Monday, March 12, 2018
Suara NU dalam Politik Kebangsaan
Oleh Suryono Zakka
NU memang bukan partai politik sebagaimana khittahnya. NU adalah ormas yang bergerak dalam bidang sosial, pendidikan dan keagamaan. NU mengemban mandat dari pendirinya yakni amanah sebagai benteng Aswaja dan benteng NKRI.
Walau bukan partai politik, suara kaum Nahdliyin sangat penting bagi masa depan bangsa. Baik atau buruknya, maju dan mundurnya NKRI terletak dari suara kaum Nahdliyin. Suara NU adalah arus utama menentukan masa depan NKRI.
Walau tidak terlibat dalam ruang politik praktis, tokoh-tokoh NU dan ulama NU memiliki strategi politik agar NU senantiasa hidup dan mewarnai politik kebangsaan NKRI.
Strategi politik NU yang pertama adalah diberikannya kebebesan bagi warga NU untuk ikut dalam partisipasi politik baik dipilih maupun memilih. NU tidak memberikan pilihan politik untuk memilih salah satu partai tertentu sehingga warga Nahdliyin diberikan kebebasan seluas-luasnya untuk memilih hak politiknya.
Dengan tidak mengacu kepada salah salah satu partai politik tertentu berarti warga NU tersebar dimana-mana walau warga NU tidak kemana-mana. Warga NU boleh masuk partai berlabel Islam maupun nasionalis asalkan memiliki cita-cita untuk memajukan bangsa.
Walau partai yang memiliki warna ke-NU-an dan secara ideologis berafiliasi kepada NU adalah PKB bukan berarti orang-orang NU hanya ada di PKB. Keberadaan PKB adalah sebagai simbol keseimbangan antara golongan Nasionalis dan Islamisis. PKB memang memiliki warna agama namun sangat nasionalis.
Suara NU tersebar dipartai apapun. Dengan tersebarnya suara Nahdliyin maka NU akan selalu menjadi juru kunci bagi NKRI. Partai apapun yang menang maka yang menang sejatinya adalah NU. Jika yang nampak lahiriahnya adalah partai tertentu namun yang menang secara batiniyah tetaplah NU.
Warga NU bisa saja tersebar diberbagai partai nasionalis. Warga Nahdliyin bisa saja ada PDI-P, Golkar, Nasdem, Gerindra, Hanura dan sebagainya. NU akan selalu berdiaspora secara politik untuk menjaga keseimbangan. Jika masuk dipartai nasionalis akan membawa warga keagamaan dan jika masuk dipartai agamis akan membawa warna nasionalisme.
Strategi politik NU adalah upaya NU untuk meredam partai radikal atau minimal partai yang didalamnya mengakomodasi kelompok radikal. Walau NU bukan partai politik, warga NU harus melek politik agar tidak kalah dalam kancah politik terutama menghadapi kelompok radikal. Walau kelompok radikal bersifat laten dan terselubung namun gejala-gejala radikalisasi agama dan bangsa semakin muncul. Untuk itu, walau warga Nahdliyin punya kebebasan berpolitik namun kebebasan tersebut harus bertanggungjawab yakni pilihlah partai apa saja selagi mendukung NKRI dan tidak membahayakan masa depan NKRI.
Bagaimana jika ada partai yang membela atau diboncengi kelompok radikal? Maka jangan memilih partai tersebut agar tidak menjadi besar yang akhirnya menjadi musuh negara. Kejelian dalam memilih partai perlu dicermati agar tidak salah dalam memilih yang akhirnya memiliki garis ideologi yang berseberangan dengan NU bahkan NKRI.
Akan menjadi fatal jika partai yang memimpin dan mayoritas dinegeri ini didompleng oleh kelompok garis keras. Dengan besarnya mereka berarti mengancam masa depan NU dan NKRI yang akhirnya akan menjadi musuh.
Saat ini perang pemikiran (proxy war) mencapai puncaknya. Jika warga NU tak berhati-hati dan waspada maka akan terkena propaganda kelompok radikal yang bercita-cita mengubah Dasar Negara. Apa jadinya jika selama ini kita mendukung partai tertentu, mengeluarkan dana yang banyak untuk mendukung partai tersebut namun akhirnya menjadi musuh karena menggaungkan ideologi khilafah dan memusuhi NKRI.
Jadi, kendati NU bukan partai politik namun warga NU harus paham dengan gaya politik NU yakni politik kebangsaan dan politik keindonesiaan. Berpolitik dalam rangka membangun bangsa dan menjaga keutuhan NKRI. Siapapun pemimpinnya, NU akan selalu mendukung dan tidak akan membelot dari pemerintahan yang sah. Jika pemerintah dan pimpinan tidak adil maka NU akan senantiasa amar ma'ruf nahi munkar dengan cara yang ma'ruf.
Dalam urusan politik, warga NU harus cerdas memilih dan memilah pilihan politiknya. Warga NU tidak boleh lugu dan buta politik yang akhirnya suara NU dimanfaatkan oleh kelompok tertentu untuk mendulang suara. Silakan berpolitik, berpolitiklah secara sehat dan berhati-hatilah dalam menentukan pilihan politiknya. Pilihlah partai yang agamis namun nasionalis dan pilihlah yang nasionalis namun juga tidak mengabaikan pesan agama. Jangan sekali-kali warga NU menjatuhkan pilihan politik kepada kelompok radikal karena hal itu menciderai, mengotori dan mengkhianati perjuangan NU.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Khutbah Jum'at: Bulan Muharram Sarana untuk Mengevaluasi Tradisi Kita
Bulan Muharram Sarana untuk Mengevaluasi Tradisi Kita Khutbah 1 اَلْحَمْدُ للهِ الْوَاحِدِ الْقَهَّارْ، اَلْعَزِيْزِ الْغَفَّارْ، مُكَوِّرِ ...
-
Jika Asma Allah diucapkan sekali saja dengan lisan, itu disebut dzikir (mengingat) lisan, namun jika Nama Allah diingat dengan hati, maka...
-
Soeharto Lahir di Kemusuk, Argomulyo, Yogyakarta, 8 Juni 1921. Ia lahir dari keluarga petani yang menganut Kejawen. Keyakinan keluarga...
-
Beliau adalah KH Muhammad Zaini Abdul Ghani, seorang ulama besar yang sampai akhir hayat beliau masih memberikan ilmu agama bagi masya...
-
A. Secara Etimologis (Bahasa) 1. Menurut Al-Lihyani (w. 215 H) Kata Al-Qur'an berasal dari bentuk masdar dari kata kerja (fi'...
-
Pak Somad mengharamkan lomba kicau burung. Dia ternyata ahli Fiqhi yg lebih hebat daripada Syaikhul Islam Zakaria al-Anshari, Ulama Besar...
-
Oleh Rijalul Wathon Al-Madury Sayyid Kamal al-Haydari yg dengan nama lengkap Kamal bin Baqir bin Hassan al-Haydari (السيد كمال بن باقر ...
-
Ir. KPH. Bagas Pujilaksono Widyakanigara, M. Sc., Lic. Eng., Ph. D. Fakultas Teknik/Sekolah Pascasarjana Universitas Gadjah Mada ...
-
Info dari Ustadz Muafa (Syaikhul Pramukiyyin /Mantan Syabab HT), yaitu berkaitan dgn para senior/pembesar HT Pusat, khususnya yg ada di ...
-
Bantahan untuk Buya, yang mengatakan Nyanyian Lagu “Saben Malem Jum'at Ahli Kubur Mulih Nang Umah” adalah lagu hayalan yang bertentan...
-
Oleh Gus Nadirsyah Hosen Beredar di media sosial (medsos) potongan gambar yang berisi keterangan sebagai berikut: كان صلى الله عل...
No comments:
Post a Comment