Sunday, August 5, 2018
NU Siap Menghadapi Perang Dunia Maya
Lihatlah hiruk pikuk dunia maya, terutama media sosial yang penuh dengan pertengkaran, ujaran kebencian (hate speech), dan konten-konten palsu (hoax).
Dunia maya hari ini adalah juga dunia yang sedang dilanda perang. Secara fisik mungkin semua orang kelihatan baik-baik saja. Tapi, korban-korban kejiwaan berjatuhan tak terhitung jumlahnya. Mereka yang kurang pintar sejak lahir dan belum pernah punya pengalaman menjadi pintar, jelas merupakan kelompok yang paling rentan. Apa boleh buat, ini perang. Dan para pendatang baru dunia maya dengan senjata HP-nya, dan dikendalikan oleh pembenci kedamaian. Kita diperalat oleh segelintir orang yang haus akan gelimangnya harta benda.
Makin maraknya pertengkaran, ujaran kebencian, dan berita palsu memenuhi media sosial, sehingga dianggap suatu kebenaran. Penyakit sesungguhnya adalah berkurangnya keinginan mencari bukti, mempertanyakan sesuatu, dan berpikir kritis.
Dalam perang, hanya ada dua istilah. Kalau bukan teman, ya berarti musuh. Kalau tidak menang, ya pastinya kalah. Kalau tidak hidup, ya pastinya mati. Tidak ada istilah mohon maaf, karena dalam peperangan jika tidak membunuh, ya dibunuh.
Dan saat ini dalam dunia maya, di negara kita tercinta terjadi perang terbuka antara pendukung Pancasila dengan yang berusaha mengganti Pancasila. Namun yang bakal jadi korban adalah Islam, karena Islam dijadikan tameng (perisai) oleh mereka yang anti Pancasila. Pendukung Pancasila dimotori oleh Nahdlatul Ulama (NU) yang moderat harus melawan gerakan Islam Radikal transnasional yang dimotori oleh Ikhwanul Muslimin & Wahabi yang ingin mengganti Pancasila.
Pertanyaannya adalah mengapa sesama Islam kok bisa perang? Jawabnya adalah karena memang ada kelompok Islam yang berfikiran radikal. Keradikalan pikiran tersebut juga dituangkan dalam tindakan nyata, maka terjadilah perang tersebut.
Satu diantara ciri radikal adalah merasa benar sendiri dan memaksakan kehendak. Pemaksaan kehendak dan sikap monopoli kebenaran tersebut diimplementasikan dalam 2 agenda, yaitu:
~ Pemaksaan agenda wahabisasi di Indonesia.
~ Pemaksaan agenda khilafah di Indonesia.
Dan ternyata salah satu penghalang dari Grand Design mereka adalah NU. Karena NU istiqomah berpaham Ahlussunnah wal Jamaah (Aswaja), yang mana Aswaja itu bertolak belakang dengan Wahabi. Dan lagi NU konsisten terhadap 4 pilar, PBNU (Pancasila, Bhinneka Tunggal Ika, NKRI, UUD 1945), atau dengan kata lain NU itu menegakkan konsep religius nasionalis, bukan religius fundamentalis yang anti nasionalis. NU itu Islam berkebangsaan, Islam Indonesia, Islam Nusantara.
Model Islam yang seperti ini tidak dikehendaki oleh kelompok radikal yang mana mereka ingin menerapkan Islam ala Timur Tengah sekalian mengimpor budayanya, yang berpaham Wahabi.
Karena NU dianggap penghalang agenda mereka, maka NU diserang dari segala penjuru arah mata angin, dari darat, laut, dan udara.
Tak mempan menyerang organisasi NU, maka mereka menyerang tokoh-tokoh NU. Serangan ke tokoh NU dihadapi oleh Nahdliyyin dengan kompak, sehingga bisa dipatahkan serangan tadi. Gagal serang tokoh NU, mereka memanfaatkan kaum Nahdliyin dengan perpolitikan Indonesia, karena mereka tahu bahwa Nahdliyyin akan bisa dipecah dengan politik untuk memilih pemimpin negara. Berbagai doktrin pasti akan termakan oleh sebagian Nahdliyyin sehingga bisa dibenturkan, diadu domba sesama Nahdliyyin.
Lihatlah, grup-grup yang berafiliasi ke NU!!! Satu persatu tumbang dan jatuh ke tangan mereka, karena admin grup saling curiga. Itulah yang diinginkan oleh mereka, agar kita lengah dan mudah dikuasai. NU yang terbiasa dengan suatu perbedaan, malah dirubah oleh admin grup menjadi monopoli kebenaran menurut kepercayaan si admin. Sehingga jika ada yang berbeda pendapat, atau yang kelihatan nyeleneh maka akan ditendang keluar bahkan diblokir. Pokoknya yang paling benar dan merasa paling mengerti NU secara absurd itu hanya admin.
Jika terus terjadi demikian, maka tunggulah waktunya grup-grup itu tumbang dan beralih tangan. Grup yang seharusnya menjadi benteng dalam menjaga keutuhan NKRI dalam menangkal faham anti Pancasila bisa direbut oleh mereka, sehingga mereka bisa leluasa menyebarkan propaganda anti Pancasila dengan bertameng Islam.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Khutbah Jum'at: Bulan Muharram Sarana untuk Mengevaluasi Tradisi Kita
Bulan Muharram Sarana untuk Mengevaluasi Tradisi Kita Khutbah 1 اَلْحَمْدُ للهِ الْوَاحِدِ الْقَهَّارْ، اَلْعَزِيْزِ الْغَفَّارْ، مُكَوِّرِ ...
-
Beliau adalah KH Muhammad Zaini Abdul Ghani, seorang ulama besar yang sampai akhir hayat beliau masih memberikan ilmu agama bagi masya...
-
Beliau (Sofyan Tsauri) sampai berani bersumpah atas nama ALLAH bahkan berani Bermubahalah jika ada yang menuduh dia berdusta atas apa yan...
-
Di dalam Sejarah Melayu dan Hikayat Raja-Raja Pasai, terdapat sebuah hadits yang menyebutkan Rasulullah menyuruh para sahabat untuk berda...
-
Saya termasuk pengagum kitab-kitab Karya penulis Mesir Syaikh Muhammad Khalid Tsabit. Salah satu karya beliau yang pernah saya baca berju...
-
Suatu ketika KH. Abdurrahman Wahid (Gus Dur) di ajak oleh Prof. Dr. Sayyid Aqiel Al-Munawwar ke makam kakeknya di Palembang. Sampai di...
-
Ini adalah sampul kitab berjudul “Risâlah Silsilah al-Tharîqatain al-Qâdiriyyah wa al-Naqsyabandiyyah” karangan Syaikh Abdul Karim Banten...
-
Berikut ini adalah wejangan Abuya Sayyid Muhammad Alwi Al-Maliki. 1. Siapa saja yang memiliki kitab wiridku, berarti ia telah mendapatk...
-
PENGERTIAN DAN DEFINISI AHLUSSUNNAH WALJAMAAH Ahlussunnah Wal Jamaah adalah aliran Islam terbesar yang prinsip dasar ideologinya adalah...
-
_Sanad Madzhab al-Asy'ari di Indonesia_ Para ulama Tanah Air, seperti KH. Moh. Hasyim Asy'ari Jombang, KH. Nawawi bin Nur Hasan...
-
Menurut Aswaja-Sunni, Salafi berarti lampau atau yang telah lalu. Lawan katanya adalah khalaf/khalafi yang berarti terkini atau kekinian....
No comments:
Post a Comment