Monday, January 8, 2018

Memahami Makna Persatuan Umat Islam


Agama Islam adalah agama persatuan. Ada beberapa ayat Al-Qur'an yang menyerukan persatuan seluruh umat Islam diantaranya perintah berpegang kepada agama Allah (Islam) dan larangan bercerai berai. Persatuan internal umat Islam inilah yang disebut dengan ukhuwah islamiyah atau ukhuwah diniyah.

Walaupun Islam berasal dari agama yang satu dan menyeru kepada persatuan, namun tidak dapat dipungkiri bahwa perilaku dan pemahaman umat Islam terhadap ajaran Islam itu sendiri tidak satu melainkan multi tafsir dan beragam pemahaman.

Dengan beragamnya pemahaman ini, menyadarkan kita bahwa kebenaran dan pemahaman yang kita miliki tidak bersifat mutlak benarnya. Agama Islam memang mutlak benarnya berasal dari Allah namun kita tidak bisa mengatakan bahwa pemahaman kelompok kitalah yang pasti benarnya sedangkan pemahaman kelompok umat Islam lain pasti salahnya. Dengan demikian, kita tidak dapat memonopoli kebenaran.

Realitas ini sebagai bukti bahwa ajakan bersatu dalam ajaran Islam dan larangan bercerai berai bukan berarti umat Islam seluruhnya melebur mengikuti salah satu aliran atau kelompok tertentu. Atau sekte umat Islam tertentu memaksa agar sekte umat Islam yang lainnya mengikuti sekte atau kelompoknya. Jika yang dimaksud adalah saling memaksakan antar sekte atau antar golongan mengikuti sekte lainnya maka yang dihasilkan bukan persatuan melainkan pertumpahan darah dan saling mengkafirkan.

Islam adalah agama universal maka persatuan yang diharapkan oleh Islam adalah persatuan universal yaitu persatuan dari seluruh sekte Islam yang tidak menyimpang dari ajaran Al-Qur'an dan Sunnah. Ada beberapa sekte Islam yang saat ini masih eksis yaitu Sunni, Syiah, Wahabi dan Ahmadiyah. Seruan bersatu diantara umat Islam tentu bukan saling memaksakan diantara sekte ini melainkan bagaimana saling menghormati, menjauhi hal-hal yang bersifat furuiyah (partikular) dan menjauhi sikap takfiri atau saling mengkafirkan.

Dalam konteks Indonesia, tanpa diseru untuk bersatupun sejak dahulu ormas-ormas moderat sudah saling bersatu dan saling menghormati. Kita paham bagaimana persahabatan ormas besar benteng NKRI seperti Nahdlatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah yang sudah dicontohkan oleh muassis atau pendirinya yaitu persahabatan sejati antara KH. Hasyim Asy'ari dan KH. Ahmad Dahlan.

Disusul kemudian ormas-ormas moderat lainnya seperti Nahdlatul Wathan (NU), Persatuan Islam (Persis), Al-Washliyah dan ormas moderat lainnya saling menyokong dan bekerjasama dalam membangun dan menjaga NKRI sesuai dengan kiprah dan bidangnya masing-masing.

Tidak hanya sesama umat Islam yang berbeda aliran atau ormas, NU sebagai ormas moderat bahkan secara lantang mengumandangkan ukhuwah bukan hanya sesama umat Islam namun ukhuwah juga diperlukan terhadap non muslim karena kebangsaan (ukhuwah wathaniyah) dan ukhuwah karena kemanusiaan apapun bangsanya (ukhuwah basyariyah/insaniyah). Jadi tidak ada problem antar ormas moderat begitu juga tidak ada problem Islam-Kristen dan sebagainya.

Jadi, faktanya seluruh ormas Islam moderat di Indonesia sudah bersatu bahkan sudah bersatu sejak dahulu dalam artian saling menghormati dalam ikatan ukhuwah. Bersatu dalam membentuk, memperjuangkan, mempertahankan hingga mengisi negeri ini dengan segenap jiwa raga.

Mengapa kemudian akhir-akhir ini ada kelompok yang menyerukan kembali persatuan Islam seolah-olah dalam peperangan atau diserang? Menyerukan bahwa umat Islam sedang didzhalimi dan tokohnya sedang didiskriminasi. Siapa mereka dan kelompok apa mereka?

Jika saat ini yang sedang gencar menyerukan persatuan adalah kelompok radikal maka sangat tepat bahwa mereka hakikatnya tidak sedang menyerukan persatuan melainkan mencari dukungan atas nama Islam untuk merusak. Jika yang merasa didzalimi adalah kelompok radikal maka sangat tepat karena hakikatnya merekalah yang melakukan kedzaliman karena merusak persatuan bangsa dan perdamaian antar agama. Jika tokohnya merasa didiskriminasi maka sangat wajar karena pada dasarnya tokohnya bukan menyeru kepada persatuan bangsa melainkan provokasi, mencela agama lain dan mengkoyak-koyak persatuan bangsa.

Jadi, umat Islam harus paham mana yang mengajak persatuan seluruh bangsa dan mana yang hanya mengajak persatuan kelompoknya dengan mengatasnamakan umat Islam. Mana kelompok yang hanya membela "ustadz" atau "ulamanya" namun tidak menghormati ulama yang lain. Jadi, ormas moderat, ulama moderat, pengajian ormas moderat dan umat Islam moderat semuanya baik-baik saja, adem ayem dan tidak ada masalah.

Umat Islam tidak boleh tertipu dengan kelompok yang mengatasnamakan umat Islam namun tujuannya hanya untuk merusak NKRI dan bertujuan menegakkan khilafah. Jangan terprovokasi dengan kelompok yang mengatasnamakan pengajian namun isinya hanya orasi politik, mencacimaki pemerintah dan menghina ulama moderat. Tidak boleh tertipu dengan kelompok yang menyeru persatuan Islam namun tujuannya hanya untuk menjauhkan umat dari ulama yang menyejukkan dan menjauhkan umat dari ajaran ahlussunnah wal jamaah yang bersendikan toleran dan menjunjung tinggi persatuan bangsa diatas kepentingan golongan.

Baca selanjutnya: Kualifikasi Ulama: Ilmu, Amal, Akhlak dan Cinta Tanah Air

Persatuan umat Islam sejatinya saat ini adalah sama-sama saling membantu untuk mengisi kemerdekaan dengan karya nyata. Membangun perekonomiam umat dan saling tolong-menolong untuk memajukan kesejateraan umat. Nahdlatul Ulama dengan konsep Islam Nusantara dan Muhammadiyah dengan konsep Islam Berkemajuan beserta ormas moderat lainnya adalah komitmen bersama umat Islam dalam menjaga persatuan. Merekalah perekat persatuan umat Islam yang akan terus menerus setia kepada NKRI untuk menjaga persatuan dan meningkatkan kemajuan bangsa.

No comments:

Post a Comment

Khutbah Jum'at: Bulan Muharram Sarana untuk Mengevaluasi Tradisi Kita

Bulan Muharram Sarana untuk Mengevaluasi Tradisi Kita Khutbah 1 اَلْحَمْدُ للهِ الْوَاحِدِ الْقَهَّارْ، اَلْعَزِيْزِ الْغَفَّارْ، مُكَوِّرِ ...