Wednesday, August 22, 2018
Pembagian Bid'ah Menurut Imam Syafi'i
◎ Bid’ah terbagi menjadi dua (2) bagian:
- Pertama:
Bid’ah Dzalalah. Disebut pula dengan Bid’ah Sayyiah.
Yaitu perkara baru yang menyalahi Al-Qur’an dan Sunnah.
- Kedua:
Bid’ah Huda atau disebut juga dengan Bid’ah Hasanah.
Yaitu perkara baru yang sesuai dan sejalan dengan al-Qur’an
dan Sunnah.
■ IMAM ASY-SYAFI'I MEMBAGI BID'AH MENJADI DUA (2) ■
☆ Didalam,
○ Kitab: Al-Manaqib Imam Asy-Syafi'i.
○ Karya: Al-Hafidz Al-Baihaqi.
○ Juz: 1.
○ Halaman: 469.
Al-Imam Asy-Syafi'i Mengatakan:
الْمُحْدَثَاتُ مِنَ اْلأُمُوْرِ ضَرْبَانِ : أَحَدُهُمَا : مَا أُحْدِثَ ِممَّا يُخَالـِفُ كِتَابًا أَوْ سُنَّةً أَوْ أَثرًا أَوْ إِجْمَاعًا ، فهَذِهِ اْلبِدْعَةُ الضَّلاَلـَةُ، وَالثَّانِيَةُ : مَا أُحْدِثَ مِنَ الْخَيْرِ لاَ خِلاَفَ فِيْهِ لِوَاحِدٍ مِنْ هذا ، وَهَذِهِ مُحْدَثَةٌ غَيْرُ مَذْمُوْمَةٍ
(رواه الحافظ البيهقيّ في كتاب ” مناقب الشافعيّ)
“Perkara-perkara baru itu terbagi menjadi dua bagian.
- Pertama:
Perkara baru yang menyalahi Al-Qur’an, Sunnah, Ijma’ atau menyalahi Atsar (sesuatu yang dilakukan atau dikatakan sahabat tanpa ada di antara mereka yang mengingkarinya), perkara baru semacam ini adalah bid’ah yang Sesat.
- Kedua:
Perkara baru yang baru yang baik dan tidak menyalahi Al-Qur’an, Sunnah, maupun Ijma’,
Maka sesuatu yang baru seperti ini Tidak Tercela”.
(Diriwayatkan oleh al-Baihaqi dengan sanad yang Shahih).
☆ Didalam,
○ Kitab: Hilya' Al-Auliyah Wa Thabaqat Asfiya'.
○ Karya: Imam Abi Nu'aim Al-Asfahani.
○ Juz: 9.
○ Halaman: 113.
Imam Asy-Syafi’i berkata:
ﺍَﻟْﺒِﺪْﻋَﺔُ ﺑِﺪْﻋَﺘَﺎﻥِ : ﺑِﺪْﻋَﺔٌ ﻣَﺤْﻤُﻮْﺩَﺓٌ ﻭَﺑِﺪْﻋَﺔٌ ﻣَﺬْﻣُﻮْﻣَﺔٌ, ﻓَﻤَﺎ ﻭَﺍﻓَﻖَ ﺍﻟﺴُّﻨَّﺔَ ﻓَﻬُﻮَ ﻣَﺤْﻤُﻮْﺩٌ ﻭَﻣَﺎ ﺧَﺎﻟَﻒَ ﺍﻟﺴُّﻨَّﺔَ ﻓَﻬُﻮَ ﻣَﺬْﻣُﻮْﻡٌ
“Bid’ah itu ada dua :
Bid’ah yang terpuji dan bid’ah yang tercela. Semua yang sesuai dengan sunnah,
Maka itu adalah terpuji,
Dan semua yang menyelisihi sunnah, maka itu adalah tercela.” (Riwayat Abu Nu’aim).
☆ Didalam,
○ Kitab: Majmu' Al-Fatawa.
○ Karya: Ibnu Taimiyah Al-Mujassim
(Tokoh Panutan Sekte Wahabi)
○ Juz: 20/163.
○ Halaman: 91
Ibnu Taimiyah Berkata:
ومن هنا يعرف ضلال من ابتدع طريقا او اعتقادا زعم أن الإيمان لا يتم إلا به مع العلم بأن الرسول لم يذكره وما خالف النصوص فهو بدعة باتفاق المسلمين وما لم يعلم أنه خالفها فقد لا يسمى بدعة . قال الشافعي البدعة بدعاتان بدعة خالفت كتابا وسنة وإجماعا وأثرا عن بعض أصحاب رسول الله فهذه بدعة ضلالة . وبدعة لم تخالف شيئا من ذلك وهذه قد تكون حسنة لقول عمر نعمت البدعة هذه . هذا الكلام أو نحوه رواه البيهقي بإسناده الصحيح في المدخل
Artinya: “Dari sini diketahui kesesatan orang yang membuat jalan atau aqidah yang menganggap bahwa iman tidak sempurna kecuali dengan jalan atau aqidah itu bersamaan dengan itu,
Ia mengetahui bahwa Rasul tidak menyebutkannya dan sesuatu yang bertentangan dengan nas maka semua itu adalah Bid'ah sesuai dengan kesepakatan umat islam.
Sedangkan Bid'ah yang tidak diketahui bertentangan dengan nas, maka sesungguhnya terkadang ia Tidak disebut Bid'ah.
Imam Syafii berkata:
Bid'ah ada dua.
(Pertama)
Bid'ah yang bertentangan dengan kitab, sunah, ijma dan asar dari sebagian sahabat nabi,
Maka ini adalah bidah yang sesat.
(Kedua)
Bid'ah yang sama sekali Tidak Bertentangan dengan empat hal tersebut maka Bid'ah ini baik sebab ucapan Umar :
ini adalah sebaik-baik Bid'ah.
Ucapan ini dan yang semisalnya diriwayatkan oleh Baihaqi dengan sanad Shahih dalam Al-Madkhal.”
Baca lainnya: Bagaimanakah Strategi Kelompok Radikal Membasmi Nasionalisme
☆ Didalam,
○ Kitab: “Muwafaqah Sharih Al-Ma’qul Li Shahih Al-Manqul”
○ Halaman: 144 – 145,
Ibnu taimiyah Al-Mujassim Mengatakan:
” Berkata Imam Syafi’i ra: Bid'ah terbagi menjadi dua,
(1) Bid'ah yang menyalahi perkara yang wajib atau sunnah atau ijma atau atsar sebagian para sahabat maka ini disebut Bid’ah Dzalalah.
(2) sedangkan Bid’ah yang Bid'ah yang tidak menyalahi (sesuai) dengan perkara yang wajib atau sunnah atau ijma atau atsar sebagian para sahabat maka ini disebut Bid’ah Hasanah”.
● Jika Masih Ada Yang Mengatakan dari Sekte Wahabi Talafi, Bahwa Imam Asy-Syafi'i Tidak Membagi Bid'ah Atau Selainnya,
Maka Dia Adalah Sebenar-benarnya Seorang Pendusta.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Khutbah Jum'at: Bulan Muharram Sarana untuk Mengevaluasi Tradisi Kita
Bulan Muharram Sarana untuk Mengevaluasi Tradisi Kita Khutbah 1 اَلْحَمْدُ للهِ الْوَاحِدِ الْقَهَّارْ، اَلْعَزِيْزِ الْغَفَّارْ، مُكَوِّرِ ...
-
Jika Asma Allah diucapkan sekali saja dengan lisan, itu disebut dzikir (mengingat) lisan, namun jika Nama Allah diingat dengan hati, maka...
-
Soeharto Lahir di Kemusuk, Argomulyo, Yogyakarta, 8 Juni 1921. Ia lahir dari keluarga petani yang menganut Kejawen. Keyakinan keluarga...
-
Beliau adalah KH Muhammad Zaini Abdul Ghani, seorang ulama besar yang sampai akhir hayat beliau masih memberikan ilmu agama bagi masya...
-
A. Secara Etimologis (Bahasa) 1. Menurut Al-Lihyani (w. 215 H) Kata Al-Qur'an berasal dari bentuk masdar dari kata kerja (fi'...
-
Pak Somad mengharamkan lomba kicau burung. Dia ternyata ahli Fiqhi yg lebih hebat daripada Syaikhul Islam Zakaria al-Anshari, Ulama Besar...
-
Ir. KPH. Bagas Pujilaksono Widyakanigara, M. Sc., Lic. Eng., Ph. D. Fakultas Teknik/Sekolah Pascasarjana Universitas Gadjah Mada ...
-
Info dari Ustadz Muafa (Syaikhul Pramukiyyin /Mantan Syabab HT), yaitu berkaitan dgn para senior/pembesar HT Pusat, khususnya yg ada di ...
-
Bantahan untuk Buya, yang mengatakan Nyanyian Lagu “Saben Malem Jum'at Ahli Kubur Mulih Nang Umah” adalah lagu hayalan yang bertentan...
-
Oleh Gus Nadirsyah Hosen Beredar di media sosial (medsos) potongan gambar yang berisi keterangan sebagai berikut: كان صلى الله عل...
No comments:
Post a Comment