Friday, April 13, 2018
Ketika Mas Santri Bertemu dengan Mbak Khilafah
A: Ayo gabung mas dengan HTI, bersama berjuang untuk Islam.
B: Mba ini orang mana?
A: Mahasiswi sini mas.
B: Dulu mondok di mana?
A: Pendidikan saya normal mas.
B: Normal? Maksudnya? Ada pendidikan tidak normal?
A: Hehe... Maksudnya dari SD sampai SMA umum, mas.
B: Oh, tapi hafal Alfiyah Ibnu Malik?
A: Alfiyah itu apa ya mas?
B: Kitab Nahwu.
A: Nahwu itu bahasa Arab ya mas?
B: Ilmu tentang gramatikal bahasa Arab, begitu singkatnya. Belajar subjek, predikat, objek, dan lainnya.
A: Oh, belum pernah mas.
B: Oh, masih Jurumiyyah ya?
A: Itu apa lagi mas?
B: Innalillah, gini deh. Hafal Quran nggak?
A: Baru tahsin 1 mas, hehe... Maklum, baru mulai ngaji semester tiga kemarin.
B: Astaghfirullah... Terus itu teriak-teriak khilafah kenapa?
A: Kan bagian dari Islam mas. Harus kita perjuangkan.
B: Udah pernah baca kitab fiqh, kayak Minhaj, I'anah, Fathul Mu'in, atau Fathul Qarib aja deh. Pernah?
A: Belum mas, saya tidak bisa baca kitab kuning.
B: Lah itu tahu khilafah dari mana?
A: Dari murabbi saya mas.
B: Hebat, punya murabbi. Ikut thariqah?
A: Bukan mas, murabbi liqa'.
B: Murabbinya belajar dari siapa?
A: Nggak tahu juga mas, tapi biasanya sih ngasih refrensi materi dari situs-situs internet atau video di youtube.
B: Kamu ini teriak khilafah bukan dari kitab, bukan juga dari orang yang jelas sanadnya sampai ke Rasulullah SAW. Kamu teriak khilafah dari mana dasarnya?
A: Situs di Google dan video dari murabbi mas.
B: Astaga, Pantas.
A: Pantas kenapa, mas?
B: Mahasiswi yang baik akan bertindak dan berpikir ilmiah. Ambil sesuatu dari sumber aslinya. Kalau karya ilmiah aja harus pakai jurnal primer, agama juga begitu. Ambil dari kitab-kitab mu'tabar (primer) yang ditulis oleh ulama-ulama kredibel dan diakui dari zaman ke zaman sejak dahulu. Mempelajari sesuatu itu juga harus kepada ahlinya, ada bukti tertulis dia bersambung sanadnya sampai Rasulullah SAW. Kalau ilmu agama tidak disandarkan kepada Rasulullah SAW apalagi ambil dari Google dan Youtube malah bisa jadi santri Syeikh Abu Google Al-Internety bin Listriky.
A: Tapi anu mas.... anu.... krik krik krik krik. 😂😂😂😂
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Khutbah Jum'at: Bulan Muharram Sarana untuk Mengevaluasi Tradisi Kita
Bulan Muharram Sarana untuk Mengevaluasi Tradisi Kita Khutbah 1 اَلْحَمْدُ للهِ الْوَاحِدِ الْقَهَّارْ، اَلْعَزِيْزِ الْغَفَّارْ، مُكَوِّرِ ...
-
Ini adalah kasus yg banyak wahabi tidak tau antara klompok “Wah_biyah dan Wahabi_yah” bedakan kata dan hurufnya. Ini menyangkut pendiri...
-
Saat ini di manapun berada kita menyaksikan berbagai bencana, mulai dari gunung meletus, gempa bumi,dan bencana-bencana lain. Siapapun ak...
-
Beliau (Sofyan Tsauri) sampai berani bersumpah atas nama ALLAH bahkan berani Bermubahalah jika ada yang menuduh dia berdusta atas apa yan...
-
Oleh Rijalul Wathon Al-Madury Sayyid Kamal al-Haydari yg dengan nama lengkap Kamal bin Baqir bin Hassan al-Haydari (السيد كمال بن باقر ...
-
Saya termasuk pengagum kitab-kitab Karya penulis Mesir Syaikh Muhammad Khalid Tsabit. Salah satu karya beliau yang pernah saya baca berju...
-
1. Sejak kemarin, pendukung Prabowo ramai bahas pembakaran bendera HTI di Garut, yg dilakukan kader Banser. Anehnya, pendukung Prabowo me...
-
Dalam dunia wali atau sufistik, tidak ada yang tidak mungkin. Semuanya dapat menjadi mungkin atas izin Allah. Gambar yang kami pasang di ...
-
Suatu ketika KH. Abdurrahman Wahid (Gus Dur) di ajak oleh Prof. Dr. Sayyid Aqiel Al-Munawwar ke makam kakeknya di Palembang. Sampai di...
-
Oleh Fatur Pertama di Era Jokowi ini, ada Bank Wakaf Mikro yang masuk dalam pengawasan OJK. Apa itu Bank Wakaf Mikro? Lalu apa hubunga...
-
Ini adalah sampul kitab berjudul “Risâlah Silsilah al-Tharîqatain al-Qâdiriyyah wa al-Naqsyabandiyyah” karangan Syaikh Abdul Karim Banten...
No comments:
Post a Comment