Sudah menjadi pemahaman Aswaja bahwa siapapun yang mengikuti Muhammad Bin Abdul Wahabi (MBAW) akan disebut Wahabi. Julukan ini bukan dari siapa-siapa melainkan dari ulama Aswaja sendiri dengan tujuan agar tidak tercampur baur antara Aswaja dan Wahabi.
Karakter Wahabi yang jelas-jelas bertentangan dengan Aswaja yaitu menganut Tri Tauhid, meyakini Allah ada dilangit, gemar membid'ahkan (menuduh sesat) umat Islam diluar golongannya, anti keanekaragaman pendapat dan tentunya mengkafirkan atau menuduh musyrik umat Islam yang lain.
Walaupun hal diatas merupakan karakter Wahabi, tetap saja pengikut Wahabi akan marah dan menolak disebut Wahabi. Mungkin saja karena sudah dikenal kejahatan Wahabi dimasa lalu sehingga malu disebut Wahabi.
Bagi Aswaja, tak masalah jika Salafi tidak mau disebut Wahabi dan Aswaja tidak akan menjulukinya dengan Wahabi selama-lamanya dengan syarat:
- Jangan menuduh sesat apalagi mengkafirkan dan menuduh musyrik kepada umat Islam yang berbeda dengan kelompoknya.
- Wahabi hendaknya memahami perkara khilafiyah atau perbedaan pendapat.
- Jangan memonopoli pendapat hanya milik kelompoknya sebagai satu-satunya jalan keselamatan.
- Jangan memprovokasi media untuk merebut simpati masyarakat.
- Wahabi jangan menjual pemikirannya kepada publik yang akan menyebabkan kerusakan dan kericuhan dimasyarakat.
- Wahabi hendaknya menerima perbedaan dengan lapang dada tanpa harus memaksakan keyakinannya.
- Wahabi hendaknya memahami konsep Sunni dan Syiah sehingga tidak menuduh Sunni sebagai Syiah.
Dengan memahami beberapa syarat diatas, insyaAllah Aswaja tidak akan lagi menjuluki pengikut Muhammad Bin Abdul Wahab dengan Wahabi. Boleh dipanggil Salafi atau Manhaj Salaf. Jika masih tetap membuat kericuhan, tidak mematuhi syarat diatas dan mengggangu amaliyah Aswaja maka Aswaja akan tetap istiqamah memanggil dengan sebutan Wahabi. Syarat dan Ketentuan Berlaku.
No comments:
Post a Comment