Dua ormas besar ini memang selalu konsisten dalam menjaga NKRI. Hal ini menjiwai dari para pendirinya yaitu Hadratussyeikh KH. Hasyim Asy'ari dan KH. Ahmad Dahlan sebagai dua figur karena jiwa nasionalismenya yang telah mengkristal dan tidak diragukan . Tak salah jika kedua tokoh ini beserta ormasnya berperan penting dalam membentuk, mempertahankan dan memperjuangkan NKRI. Jadi, jika ingin merusak NKRI maka hancurkan dahulu kedua ormas ini.
Disaat gelombang intoleransi dan radikalisme semakin merebak dinegeri ini maka jagalah kedua ormas ini. Persahabatan suci kedua tokoh ini harus selalu kita jaga dan kita wariskan untuk memupuk persatuan umat Islam demi menjaga NKRI. Tanpa adanya kedua ormas ini, mungkin sudah sejak dulu NKRI dilumat oleh monster yang bernama radikalisme.
Jika Muhammadiyah lahir terlebih dahulu dari NU maka Muhammadiyah sebagai kakak harus selalu dapat dijadikan sebagai contoh adiknya dalam memupuk nasionalisme. Jika NU adalah ormas terbesar melampaui Muhammadiyah maka NU yang merupakan simbologi dari kebangkitan ulama harus bisa menjadi contoh bagi Muhammadiyah dalam menebarkan akhlaqul karimah ditengah masyarakat sebagai pewaris para nabi.
NU dan Muhammadiyah harus siap "tempur" dalam menghadapi "perang" sosial media menghadapi kelompok intoleran. Melawan para penebar hoaks yang memiliki satu bidikan yaitu menghancurkan NKRI. Tanpa kekompakan kedua ormas pembentuk NKRI ini, maka cepat atau lambat NKRI akan tamat riwayat dan menyandang gelar almarhum.
Tidak ada kata kalah dalam membela kebenaran dan melawan kebatilan. Jika mengalah maka akan kalah dan pejuang kebenaran tidak layak kalah dengan kelompok perusak. Bukan saatnya sekarang yang waras ngalah. Saatnya yang waras tidak boleh lagi ngalah sebab jika yang waras ngalah maka akan banyak tumbuh kelompok-kelompok yang tidak waras.
Jika ingin negara ini tetap waras maka jadilah manusia waras yang selalu istiqamah menghadapi kelompok yang tidak waras. Jika diam dan apatis maka NU dan Muhammadiyah akan ketularan tidak waras.
NU dan Muhammadiyah harus selalu siap siaga menjadi garda terdepan NKRI. Walau menjadi ormas terbesar, bukan saatnya untuk berbangga diri namun harus selalu waspada karena para perusuh dan musuh NKRI semakin bergentayangan. Jika dulu musuh NKRI adalah imperialisme yang mudah dideteksi maka sekarang musuh NKRI bersembunyi dibalik akun dan situs yang bersimbol syariah yakni memanipulasi syariah dan Tuhan untuk menggusur NKRI.
Jargon perusak NKRI bukan lagi devide et impera tapi Indonesia milik Allah, NKRI bersyariah dan kembali kepada Al-Qur'an dan sunnah manhaj salaf ala takfiri.
Jika NU punya slogan NKRI Harga Mati untuk menunjukkan kecintaan kepada NKRI dengan nyawa maka Muhammadiyah tak perlu bimbang dan ragu untuk tetap setia kepada NKRI. Muhammadiyah tidak harus punya slogan kreatif bid'ah hasanah atau hubbul wathan minal iman. Yang penting jangan berbalik kebelakang apalagi lari dari medan jihad menjaga NKRI. Yakinkan pada NU bahwa Muhammadiyah sejak dahulu saat berdiri, hari ini hingga hari kiamat akan terus bersama NU hidup dan mati lahir batin mencintai NKRI.
Muhammadiyah jangan terpesona dan tergiur dengan iming-iming tetangga sebelah yang berencana makar untuk menggulingkan NKRI. Muhammadiyah adalah simbologi pengikut kanjeng nabi sayyidina Muhammad yang sangat anti dengan intoleran, radikal dan terorisme. Ajaran nabi Muhammad yang akan selalu dicontoh oleh Muhammadiyah adalah semangat toleransi, cinta kasih dan pemberi rahmat bagi sekalian alam.
Saatnya NU dan Muhammadiyah bersatu padu menyatukan barisan. Walau sedikit perbedaan cara memuji Allah swt., namun banyaknya persamaan adalah senjata yang ampuh untuk terus setia bersama NKRI. Nahkoda kapal besar yang bernama NKRI itu adalah NU dan Muhammadiyah. Jika kedua nahkoda ini rusak ikatan damainya dan terprovokasi oleh penyusup yang akan merusak, melobangi dan memecahkan kapal, maka tunggulah tenggelamnya kapal.
No comments:
Post a Comment