan lafal istighfar karena lafal ini lebih sesuai dibandingkan lafal takbir dalam konteks meminta hujan.
ويخطب خطبتين كخطبتي العيد فيما مر فيهما لكن يجوز هنا خطبتان أو واحدة على ما مر في الكسوف وكونها قبل الصلاة وبعدها أفضل لأنه أكثر من فعله صلى الله عليه … وفي أنه إذا خطب هنا استغفر الله بدل التكبير قبل الخطبة الأولى تسعا وقبل الثانية سبعا يقينا لأنه اللائق
Artinya, “(Khatib kemudian menyampaikan khutbah dua) seperti khutbah shalat Id sebagaimana telah lalu. Tetapi di sana boleh disampaikan dua kali khutbah (atau sekali) sebagaimana telah lalu pada shalat gerhana. Khutbah dilakukan sebelum dan (setelah shalat lebih utama) karena khutbah setelah lebih sering dilakukan oleh Rasulullah SAW… (Khatib beristighfar dalam khutbah) di sana (sebagai pengganti takbir) sebelum khutbah pertama sebanyak sembilan kali dan sebelum khutbah kedua sebanyak tujuh kali dengan yakin karena itu yang layak,” (Lihat Syekh Sa‘id bin Muhammad Ba‘asyin, Busyral Karim, Beirut, Darul Fikr, 1433-1434 H/2012 M, juz II, halaman 365).
Berikut ini ringkasan tata cara shalat istisqa:
1. Shalat dua rakaat.
2. Rakaat pertama takbir tujuh kali sebelum membaca surat Al-Fatihah.
3. Rakaat kedua takbir lima kali sebelum membaca surat Al-Fatihah.
4. Khutbah dua atau sekali sebelum (atau setelah) shalat. Khutbah setelahshalat lebih utama.
5. Sebelum masuk khutbah pertama khatib membaca istighfar sembilan kali.
6. Sebelum masuk khutbah kedua khatib membaca istighfar tujuh kali.
7. Perbanyak doa dalam khutbah kedua. Wallahu a‘lam. (Alhafiz K/NU Online)
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Khutbah Jum'at: Bulan Muharram Sarana untuk Mengevaluasi Tradisi Kita
Bulan Muharram Sarana untuk Mengevaluasi Tradisi Kita Khutbah 1 اَلْحَمْدُ للهِ الْوَاحِدِ الْقَهَّارْ، اَلْعَزِيْزِ الْغَفَّارْ، مُكَوِّرِ ...
-
Orang yang sakti tidak suka hura-hura, cari bolo (mengerahkan bantuan), gerudukan dan cari musuh. Orang yang sakti adalah sang pemberani...
-
Oleh Suryono Zakka Aksi ini bukanlah parade ukhuwah tapi parade khilafah berkedok ukhuwah. Kaum khilafah selalu menyuarakan misi khilaf...
-
*Sejarah Pertama:* Pada tahun 1924-1925 keluarga Saud menaklukkan Hijaz. Mereka melarang selain mazhab Hambali berlaku di Makkah dan Ma...
-
Suryono Zakka Apanya yang beda? Banser dari dulu sampai sekarang tugasnya menjaga NU, membela marwah ulama dan menjaga NKRI. Tidak ada ...
-
1. Abu Janda Cinta NKRI, Abu Jandal Pemberontak Negara. 2. Abu Janda membela agama dengan semangat nasionalisme, Abu Jandal merusak ...
-
Hukum Melafadzkan Niat Menurut Jumhur Ulama Adalah Sunnah dan Niat Di Dalam Hati Bersama’an Takbiratul Ikhram Adalah Wajib. Melafadzkan n...
-
Membahas tentang rokok memang tiada habisnya. Perbedaan pendapat ini juga sudah diulas oleh ulama pendahulu dalam berbagai literatur ki...
-
Saya tidak perduli dan tidak mau tau kalau peserta reuni 212 pesertanya mau sedikit atau banyak yang datang, mau sukses atau tidak, karen...
-
Oleh Suryono Zakka Prof. Dr. M. Quraish Shihab, MA adalah pakar tafsir se-Asia Tenggara. Mantan Menteri Agama dengan banyak prestasi hi...
-
Jangan tuduh Kami anti sunnah Hanya karena tidak bercelana cingkrang Tidak berjenggot panjang dan tidak berjidat hitam Jangan t...
Terimakasih informasinya, sukses selalu..
ReplyDeleteTrmksh ats dukungannya. Smg shbt juga sll dlm ksuksesan. Slm silaturahim.
Delete