Friday, December 29, 2017

Mewaspadai Gerakan Radikalisme dan Liberalisme bagi Remaja Muslim


Derasnya akses informasi yang sangat praktis dan instan dewasa ini tidak sepenuhnya membawa dampak positif bagi manusia terlebih remaja muslim. Masa remaja dimana kepribadian dan prinsip belum terbentuk sehingga labil dan mengikuti arus informasi yang mereka konsumsi.

Problematika besar bagi remaja muslim saat ini dan mendatang adalah pengaruh dua kekuatan besar yang diekspor oleh kekuatan asing yang melanda negeri-negeri muslim yaitu radikalisme dan liberalisme.

Gejala memuncaknya radikalisme remaja muslim di negeri ini yaitu maraknya provokasi, ujaran kebencian, penyebaran berita bohong (hoax). Meskipun pelakunya tidak semuanya dilakukan oleh remaja namun remaja muslim ikut andil besar dalam menyabarkan berita-berita kebencian disosmed baik secara individu maupun kelompok-kelompok cyber.

Radikalisme yang dibungkus dengan agama (radikalisme agama), merebak dikalangan remaja karena beberapa faktor diantaranya, minimnya pengetahuan agama, kurangnya pembinaan moral dan akhlak, mengakses sumber-sumber agama secara instan dan yang terakhir tentunya mengkonsumsi konten agama yang memiliki paradigma radikal.

Konten paradigma radikal yang akhir-akhir ini muncul adalah meluasnya term kafir yang ditujukan kepada siapa saja yang tidak sependapat seperti kelompok anti Pancasila, anti Pemerintah, mengusung ideologi khilafah dan terorisme jihadis yang mengimpor ideologi transnasional seperti Al-Qaeda, ISIS dan sebagainya.

Kita bisa saksikan dimedia betapa banyaknya remaja terprovokasi oleh pemberitaan sehingga begitu saja ikut menshare dan membully tanpa adanya sikap kritisis dan selektivitas. Ikut mencaci pemerintah, menebarkan fitnah, mengolok-olok ulama hingga animasi dan kartun untuk mencela tokoh tertentu.

Dampak dari liberalisme juga tak kalah parahnya menjangkiti remaja muslim. Mulai dari kebebasan berekspresi, menunjukkan eksistensi, privasi, mengikuti trend Barat yang bertolak belakang dengan norma agama dan budaya lokal.

Kebanggaan terhadap Barat diwujudkan dengan gaya rambut yang selalu up to date, model pakaian, pergaulan bebas, free sex, geng motor, narkoba, miras hingga tidak kenal sopan santun terutama terhadap orang yang lebih tua.

Dampak liberalisasi atau kebebasan tanpa batas ini bukan hanya di perkotaan saja melainkan hingga pelosok desa karena mudahnya akses informasi dan teknologi. Gejalanyanya, remaja susah diatur orang tuanya, sepinya acara pengajian dan acara keagamaan karena didominasi oleh kalangan tua, sepinya masjid-masjid dan mushalla karena remaja bebas bergaul yang tidak jelas arahnya, hingga sulitnya mencerna pelajaran disekolah akibat menurunnya kecerdasan dan mental karena remaja sibuk dengan gadget dan androidnya.

Solusi dari dua kekuatan besar (radikalisme dan liberalisme) yang akan merusak generasi muslim mendatang mengharuskan kerjasama berbagai komponen baik pemerintah, orang tua, guru, teman pergaulan dan lingkungan.

Mencegah rasikalisme dapat dilakukan dengan melundungi remaja dari informasi keagamaan yang salah, mencarikan sumber agama seperti guru agama dan buku agama yang benar, mengawasi setiap akses remaja sehingga tidak mengkonsumsi media-media radikal yang berbungkus agama, segera menindak tegas setiap ujaran kebencian dan provokasi yang disebar dimedia, dan mengenalkan situs media dakwah online yang menyejukkan, toleran dan tidak mengandung unsur radikalisme.

Untuk membendung liberalisme, remaja perlu penguatan nilai-nilai keagamaan baik disekolah maupun lingkungan keluarga atau masyarakat, perlunya teladan guru dan orang tua sehingga remaja tidak mudah untuk mencotek budaya asing yang antipati terhadap Islam, ketegasan orang tua dalam memonitoring pergaulan remaja dan perlunya mengenalkan budaya-budaya lokal tradisional yang tidak bertentangan dengan nilai-nilai Islam.

Jadi, norma agama dan norma adat (kearifan lokal) saling bersinergi untuk membentuk kepribadian remaja. Norma agama dan norma adat adalah senjata ampuh untuk membendung radikalisme dan liberalisme. Dengan cinta terhadap ajaran agama dan ajaran leluhur yang baik dan tidak bertentangan dengan norma agama maka nilai agama dan nilai adat tidak akan tercerabut dari kehidupan remaja dan bangsa Indonesia.



No comments:

Post a Comment

Khutbah Jum'at: Bulan Muharram Sarana untuk Mengevaluasi Tradisi Kita

Bulan Muharram Sarana untuk Mengevaluasi Tradisi Kita Khutbah 1 اَلْحَمْدُ للهِ الْوَاحِدِ الْقَهَّارْ، اَلْعَزِيْزِ الْغَفَّارْ، مُكَوِّرِ ...