Tuesday, December 26, 2017
Becik Ketitik, Olo Ketoro
Setiap benih kebaikan yang ditanam akan berbuah kebaikan dan sebaliknya setiap menanam kejahatan maka akan menuai hasil dari kejahatannya. Ungkapan ini senada dengan falsafah jawa yang berbunyi becik ketitik olo ketoro yang maksudnya becik (kebaikan) akan ketitik yakni tampak dan diingat oleh manusia dan olo (kejahatan atau keburukan) akan ketoro (terlihat) walau pada awalnya disembunyikan dan tak satupun manusia yang mengetahuinya.
Falsafah ini menggambarkan sebuah keikhlasan bahwa setiap kebaikan yang kita tanam sekecil apapun dan tidak kita tampakkan pada manusia suatu saat akan terlihat dan kita akan menuai dari hasil perbuatan baik kita. Orang akan menghormati kita walau kita tidak gila hormat dan manusia akan memuliakan kita walau kita tidak butuh pengakuan atau haus pangkat, jabatan dan gelar kemuliaan karena semua kemuliaan berasal dari Allah, Zat Yang Maha Mulia dan Maha Terpuji. Semua kebaikan akan berbuah kebaikan sebagaimana benih tanaman yang berasal dari bibit yang baik jika ditanam ditempat yang baik dan dirawat dengan perawatan yang baik, disiram dan dipupuk dengan kebaikan maka akan rindang dan subur sehingga menghasilkan buah yang melimpah.
Sebaliknya jika pohon yang ditanam dari bibit yang kurang baik, tidak diolah tanahnya, tidak diberi pupuk dan tidak pernah disiram maka mustahil akan tumbuh subur. Bisa saja tanaman menjadi mati dan jika hidup atau berbuah maka tidak akan menghasilkan buah yang baik. Hal ini menggambarkan bahwa keikhlasan sangat utama dalam sebuah amal shalih. Sifat kurang ikhlas sama halnya dengan tanaman yang penuh gulma atau tanaman pengganggu. Tanaman pengganggu ini adalah ibarat ketidakikhlasan yang akan menodai hati dengan sifat kotor seperti iri, dengki, riya', ujub, sum'ah dan perangai kotor lainnya.
Falsafah becik ketitik olo ketoro juga mengajarkan tentang kesabaran dalam berbuat kebaikan. Ada banyak proses yang harus dilalui untuk memperoleh kesuksesan baik sukses dunia maupun sukses akhirat. Siapa yang menabur kebaikan didunia maka akan mendapatkan buah kebaikannya kelak diakhirat dan siapa yang menanam kejahatan niscaya akan mendapatkan balasan dari kejahatannya. Oleh karenanya, kita harus senantiasa bersabar dalam melakukan kebaikan sekecil dan sepayah apapun. Semangat untuk melakukan kebaikan memang sulit dan berat dibandingkan melakukan kejahatan.
Dalam hal kesabaran, kita bisa belajar banyak dari hamba-hamba Allah dimuka bumi ini yang telah diutus memperbaiki akhlak manusia yaitu para nabi, ulama, auliya' dan orang-orang shalih. Dengan berbekal kesabaran, para nabi mampu mengemban risalah kenabian sehingga sukses dalam membimbing umatnya menuju kebahagiaan dalam naungan syariat. Dengan sifat kesabaran, ulama dan auliya' mampu menjadi teladan dan contoh kebaikan bagi masyarakat sehingga nama-nama mereka akan selalu dikenang sepanjang zaman.
Becik ketitik olo ketoro menggambarkan tentang sikap tawakkal atau kepasrahan kepada Sang Pencipta. Tugas manusia hanya berikhtiar (usaha) untuk melakukan sesuatu yang positif dan bermanfaat sedangkan bagaimana hasilnya tentunya kita pasrahkan kepada Allah sebagai Zat yang mengatur segala kejadian dan takdir. Usaha yang kita lakukan bukan berarti kita punya hak untuk mendikte dan mengatur Allah karena Allah adalah Maha Kuasa yang tidak layak untuk kita dikte.
Segala kejadian yang ada pada diri kita hendaknya kita serahkan sepenuhnya kepada Allah. Dengan sikap tawakkal, maka kita akan nyaman dan lapang dalam menjalani hidup ini. Menerima segala takdir yang telah Allah gariskan dalam hidup kita tanpa perlu rasa kecewa, marah dan putus asa dari rahmat Allah. Dia punya hak untuk mengatur kita dalam kondisi apapun namun yang terpenting kita akan selalu mengingat-Nya dalam setiap keadaan.
Dengan melakukan kebecikan (kebaikan), kita tak perlu merisaukan bagaimana perlakuan orang lain. Teruslah untuk melakukan kebaikan sebanyak-banyaknya kepada siapa saja tanpa berharap pamrih dan pujian. Tanpa berharap orang lain akan membalas kebaikan kita. Ketika orang lain menerima dan membalas kebaikan kita maka semua adalah karunia Allah yang harus disyukuri dan jika orang mengabaikan, menolak dan sedikitpun tidak membalas kebaikan kita maka kita harus senantias sabar dan berkeyakinan bahwa Allah adalah sebaik-baik pemberi balasan. Allah akan mengutus beribu-ribu hamba-Nya yang akan siap memberikan uluran tangan, kebaikan dan pertolongan. Sekecil apapun kebecikan, Allah akan membalasnya dengan balasan yang terbaik yang tak pernah kita pikirkan.
Lapang dan sempit adalah warna kehidupan. Teruslah untuk melakukan kebaikan agar Allah selalu melapangkan hidup kita karena kebaikan akan membuka semua kesempitan dan pembuka segala do'a. Dengan meyakini bahwa akan berbuah setiap kebaikan maka kita akan senantiasa sibuk untuk berbuat baik dan tidak akan pernah sempat memikirkan kehidupan dan perilaku orang lain. Orang yang baik tidak akan membalas kejahatan kepada orang yang berbuat jahat karena membalas kejahatan kepada setiap penjahat adalah bagian dari kejahatan.
Baca berikutnya: Kamus NU
Gambaran falsafah becik ketitik olo ketoro juga nampak dalam kehidupan bernegara kita. Para pelaku kejahatan seperti koruptor, pemecah belah, penebar fitnah, penebar kebencian, penebar berita bohong dan kelompok yang ingin merusak kehidupan bernegara dengan simbol apapun pasti akan mengalami kehancuran. Siapapun yang akan merusak NKRI dengan berbagai cara pasti akan mengalami kegagalan. Negeri ini akan selalu dijaga oleh ulama, wali, santri dan seluruh rakyat yang mencintai NKRI. Pertarungan antara kekuatan jahat (olo, perusak) dan kekuatan kebaikan (becik, penjaga) akan terus ada dan kita yang sangat mencintai negeri ini akan terus memenangkannya.
Terus berbuat baik kapanpun, kepada siapapun dan dimanapun. Jangan pernah memandang rendah kepada siapapun dari seluruh makhluk ciptaan Allah. Kehinaan yang sesungguhnya adalah ketika merasa diri lebih baik, lebih suci dan lebih terhormat dari makhluk lainnya. Dengan menempatkan diri lebih unggul dan merasa lebih terhormat sejatinya sedang menempatkan posisi diri pada kedudukan yang rendah dan hina. Tiada satupun makhluk ciptaan Allah yang tidak berguna atau sia-sia. Semua memiliki ibrah, pelajaran dan manfaat bagi kehidupan manusia.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Khutbah Jum'at: Bulan Muharram Sarana untuk Mengevaluasi Tradisi Kita
Bulan Muharram Sarana untuk Mengevaluasi Tradisi Kita Khutbah 1 اَلْحَمْدُ للهِ الْوَاحِدِ الْقَهَّارْ، اَلْعَزِيْزِ الْغَفَّارْ، مُكَوِّرِ ...
-
A. Secara Etimologis (Bahasa) 1. Menurut Al-Lihyani (w. 215 H) Kata Al-Qur'an berasal dari bentuk masdar dari kata kerja (fi...
-
Oleh Rijalul Wathon Al-Madury Sayyid Kamal al-Haydari yg dengan nama lengkap Kamal bin Baqir bin Hassan al-Haydari (السيد كمال بن باقر ...
-
Oleh M Abdullah Badri (Founder Komunitas Marka Bangsa) SEBAGAI objek, kalimat tauhid itu dasein (ditemukan dalam kondisi bebas atas di...
-
Ini adalah sampul kitab berjudul “Risâlah Silsilah al-Tharîqatain al-Qâdiriyyah wa al-Naqsyabandiyyah” karangan Syaikh Abdul Karim Banten...
-
Kisah ini merupakan penggalan ceramah Syeikh Husna Syarif, ulama besar di Mesir. Ada seorang yang terbelit hutang, hidup dalam tumpukan...
-
Suku Chaniago adalah suku asal yang dibawa oleh Datuk Perpatih Nan Sebatang yang merupakan salah satu suku induk di Minangkabau selain su...
-
Dalam hal ini, terdapat dua perbedaan pendapat antaralain: Pertama, orang kafir diharamkan menyentuh mushaf. Ini adalah pendapat Abu ...
-
Bagi orang Jawa Tengah, khususnya daerah Magelang dan sekitarnya, nama KH Hasan Asy’ari atau mbah Mangli hampir pasti langsung mengingatk...
-
Oleh: Abdul Wahab Ahmad. Hukum itu ditentukan oleh *Allah dan Rasulullah* saja. Keduanya disebut *Syari*. Tak ada pihak ketiga dalam hal ...
-
Oleh Ustadz Muinan El-Guraysqi وَقَالَ حَكِيمٌ مِنَ الْحُكَمَاءِ: مَنْ عَمِلَ سَبْعَةً دُونَ سَبْعَةٍ لَمْ يَنْتَفِعْ بِمَا يَعْمَلْ، ...
No comments:
Post a Comment