Monday, April 2, 2018

Jadilah NU dan Muhammadiyah yang Kaffah! Jangan Rasa Wahabi! Jangan Rasa Khilafah!


Oleh Suryono Zakka

Kita sepakat bahwa NU dan Muhammadiyah sudah jelas jasanya untuk negeri ini. Saat memperjuangkan negeri ini, membentuk fondasi kebangsaan, merumuskan dasar negara hingga sebelum negeri ini lahir, NU dan Muhammadiyah sudah tak terhitung andilnya. Mengislamkan Nusantara dengan semangat moderatisme, inklusivisme dan toleransi.

Walau berbeda model dakwah dan basis massanya, NU dan Muhammadiyah ibarat adik dan kakak yang rukun dan tak suka berantem. NU sebagai adik karena terlahir lebih belakangan, akan senantiasa menghormati Muhammadiyah sebagai sang kakak. Demikian pula Muhammadiyah sebagai kakak akan senantiasa menyayangi NU, memberikan teladan untuk terus semangat mengibarkan dakwah kanjeng Nabi Muhammad saw. Dengan semangat persaudaraan ini, NU dan Muhammadiyah akan senantiasa istiqamah menjadi garda terdepan penjaga NKRI.

Adanya upaya kelompok tertentu yang merongrong kedaulatan NKRI dan memecah belah persatuan, NU dan Muhammadiyah perlu meningkatkan perannya. Warga NU dan Muhammadiyah harus siap membuktikan kecintaannya kepada NKRI dengan tetap setia kepada Pancasila dan UUD 1945.

Warga NU dan Muhammadiyah harus menjadi warga yang kaffah dalam keislaman dan keindonesiaan. Kaffah dalam keislaman berarti tidak terkontaminasi oleh ideologi radikal, ekstrimisme dan terorisme seperti gerakan Wahabisme dan Salafisme. Kaffah dalam keindonesiaan berari tidak terracuni oleh ideologi perusak NKRI yang berupaya menggantikan ideologi Pancasila dengan ideologi lain semacam Khilafahisme dan Daulahisme.

Mengapa NU dan Muhammadiyah perlu menjadi warga yang kaffah? Mengingat saat ini upaya-upaya kelompok radikal menjual produk pemikirannya dan jika tidak diantisipasi maka generasi muda NU dan Muhammadiyah akan menjadi korbannya. Warga NU dan Muhammadiyah perlu membuka kembali catatan kesejarahan mereka mengenai paham keagamaan dan paham kebangsaan sehingga upaya infiltrasi ideologi radikal kedalam tubuh NU dan Muhammadiyah dapat terproteksi.

Dalam bidang keagamaan, NU dan Muhammadiyah tidak akan pernah menjadi Wahabi dan tidak akan pernah berideologi takfiri. Jika ada kader NU dan Muhammadiyah membela dan mendukung gerakan radikal Wahabi takfiri maka ke-NU-annya dan Ke-Muhammadiyahan-nya perlu dikoreksi ulang.

NU dan Muhammadiyah kaffah tidak akan memperdebatkan masalah khilafiyah (perbedaan pendapat), tidak akan mengkafirkan, tidak akan menuduh sesat dan tidak akan menebarkan teror ditengah-tengah masyarakat. Ketahuilah, jika ada kelompok yang suka menebar teror dan mengkafirkan umat Islam diluar golongannya maka sudah jelas mereka adalah Wahabi-Salafi yang sangat perlu diwaspadai agar racun yang mereka tebarkan tidak merecoki dan membunuh keislaman kita.

Dalam bidang keindonesiaan, NU dan Muhammadiyah yang kaffah tidak akan mungkin mendukung gerombolan anti Pancasila yang mereka menamakan diri sebagai pengusung khilafah. NU dan Muhammadiyah kaffah tidak akan berasa khilafah HTI karena merumuskan negara ini dengan dasar Pancasila adalah andil besar dari tokoh NU dan Muhammadiyah, para pendahulu kita.

Jangan pernah sekali-kali kita sebagai anak bangsa menjadi pengkhianat. Mengkhianati pendahulu kita yang telah bersusah payah mendirikan negara ini dengan simbol persatuan dan keberagaman. Jangan pernah menjadi generasi perusak negara yang bercita-cita mengganti ideologi dengan simbol apapun baik simbol agama maupun simbol anti agama.

Jangan pernah mau ditipu oleh gerombolan Salafi-Wahabi yang ingin merusak asas agama kita sebagai Islam moderat menjadi takfiri. Jangan mau diprovokasi oleh gank Salafi-Wahabi yang ingin merusak persaudaraan NU-Muhammadiyah agar mereka selalu bertengkar, berdebat yang tidak ada habisnya membahas urusan kecil.

Jangan pernah mau dihipnotis oleh semprul khilafah yang terus merongrong kedaulatan negara sebelum ideologi mereka tegak berdiri. Jangan mau dikibuli gerombolan khilafah yang terus menjual ideologi atas nama bela Islam, atas nama bela ulama. Itu semua adalah gaya ngibul untuk mencari simpati dan kekuatan agar umat Islam tunduk dibawah payung khilafah.

Tetaplah jadi NU dan Muhammadiyah sejati. Tidak berasa Wahabi-Salafi. Tidak beraroma Khilafah HTI. Jika kader muda NU dan Muhammadiyah sudah berasa Wahabi dan Khilafah maka tinggal menunggu kehancuran NKRI. Untuk itu, upaya provokasi apapun dan dari arah manapun, dengan menolak kelompok Wahabi dan Khilafah maka tidak akan mampu menjebol gawang pertahanan NKRI yang terus dijaga oleh NU dan Muhammadiyah.




No comments:

Post a Comment

Khutbah Jum'at: Bulan Muharram Sarana untuk Mengevaluasi Tradisi Kita

Bulan Muharram Sarana untuk Mengevaluasi Tradisi Kita Khutbah 1 اَلْحَمْدُ للهِ الْوَاحِدِ الْقَهَّارْ، اَلْعَزِيْزِ الْغَفَّارْ، مُكَوِّرِ ...