Thursday, August 23, 2018

Siapakah yang Menuding Jokowi Anti Islam?


Dalam kunjungan dinasnya ke Tegal, waktu memasuki magrib. Presiden Jokowi mampir ke sebuah mushollah kecil lalu sholat bersama jamaah di sana. Imamnya, ya imam rutin mushollah tersebut.

Begitupun saat kunjungan ke daerah lain. Memasuki waktu sholat, Presiden biasanya mampir ke mushollah atau masjid mana saja. Ikut menjalankan ibadah bersama kebanyakan rakyat. Berjajar dalam beberapa shaf sebagaimana layaknya jamaah di lingkungan itu.

Barangkali Jokowi adalah Presiden Indonesia yang paling sering mampir ke mushollah-mushollah kecil atau masjid kampung dan berjemaah bersama rakyat. Tanpa seremoni. Tanpa protokoler. Mampir untuk sholat, lalu meneruskan perjalanan.

Tapi kenapa sebagian mereka menuding Jokowi anti Islam?

Selama masa jabatannya sebagai Presiden, Jokowi adalah Presiden yang paling sering mengunjungi pondok Pesantren. Berdialog dengan para santri. Ketika berjumpa para Kyai, Jokowi mencium tangannya dengan takzim. Seperti layaknya santri bertemu kyainya.

Tapi mereka menuding Jokowi anti Islam.

Di jaman SBY, Rizieq dua kali ditangkap polisi karena ceramah hasutannya. Dua kali mampir di tahanan. Jaman Jokowi, Rizieq baru mau diperiksa polisi karena diduga mesum. Gambar dan chat cabulnya beredar. Rizieq kabur.

Tapi mereka tidak menuding SBY mengkriminalkan ulama. Tuduhan itu justru dialamatkan pada Jokowi.

Di jaman SBY, presiden pernah bicara ke publik sedang jadi incaran teroris Islam garis keras. Di jaman Jokowi, banyak orang terang-terangan melemparkan ancaman via medsos kepada Presiden. Tapi tidak pernah ada satupun kata yang keluar dari Jokowi soal ancaman pada dirinya. Dia malah cuek saja berjumlah dengan ribuan bahkan jutaan orang rakyatnya.

Tidak ada ketakutan apalagi kecurigaan pada rakyat. Tapi mereka tetap saja menuding Jokowi anti Islam.

Lalu siapakah mereka yang menuding-nuding itu?

Pertama, yang rajin menuding Jokowi adalah tokoh-tokoh agama dari HTI. Organisasi yang di banyak negara ini dilarang karena sering bersentuhan dengan kegiatan teroris, memang selalu memusuhi pemerintah yang Sah. Tujuan mereka melakukan itu agar sebuah pemerintahan ambruk. Lalu berharap digantikan oleh sistem khilafah. Jadi kalau di Saudi atau Turki, Hizbut Tahrir dilarang, ya wajar saja.

Kedua, biasanya tudingan kepada Jokowi dilakukan oleh para simpatisan Islam garis keras seperti ISIS, Al Qaedah dan turunannya. Kaum seperti ini memang dimana-mana kerjanya merusak saja.

Ketiga, tudingan itu dilakukan para politisi partikelir yang suka menjual isu agama. Kita punya banyak partai berbasis masa Islam. Tapi yang paling rajin menuding Jokowi anti Islam adalah kaum sapi bongkrek. Mereka inilah yang setiap hari kerjanya melempar fitnah dan isu pada presiden.

Keempat, kelompok-kelompok kepentingan yang menjadikan agama sebagai basis pengumpulan masa. Mereka berada di organisasi-organisasi front-front-an, organisasi kedaerahan, organisasi jihad abal-abal. Suka mengumpul-ngumpulkan sumbangan untuk jihad, padahal cuma memperkaya kantongnya saja.

Kelima, para penganut Wahabi, yang  cara mikirnya puritan dan kolotnya minta ampun. Mereka ini biasanya akan menyerang siapa saja yang berbeda.

Mereka menuding kyai-kyai NU, mengkafirkan orang Islam yang berbeda pandangan, memusuhi non-muslim, menyuruh minum kencing Onta, dan sebagainya. Orang-orang jenis ini selalu memusuhi Jokowi yang menganut Islam mengikuti mazhab Imam Syafei seperti sebagian besar penganut Islam di Indonesia.

Terakhir adalah para politisi yang sebetulnya gak ada bau-bau islamnya, tapi ngebet banget mau berkuasa. Makanya mereka sering memainkan isu agama ini untuk memuluskan niatnya. Padahal mah, tokoh yang diusung, boro-boro islami. Baca juz amma saja babak belur.

Artinya jika orang-orang itu menyerang Presiden Jokowi sebagai anti Islam, sesungguhnya yang mereka serang adalah Islam cara kita. Sebab Islamnya Pak Jokowi sama persis seperti Islamnya kebanyakan orang Indonesia.

Pak Jokowi bisa sholat di masjid atau mushollah mana saja. Kita juga.

Pak Jokowi mencium tangan pada kyai atau guru yang mengajarkan kebaikan akhlak. Kita juga.

Pak Jokowi menghormati pesantren sebagai lembaga pendidikan keagamaan yang penting di Indonesia. Kita juga.

Baca lanjut: Adakah Keadilan Hukum bagi Meiliana?

Pak Jokowi mempraktekkan Islam yang toleran dan penuh kasih sayang. Tidak mudah mengkafirkan dan mensesatkan orang lain.  Kita juga.

Pak Jokowi meyakini Islam yang rahmatan Lil alamin. Yang memberikan manfaat pada kemajuan peradaban dan kehidupan. Kita juga.

Mereka yang menyerang cara Pak Jokowi beragama. Sesungguhnya mereka juga sedang menyerang cara kita beragama. Tujuannya cuma mau merusak bangsa ini.

- Eko Kunthadi

No comments:

Post a Comment

Khutbah Jum'at: Bulan Muharram Sarana untuk Mengevaluasi Tradisi Kita

Bulan Muharram Sarana untuk Mengevaluasi Tradisi Kita Khutbah 1 اَلْحَمْدُ للهِ الْوَاحِدِ الْقَهَّارْ، اَلْعَزِيْزِ الْغَفَّارْ، مُكَوِّرِ ...