Thursday, March 15, 2018

Benarkah Kapal Nabi Nuh (Noah Ark) berasal dari Jawa?


Sejak ditemukannya situs bahtera Nabi Nuh oleh Angkatan Udara Amerika serikat, tahun 1949, yang menemukan benda mirip kapal di atas Gunung Ararat-Turki dari ketinggian 14.000 feet (sekitar 4.600 M). Dan di muat dalam berita Life Magazine pada 1960, saat pesawat Tentara Nasional Turki menangkap gambar sebuah benda mirip bahtera yang panjangnya sekitar 150 M. Penelitian dan pemberitaan tentang dugaan kapal Nabi Nuh AS (The Noah’s Ark) terus berlanjut hingga kini.

Seri pemotretan oleh penerbang Amerika Serikat, Ikonos pada 1999-2000 tentang adanya dugaan kapal di Gunung Ararat yang tertutup salju, menambah bukti yang memperkuat dugaan bahtera Nabi Nuh itu. Kini ada penelitan terbaru tentang dari mana bahtera Nabi Nuh itu berangkat. Atau di mana bahtera Nabi Nuh itu dibuat ?

Baru-baru ini, gabungan peneliti arkeolog-antropolgy dari dua negara, China dan Turki, beranggotakan 15 orang, yang juga membuat film dokumenter tentang situs bahtera Nabi Nuh itu, menemukan bukti baru. Mereka mengumpulkan artefak dan fosil-fosil berupa; serpihan kayu kapal, tambang dan paku.

Hasil Laboratorium Noah’s Ark Minesteries International (China-Turki), setelah melakukan serangkaian uji materi fosil kayu oleh tim ahli tanaman purba, menunjukan bukti yang mengejutkan, bahwa fosil kayu bahtera Nabi Nuh AS berasal dari kayu jati yang ada di Pulau Jawa.

Mereka telah meneliti ratusan sample kayu purba dari berbagai negara, dan memastikan, bahwa fosil kayu jati yang berasal dari daerah Jawa Timur dan Jawa Tengah 100 persen cocok dengan sample fosil kayu bahtera Nabi Nuh. Sebagaimana diungkap oleh Yeung Wing, pembuat film documenter The Noah’s Ark, saat melakukan konfrensi pers di Hongkong, Senin (26/4/2010) yang lalu.

“Saya meyakini 99 persen, bahwa situs kapal di Gunung Ararat, Turki adalah merupakan fosil Kapal Nuh yang ribuan tahun lalu terdampar di puncak gunung itu, setelah banjir besar menenggelamkan dunia dalam peristiwa mencairnya gletser di kedua kutub”,  jelas Yeung Wing.

Dr.Mehmet Salih Bayraktutan PhD, yang sejak 20 Juni 1987 turut meneliti dan mempopulerkan situs bahtera Nabi Nuh, mengatakan: “Perahu ini adalah struktur yang dibuat oleh tangan manusia”. Dalam artikelnya juga mengatakan, lokasinya di Gunung Judi (Ararat) yang disebut dalam Al Qur’an, Surat Hud ayat 44. Sedangkan dalam Injil : Perahu itu terdampar diatas Gunung Ararat (Genesis 8 : 4).

Menurut peneliti The Noah’s Ark, bahtera dibuat di puncak gunung oleh Nabi Nuh, tak jauh dari desanya. Lalu berlayar ke antah beranta, saat dunia ditenggelamkan oleh banjir besar. Berbulan-bulan kemudian, bahtera Nabi Nuh merapat di sebuah daratan asing. Ketika air menjadi surut, maka tersibaklah bahwa mereka terdampar di puncak sebuah gunung.

Bila fosil kayu bahtera itu menunjukan berasal dari kayu jati, dan itu hanya tumbuh di Indonesia jaman purba, boleh jadi Nabi Nuh dan umatnya dahulu tinggal di sana. Saat ini kita dapat saksikan dengan satelit, bahwa gugusan ribuan pulau itu (Nusantara), dahulu merupakan daratan yang luas.

Sedangkan Dr.Bill Shea, seorang antropolog, menemukan pecahan-pecahan tembikar sekitar 18 M dari situs bahtera Nabi Nuh. Tembikar ini memiliki ukiran-ukiran burung, ikan dan orang yang memegang palu dengan memakai hiasan kepala bertuliskan Nuh.

Dia menjelaskan, pada jaman kuno, barang-barang tersebut dibuat oleh penduduk lokal di desa itu untuk dijual kepada para peziarah situs bahtera. “Sejak jaman kuno hingga saat ini, fosil kapal tersebut telah menjadi lokasi wisata“, ujarnya.

Beberapa Fakta Tentang Penemuan Perahu Nabi Nuh

1. Penemuan Baterei

Para peneliti dari Rusia menemukan 500 artefak yang diperkirakan merupakan sebuah baterei elektrik purba yang dipergunakan untuk membuat logam. Hal tersebut juga membuktikan bahwa pada jaman Nabi Nuh telah dikenal sifat-sifat kelistrikan.

Para peneliti juga menemukan pada areal penemuan bahtera (perahu) Nabi Nuh tersebut, penemuan molekul baja yang diperkirakan berjenis “Vessel” ini telah berumur lebih dari 100.000 tahun, menurut para peneliti, molekul baja tersebut dibuat oleh tangan-tangan manusia.

2. Struktur Bahtera Perahu Nabi Nuh

Menurut para ahli, Nabi Nuh membuat bahtera (perahu) di sekitar tahun 2465 SM, kemudian terjadi hujan lebat selama berhari-hari sehingga menciptakan sebuah malapetaka air-bah yang sangat besar, serta menutup sebagian permukaan bumi, peristiwa ini terjadi pada kisaran tahun 2345 SM.

Bahtera (perahu) Nabi Nuh bentuknya tidak sama dengan dengan perahu-perahu atau kapal-kapal laut yang ada pada saat ini. Bahtera Nabi Nuh berukuran sangat besar dan kokoh, yang terbuat dari susunan kayu jati dan berdasarkan hasil penelitian berasal dari wilayah sekitar Jawa Timur dan Jawa Tengah.

Menurut Dr. Whitcomb, bahtera Nabi Nuh ini mampu mengangkut 3.700 mamalia, 8.600 jenis unggas, 6.300 jenis reptilia, 2.500 jenis amphibia, dan sisanya yaitu para pengikut Nabi Nuh sendiri. Seluruh muatan kapal tersebut diperkirakan seberat 24.300 ton.

3. Peristiwa Gempa Bumi

Pada tanggal 2 Mei 1988, telah terjadi suatu peristiwa gempa bumi di wilayah pegunungan Ararat yang bersalju ini dan membuka misteri yang sangat berharga ini yaitu bahtera (perahu) Nabi Nuh yang telah tersimpan sekitar 5000 tahun lamanya.

Setelah peristiwa gempa bumi tersebut, ditemukan sebuah lubang batu besar dengan sebuah lubang pahatan yang disinyalir merupakan “Drogue Stones” yang digunakan pada bagian belakang kapal untuk menstabilkan pergerakan kapal di laut. Drogue Stones ini banyak digunakan pada teknologi perahu.

No comments:

Post a Comment

Khutbah Jum'at: Bulan Muharram Sarana untuk Mengevaluasi Tradisi Kita

Bulan Muharram Sarana untuk Mengevaluasi Tradisi Kita Khutbah 1 اَلْحَمْدُ للهِ الْوَاحِدِ الْقَهَّارْ، اَلْعَزِيْزِ الْغَفَّارْ، مُكَوِّرِ ...