Tuesday, February 27, 2018

Metode Penentuan Ayat Makkiyah dan Madaniyah Serta Ciri-Cirinya


Ulama tafsir memiliki dua metode untuk menentukan ayat Makki dan Madani yakni metode Sima'i Naqli dan Qiyasi Ijtihadi.

1. Sima'i Naqli berarti metode pendengaran sebagaimana data atau riwayat yang ada.

Metode ini menekankan pada aspek riwayat yang shahih sehingga data yang disebutkan dapat dipercaya. Dapat dikonfirmasi dari keterangan para sahabat nabi yang hidup dalam suasana naungan wahyu sehingga sangat mengerti tentang tempat wahyu diturunkan. Para sahabatlah yang berperan aktif dalam proses turunnya wahyu baik mencatat maupun menghafalnya. Pengetahuan sahabat kemudian dikutip oleh tabi'in dan seterusnya tabi'ut tabi'in dan ulama setelahnya melalui atsar atau kitab-kitab tafsir, kitab asbabun nuzul dan kitab-kitab yang membahas seputar ilmu Al-Qur'an.

Terkadang terjadi perbedaan-perbedaan riwayat tempat turunnya ayat dikalangan ulama karena memang pengetahuan ini bukanlah hal yang diwajibkan. Tidak ada keterangan dari nabi tentang wajibnya memahami secara keseluruhan tempat turunnya ayat. Namun begitu, pengetahuan Makki dan Maddani sangat penting agar tidak terjadi kesalahan dalam memberlakukan hukum dan tahapan-tahapannya baik periode Mekkah maupun periode Madinah.

2. Qiyasi Ijtihadi yakni metode qiyas dan penelitian ilmiah.

Qiyas bermakna analaogi yakni menarik kesimpulan berdasarkan sifat-sifat yang muncul dari karakter ayat Makkiyah dan Madaniyah. Jika ayat mengandung sifat Makkiyah maka atau peristiwa Makkiyah maka disebut dengan ayat Makkiyah dan sebaliknya jika memiliki karakter dan kecenderungan Madaniyah maka disebut dengan ayat Madaniyah.

Karakter  dan sifat yang muncul dan mudah untuk dideteksi pembeda antara Makkiyah dan Madaniyah yakni tentang ada atau tidaknya kisah umat terdahulu  dan ada tidaknya kewajiban hukum. Jika mengandung kisah para nabi dan kaum terdahulu berarti disifati ayat Makkiyah dan jika mengandung pensyariatan hukum dan ketentuan-ketentuan hukum yang detail disifati dengan ayat Madaniyah.

Berikut ciri khas antara ayat Makkiyah dan Madaniyah.

A.  Ayat Makkiyah


  1. Mengandung ayat sajdah 
  2. Memuat lafadz kalla dipenghujung juz terakhir pada 15 surat sebanyak 30 kali dalam mushaf Al-Qur'an.
  3. Mengandung seruan lafadz ya ayyuhannas (wahai manusia) dan tanpa mengandung ya ayyuhalladzina amanu (wahai orang yang beriman) kecuali akhir surat Al-Hajj. 
  4. Surat yang mengandung kisah para nabi dan kaum terdahulu kecuali surat Al-Baqarah. 
  5. Memuat kisah nabi Adam dan provokasi Iblis kecuali pada surat Al-Baqarah. 
  6. Surat yang didahului oleh huruf muqatha'ah (huruf potongan berupa huruf hijaiyah) sebagai pembuka surat (fawatihus suwar) seperti Alim Lam Ra dan sebagainya kecuali surat Al-Baqarah dan Ali Imran dan diperselisihkan surat Ar-Ra'd. 
  7. Berisi tentang ajakan mengikuti seruan tauhid, hari kebangkitan, hari kiamat, surga dan neraka dan kisah kaum musyrik. 
  8. Memuat hukum undang-undang pokok, pentingnya akhlak mulia, tradisi jahiliyah dan tradisi kaum kafir. 
  9. Kata yang terangkai singkat, padat dan tegas disertai dengan sumpah. 


B. Ayat Madaniyah


  1. Berisi hukum-hukum wajib dan sanksinya. 
  2. Kisah orang munafik beserta sifat-sifatnya kecuali surat Al-Ankabut.
  3. Dialog Ahli Kitab yakni kalangan Yahudi dan Nasrani. 
  4. Berisi ayat ibadah, muamalah (transaksi), hukum keluarga, waris, hubungan sosial dan perjanjian damai. 
  5. Menjelaskan ajakan kepada Ahli Kitab untuk memeluk Islam, kerusakan agama mereka serta penyimpangan-penyimpangan kitab suci mereka. 
  6. Menerangkan perilaku orang munafik dan kejahatannya yang sangat merugikan bagi umat Islam.
  7. Redaksi ayatnya yang panjang, detail dan terperinci. 


No comments:

Post a Comment

Khutbah Jum'at: Bulan Muharram Sarana untuk Mengevaluasi Tradisi Kita

Bulan Muharram Sarana untuk Mengevaluasi Tradisi Kita Khutbah 1 اَلْحَمْدُ للهِ الْوَاحِدِ الْقَهَّارْ، اَلْعَزِيْزِ الْغَفَّارْ، مُكَوِّرِ ...