Bali yang termasyhur sebagai Pulau Dewata dan tujuan wisata nomor wahid di Indonesia juga menyimpan khazanah dakwah Islam. Jika di Jawa di ketahui ada Wali Songo, di Bali ada Wali pitu (7) alias Sab’atul Awliya’ . Sebagaimana makam para wali di Jawa, makam tujuh wali di Bali juga di ziarahi kaum muslimin.
Di beberapa tempat terdapat makam para wali, seperti di Denpasar, Karangasem, Tanah Lot. Jumlahnya tujuh, karena itu disebut juga Wali Pitu. Seperti halnya makam Wali Songo di Jawa, makam ketujuh wali di Bali juga sering di ziarahi kaum muslimin dari berbagai penjuru tanah air.
Seperti halnya di kompleks makam para wali di Jawa, di sekitar makam Wali Pitu di Bali juga tumbuh pasar rakyat tradisional seperti warung-warung makan, pedagang bakso, toko buku dan kitab. Tentu saja juga ada yang berjualan berbagai peralatan ibadah seperti baju koko, sarung, kopiah, tasbih, minyak wangi.
Pulau Bali menyimpan jejak dakwah Islam yang masyhur yang turut menambah deret tujuan pariwisata di pulau yang dikenal sebagai pulau dewata. Terdapat 7 (tujuh) makam wali yang dianggap keramat yang tersebar di beberapa tempat, karena itu disebut juga Wali Pitu atau Wali Tujuh, yang hingga saat ini kerap diziarahi kaum muslim maupun non muslim dari berbagai penjuru tanah air.
Mereka adalah Wali Pitu (7) Sab’atul Awliya’:
1. Raden Mas Sepuh/ Pangeran Amangkuningrat (Keramat Pantai Seseh)
2. Habib Umar bin Maulana Yusuf Al Maghribi (Keramat Bukit Bedugul)
3. Habib Ali bin Abu Bakar bin Umar bin Abu Bakar Al Hamid (Keramat Pantai Kusamba)
4. Habib Ali Zainal Abidin Al Idrus (Keramat Karangasem)
5. Syeikh Maulana Yusuf Al Baghdadi Al Maghribi (Keramat Karangasem)
6. Syeikh Abdul Qodir Muhammad (Keramat Karangrupit)
7. Habib Ali bin Umar bin Abu Bakar Bafaqih (Jembrana)
Baca lainnya: Biografi Syeikh Muhammad Arsyad A-Banjari
Islam telah masuk ke Pulau Bali semenjak abad ke-15 M, yang dibuktikan oleh catatan lokal saat Dalem Ketut Ngelesir menjadi raja Gelgel pertama (1380—1460 M) dan mengadakan kunjungan ke keraton Majapahit atas undangan Prabu Hayam Wuruk. Beliau pulang ke Bali dengan diiringi 40 (empat puluh) orang dari Majapahit, yang konon di antara mereka terdapat Raden Modin dan Kiai Abdul Jalil.
Peristiwa ini dijadikan patokan masuknya Islam di Pulau Bali yang bermula di kerajaan Gelgel, dan berkembang terus hingga saat ini. [dutaislam.com/pin]
No comments:
Post a Comment