Wednesday, January 10, 2018

Rafidhi dan Nashibi, Dua Sekte Islam yang Salah Jalan


Disebut sebagai dua saudara kembar karena kedua sekte ini adalah sekte pencela. Bedanya, jika Rafidhi, Rawafidh atau Rafidhah adalah mencela sahabat nabi sedangkan Nashibi atau Nawashib adalah pencela dzuriyat, keluarga atau ahlul bait nabi.

Kelompok yang disebut kedua (Nashibi) yang menamakan diri mereka sebagai Salafi. Ulama Sunni menyebut kelompok mereka dengan Wahabi-Takfiri. Kelompok yang merasa pewaris tunggal tahta surga sehingga kelompok umat lain mereka anggap sesat (ahli bid'ah) dan penghuni neraka. Mengkafirkan umat Islam yang tidak sejalan dengan pemikiran dan penafsiran yang mereka pakai.

Jika Rafidhi adalah pecahan atau sempalan dari madzhab Syiah sedangkan Nashibi adalah sempalan dari madzhab Sunni. Disebut menyempal atau membelot karena tidak sesuai dengan ciri dari ajaran Islam yang memuliakan nabi, keluarga atau keturunan nabi (dzuriyat) dan sahabat nabi.

Maka bersyukurlah dan berbahagialah bagi kita yang dianugerahi sebagai umat Islam yang memiliki dua kecintaan yaitu cinta kepada nabi (hingga dzuriyatnya) dan kecintaan kepada sahabatnya. Dua kecintaan ini yang tidak diberikan kepada selain Ahlussunmah Wal Jama'ah (Aswaja) atau Sunni.

Bagi kelompok Rafidhi, mencintai hanya diberikan kepada ahlul bait atau keturunan  nabi. Mencintai sahabat nabi bagi mereka adalah kehinaan dan dosa. Mereka mengagungkan dzuriyat nabi bahkan memujanya namun sembari mencela sahabat nabi yang mereka anggap sebagai bagian dari ibadah dan berpahala. Mereka tidak akan menyematkan gelar kemuliaan radhiallahuanha untuk Aisyah dan gelar kemuliaan pada sahabat-sahabat nabi yang lain.

Sebaliknya, kelompok Nashibi mengagungkan sahabat sembari mencela dzuriyat nabi sehingga dijadikan sebagai sebuah doktrin dan kewajiban. Kita bisa saksikan kelompok Nashibi ini kerap menghujat habaib, ulama, auliya', kiai dengan membabi buta. Menuduh orang-orang yang menghormati mereka dan memuliakan mereka sebagai sebuah pengkultusan atau pemujaan.

Kita bisa saksikan kebencian dari mereka, para Nawashib sangat antidengan peringatan-peringatan yang didalamnya menyanjung atau menyebut nama-nama dzuriyat nabi dan ahlul bait. Membenci maulid, anti haul, anti ziarah, anti shalawat dan berbagai macam peringatan yang didalamnya disebutkan sirah (kisah-kisah) perjalanan hidup nabi dan keluarganya.

Tidak hanya itu, para Nawashib mencela keluarga nabi sebagai ahli neraka. Ayah dan ibunda nabi adalah umpan api neraka karena kekafiran dan kejahiliyahan. Menurut mereka, kedua orang tua nabi tidak akan selamat dari api neraka karena syariat nabi belum sampai kepadanya.

Dengan doktrin bahwa kedua orang tua nabi sesat dan ahli neraka, para Nashibi menelantarkan makam ibunda nabi dan berusaha membumihanguskan situs-situs, perjalanan sejarah dan jejak-jejak kehidupan nabi, iatri dan keluarganya.

Mendamaikan dan menyatukan kedua sekte ekstrim ini (Rafidhi dan Nashibi) adalah tidak mungkin untuk tidak mengatakan sulit. Dua kutub yang saling berseberangan dan bertentangan yang tidak akan bersatu hingga akhir zaman.

Bagi Sunni, kedua kelompok ekstrim ini adalah sebagai sebuah cobaan dan batu ujian. Hendaknya muslim Sunni untuk tidak terjebak kedalam dua kubangan kelompok ekstrim ini karena kedua sekte ini akan senantiasa meniupkan provokasi untuk tertarik dan larut mengikuti ideologinya.

Baca juga: Apakah Tahlilan Kematian Ada Dalilnya?

Jika Rafidhi memprovokasi Sunni agar membenci sahabat, mencela sahabat dan mencela orang-orang orang yang bukan keluarga nabi sebagai kelompok terlaknat dan sesat maka sebaliknya, kelompok Nashibi mengajak Sunni agar membenci keluarga atau ahlul bait nabi. Membenci habaib, ulama, kiai, para wali dan orang-orang shalih.

Dua karakter pencela dari kelompok ekstrim ini tidak akan pernah melekat dalam tubuh Sunni. Ahsunnah Wal Jamaah bukanlah kelompok pelaknat, pencela atau pencaci maki sahabat dan keluarga nabi. Sifat Aswaja adalah memuliakan, menghormati dan menjunjung tinggi orang-orang yang telah berjasa besar dan berjuang bersama nabi dalam menyebarkan syiar Islam. Tanpa kecintaan kita kepada nabi dan dzuriyatnya maka mustahil kita akan mendapatkan syafaat nabi.

Sebaliknya, kecintaan kita kepada sahabat nabi juga merupakan kecintaan kita kepada nabi. Betapa banyak para sahabat yang juga turut berjasa dalam membantu perjuangan nabi hingga akhirnya ajaran Islam tersebar keseluruh penjuru dunia.

Sahabat Muhajirin, sahabat Anshar, sahabat yang turut serta dalam perang Badar, sahabat dalam perang Uhud dan peperangan yang lain, sahabat para penghafal Al-Qur'an,  sahabat penulis wahyu Al-Qur'an, sahabat periwayat hadits dan sahabat-sahabat lain yang telah rela mengorbankan darah dan perjuangan hidupnya demi tersebarnya ajaran Islam. Mereka semua adalah sahabat-sahabat mulia yang perjuangannya dapat kita jadikan teladan dalam kehidupan kita.

Kelompok Rafidhi juga sangat anti dengan sahabat Abu Bakar, Umar dan Utsman. Mereka semua dianggap telah merampas kekuasaan politik (khalifah) pasca Rasulullah yang seharusnya diberikan kepada Ali bin Abi Thalib. Kebencian dan dendam dimasa lalu yang terbawa hingga kini karena konflik politik perang saudara.

Pendiri Nahdlatul Ulama, Hadratusy Syeikh KH. Hasyim Asy'ari dalam kitabnya Risalah Ahlussunnah Wal Jamaah telah memperingatkan umat Islam akan bahayanya kedua sekte ini. Mereka adalah ibarat duri dalam daging bagi umat Islam karena tidak sesuai dengan misi ajaran Islam yang memuliakan sahabat dan dzuriyat.

Wajib hukumnya bagi umat Islam untuk menolak dan membentengi akidahnya dari kedua sekte ektrim ini. Keberadaan Nahdlatul Ulama yang berarti kebangkitan ulama merupakan benteng pertahanan akidah Ahlussunnah Wal Jamaah bagi umat Islam dinusantara agar tidak dirusak oleh kedua sekte yang salah jalan ini. Berikut dawuh Hadratusy Syeikh KH. Hasyim Asy'ari tentang bahaya Rafidhi dan Nashibi (Wahabi):

و منهم فرقة يتبعون رأي محمد عبده و رشيد رضا , و يأخذون من بدعة محمد بن عبد الوهاب النجدي , و أحمد بن تيمية و تلميذه ابن القيم و ابن عبد الهادى , فحرموا ما أجمع المسلمون على ندبه , و هو السفر لزيارة قبر رسول الله صلى الله عليه و سلم , و خالفو هم فيما ذكر و غيره , قال ابن تيميه فى فتاويه : و اذا سفر لاعتقاده أنها أي زيارة قبر النبي فلى الله عليه و سلم طاعة , كان ذلك محرما باجماع المسلمين , فصار التحريم من الأمر المقطوع به .

Sebagian lagi ada golongan yang mengikuti kepada pendapat Muhammad Abduh dan Rasyid Ridha. Mereka mengikuti kepada perbuatan bid’ah Muhammad bin Abdul Wahab an-Najdi, Ahmad Ibnu Taimiyah, dan kedua muridnya, Ibnul Qayyim dan Ibnu Abdil Hadi. Golongan ini mengharamkan apa yang telah disepakati oleh mayoritas umat Islam untuk dilaksanakan sebagai sunnah Nabi, seperti berziarah ke makam Rasulullah. Mereka menolak semua hal yang telah disebutkan di atas dan hal-hal lainnya. Ibnu Taimiyah dalam kitab “Fatawi”-nya berpendapat: Apabila seseorang melakukan ziarah ke makam Rasulullah, karena yakin bahwa ziarah itu perbuatan taat, ziarah yang dianggapnya menurut Ibnu Taimiyah adalah haram yang telah disepakati oleh kaum muslimin, maka ziarahnya adalah perbuatan yang haram secara pasti.

ﻭﻣﻨﻬﻢ ﺭﺍﻓﻀﻴﻮﻥ ﻳﺴﺒﻮﻥ ﺳﻴﺪﻧﺎ ﺃﺑﺎ ﻳﻜﺮ ﻭﻋﻤﺮ ﺭﺿﻲ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻨﻬﻤﺎ ﻭﻳﻜﺮﻫﻮﻥ ﺍﻟﺼﺤﺎﺑﺔ ﺭﺿﻲ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻨﻬﻢ ﻭﻳﺒﺎﻟﻐﻮﻥ ﻫﻮﻯ ﺳﻴﺪﻧﺎ ﻋﻠﻲ ﻭﺃﻫﻞ ﺑﻴﺘﻪ ﺭﺿﻮﺍﻥ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻬﻢ. ﻗﺎﻝ ﺍﻟﺴﻴﺪ ﻣﺤﻤﺪ ﻓﻲ ﺷﺮﺡ ﺍﻟﻘﺎﻣﻮﺱ: ﻭﺑﻌﻀﻬﻢ ﻳﺮﺗﻘﻲ ﺇﻟﻰ ﺍﻟﻜﻔﺮ ﻭﺍﻟﺰﻧﺪﻗﺔ ﺃﻋﺎﺫﻧﺎ ﺍﻟﻠﻪ ﻭﺍﻟﻤﺴﻠﻤﻴﻦ ﻣﻨﻬﺎ.ﻗﺎﻝ ﺍﻟﻘﺎﺿﻲ ﻋﻴﺎﺽ ﻓﻲ ﺍﻟﺸﻔﺎ: ﻋﻦ ﻋﺒﺪ ﺍﻟﻠﻪ ﺑﻦ ﻣﻐﻔّﻞ ﺭﺿﻲ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻨﻪ ﻗﺎﻝ ﻗﺎﻝ ﺭﺳﻮﻝُ ﺍﻟﻠّﻪِ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ: ﻟﻠّﻪَ ﺍﻟﻠّﻪَ ﻓﻲ ﺃَﺻْﺤَﺎﺑِﻲ ﺍﻟﻠّﻪَ ﺍﻟﻠّﻪَ ﻓﻲ ﺃَﺻْﺤَﺎﺑِﻲ، ﻻ ﺗَﺘّﺨِﺬﻭﻫُﻢْ ﻏَﺮَﺿﺎً ﺑَﻌْﺪِﻱ ﻓَﻤَﻦْ ﺃَﺣَﺒّﻬُﻢْ ﻓَﺒِﺤُﺒّﻲ ﺃَﺣَﺒّﻬُﻢْ، ﻭَﻣَﻦْ ﺃَﺑْﻐَﻀَﻬُﻢْ ﻓَﺒِﺒُﻐْﻀِﻲ ﺃَﺑْﻐَﻀَﻬُﻢْ، ﻭَﻣَﻦْ ﺁﺫَﺍﻫُﻢْ ﻓَﻘَﺪْ ﺁﺫَﺍﻧِﻲ، ﻭَﻣَﻦْ ﺁﺫَﺍﻧِﻲ ﻓَﻘَﺪْ ﺁﺫَﻯ ﺍﻟﻠّﻪَ، ﻭَﻣَﻦْ ﺁﺫَﻯ ﺍﻟﻠّﻪَ ﻳُﻮْﺷِﻚُ ﺃَﻥْ ﻳَﺄْﺧُﺬَﻩ،{ ﻭﻗﺎﻝ ﺭﺳﻮﻝُ ﺍﻟﻠّﻪِ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ: } ﻻَ ﺗَﺴُﺒُّﻮﺍ ﺃَﺻْﺤَﺎﺑِﻲ، ﻓَﻤَﻦْ ﺳَﺒَّﻬُﻢْ ﻓَﻌَﻠَﻴْﻪِ ﻟَﻌْﻨَﺔُ ﺍﻟﻠﻪِ ﻭَﺍﻟﻤَﻼَﺋِﻜَﺔِ ﻭَﺍﻟﻨَﺎﺱِ ﺃَﺟْﻤَﻌِﻴْﻦَ، ﻻَ ﻳَﻘْﺒَﻞُ ﺍﻟﻠﻪُ ﻣِﻨْﻪُ ﺻَﺮْﻓﺎً ﻭﻻَ ﻋَﺪْﻻً،{ ﻭﻗﺎﻝ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ: }ﻻَ ﺗَﺴُﺒُّﻮﺍ ﺃَﺻْﺤَﺎﺑِﻲ، ﻓﺈﻧﻪُ ﻳَﺠِﻰْﺀُ ﻗَﻮْﻡٌ ﻓِﻲْ ﺁﺧِﺮِ ﺍﻟﺰَﻣَﺎﻥِ ﻳَﺴُﺒُّﻮْﻥَ ﺃَﺻْﺤَﺎﺑِﻲْ ﻓَﻼَ ﺗُﺼَﻠﻮّﺍ ﻋَﻠَﻴْﻬِﻢْ، ﻭَﻻَ ﺗُﺼَﻠَﻮّﺍ ﻣَﻌَﻬُﻢْ، ﻭَﻻَ ﺗﻨﺎﻛِﺤُﻮْﻫُﻢْ، ﻭَﻻَ ﺗُﺠَﺎﻟِﺴُﻮْﻫُﻢْ، ﻭَﺇِﻥْ ﻣَﺮِﺿُﻮْﺍ ﻓَﻼَ ﺗَﻌُﻮْﺩُﻭْﻫُﻢ ،{ ﻭﻋﻨﻪ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ: } ﻣَﻦْ ﺳَﺐَّ ﺃَﺻْﺤَﺎﺑِﻲْ ﻓَﺎﺿْﺮِﺑُﻮْﻩ ﻭﻗﺪ ﺃﻋﻠﻢ ﺍﻟﻨﺒﻲ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ﺃﻥ ﺳﺒﻬﻢ ﻭﺃﺫﺍﻫﻢ ﻳﺆﺫﻳﻪ، ﻭﺁﺫﻯ ﺍﻟﻨﺒﻲ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ﺣﺮﺍﻡ، ﻓﻘﺎﻝ: }ﻻَ ﺗُﺆْﺫُﻭْﻧﻲ ﻓِﻲْ ﺃَﺻْﺤَﺎﺑِﻲْ، ﻣَﻦْ ﺁﺫَﺍﻫُﻢْ ﻓَﻘَﺪْ ﺁﺫَﺍﻧِﻲْ،{ ﻭﻗﺎﻝ: } ﻻ ﺗﺆﺫﻭﻧﻲ ﻓﻲ ﻋﺎﺋﺸﺔ ﻭﻗﺎﻝ ﻓﻲ ﻓﺎﻃﻤﺔ ﺭﺿﻲ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻨﻬﺎ: ﺑﻀﻌﺔ ﻣﻨﻲ، ﻳﺆﺫﻳﻨﻲ ﻣﺎ ﺁﺫﺍﻫﺎ }.


Termasuk dalam katagori gerakan baru yang muncul di pulau Jawa adalah sekte Syi’ah Rafidhah, yakni golongan yang mencela sahabat Abu Bakar ra. dan Sayyidina Umar ra. Golongan ini juga membenci para sahabat, dan berlebih-lebihan dalam mencintai dan fanatik terhadap Sayyidina Ali ra. dan Ahli bait. Sayyid Muhammad Di dalam syarah Al-Qamus al-Munith berkata : sebagian dari mereka telah beridentitas sebagai kafir Zindiq, mudah-mudahan Allah menjaga kita dan kaum muslimin semua. Al-Qadli ‘Iyad di dalam kitab As-Syifa’ juga meriwayatkan sebuah hadits dari Abdullah bin Mughaffah ra.  ia berkata, Rasulullah saw. bersabda : “Takutlah kalian semua kepada Allah swt., takutlah kalian semua kepada Allah swt. dan berhati-hatilah kalian semua dalam menyikapi para sahabatku, mudah-mudahan Allah memberikan penjagaan kepada para sahabatku, janganlah kalian semua bermaksud buruk dan menganiaya mereka setelah kematianku. Barang siapa mencintai mereka maka dengan sepenuh hati aku mencintainya dan barang siapa membenci mereka maka dengan segala kebencianku pula aku membencinya. Barang siapa membenci dan menyakiti mereka berarti ia menyakitiku, barang siapa menyakitiku maka berarti menyakiti Allah, dan barang siapa menyakiti Allah maka bersiaplah untuk menerima adzhab Allah”. Dan Rasulullah saw. bersabda : “Janganlah kalian semua mencaci maki para sahabatku, karena sesungguhnya akan datang di akhir zaman nanti, sekelompok kaum yang mencela sahabat-sahabat ku, maka janganlah kalian semua menshalati janazah mereka, janganlah kalian semua sholat bersama mereka, janganlah kalian semua menjalin pernikahan dengan mereka. Jangan pula kalian berdiskusi bersama mereka, jika mereka sakit, maka jangan jenguk mereka”. Dan dari Rasulullah saw. bersabda : “Barang siapa mencela sahabat-sahabatku maka bunuhlah dia”. Pernyataan keras nabi ini menjelaskan kepada kita bahwa siapa saja yang menyakiti para sahabatnya maka berarti ia menyakiti nabi, dan menyakiti nabi Saw adalah haram”. Rasulullah saw. bersabda : “Janganlah kalian semua menyakitiku melalui para sahabatku, barang siapa menyakiti sahabat-sahabatku berarti ia menyakitiku. Dan nabi juga bersabda: jangalah kalian menyakitiku dengan cara menyakiti Aisyah dan nabi bersabda pula: janganlah pula dengan cara menyakiti diri Fatimah ra. karena ia adalah keratan darah dagingku, menyakitiku segala yang menyakitkan dirinya 

No comments:

Post a Comment

Khutbah Jum'at: Bulan Muharram Sarana untuk Mengevaluasi Tradisi Kita

Bulan Muharram Sarana untuk Mengevaluasi Tradisi Kita Khutbah 1 اَلْحَمْدُ للهِ الْوَاحِدِ الْقَهَّارْ، اَلْعَزِيْزِ الْغَفَّارْ، مُكَوِّرِ ...