Saturday, June 16, 2018

NU Memang Beda!


Bukan untuk dibeda-bedakan dan bukan pula minta untuk diistimewakan. NU memang istimewa dan berbeda dengan ormas Islam lainnya. Walau sama-sama memakai label Islam, NU lahir dan tumbuh sesuai dengan karakter Islam Nusantara yang belum tentu diakomodasi oleh ormas Islam lainnya. Kental dengan tradisi lokal dengan tetap mengakomodasi ajaran Islam substansial sehingga warna Islamnya NU adalah Islam substansif bukan Islam formalis.

Dalam hal dakwah, NU lebih mengedepankan Islam sebagai agama rahmat, Islam sebagai etika dan sebagai nilai-nilai hidup bukan sekedar jargon ideologis. Jadinya, NU tidak hobi meneriakkan jargon-jargon anti kafir, anti bid'ah, anti thagut, kembali kepada Al-Qur'an dan hadits walaupun realitasnya misi NU tak kalah hebatnya dalam membumikan Islam dinusantara sesuai caranya yang khas, unik dan berkarakter yang tak ada duanya.

Karena keunikan dan kekhasannya ini, tidak heran jika pola dakwah NU sering membuat kelompok pembencinya semakin gagal paham dan gagal pikir. Efek model Islam dinamit, kagetan, sempalan, mudah meledak, gagap, mudah teriak-teriak dan akhirnya mendadak gila karena tidak sampai akalnya dalam memahami dan menerjemahkan langkah NU.

NU adalah kumpulan ulama yang kaya akan intelektualitas dan luas akan khazanah keilmuannya. Mulai dari ulama ahli fikih, ahli tafsir, ahli hadits, ahli tata negara, ahli tasawuf, ahli filsafat, ekonom, ahli tahlil, ahli rukyat (anti rokok) hingga ahli hisab (perokok mania) semua ada didalam tubuh NU. Tak heran jika langkah-langkahnya terkadang nyentrik tak dapat dinalar secara logika, tak dapat dispekulasi dan tak terpikirkan oleh mereka yang nalarnya agak lambat atau loadingnya lama.

Yang khas dari NU karena didirikan dan selalu dido'akan wali Allah. Ulama tasawuf dan master-master sufi seluruh dunia berhimpun di NU sehingga walau serangan dan serbuan tentara setan impor bergentayangan di NKRI, NU tetap kokoh berdiri, takkan roboh walau hantaman koalisi setan-setan anti tahlil, anti Pancasila dan anti NKRI.

Serangan koalisi setan-setan anti NU ini diantaranya diarahkan kepada salah satu tokoh NU, KH. Yahya Cholil Staquf yang berbicara di forum Yahudi dalam rangka memperkenalkan "Islam Rahmah" untuk mendukung kemerdekaan rakyat Palestina. Diserbu dari segala arah, tokoh NU ini dihina habis-habisan tak tersisa oleh barisan setan para pencaci.

Koalisi para setan ini tidak pernah sadar bahwa perjuangan terhadap rakyat Palestina boleh dilakukan dengan cara apa saja asalkan tercapai tujuan. Mereka mengira bahwa hanya cara merekalah yang benar sehingga tiada ruang lain yang lebih terhormat dan lebih bermartabat dalam membela hak-hak rakyat Palestina. Karena kebuntuan berpikir, kemandegan intelektualitas, kejumudan daya pikir seolah merekalah yang paling lantang dalam membela Palestina.

Benarkah koalisi para setan yang mengaku paling Islami selama ini sukses memperjuangkan rakyat Palestina? Ternyata tidak. Apa buktinya? Sepanjang zaman lidah mereka berbuih-buih menghujat Israel dan melaknat Yahudi sedangkan negara junjungan mereka yakni Arab Saudi hubungan mesra dengan Israel dan USA. Setiap saat mereka berkamuflase framing dimedia memposting kejahatan Israel membantai rakyat Palestina namun Turki, negara junjungan mereka yang mereka klaim paling ngilafah "berselingkuh" dan romantis dengan Israel dan bercinta dengan sang Big Boss (Bos Besar) USA.

Inikah yang disebut kelompok paling suci sedunia dalam membela Palestina? Inikah barisan 'Partai Allah' yang merasa ahli surga tanpa hisab? Menyanjung sang majikan dan junjungan negara lain tapi asyik tanpa dosa bercita-cita merusak negara sendiri. Mengelukan negara lain tapi mencaci maki pemerintah dan tokoh dalam negeri.

Memberikan kritik, saran dan nasehat yang beradab bukanlah hal yang tabu dalam tubuh NU. NU sudah sangat kaya kritik dan nasehat sehingga kaya akan pengalaman dan pengamalan bukan sekedar omdo (omong doang). Hal inilah yang telah dibuktikan sang kiai, Gus Yahya Cholil Staquf. Ingin memberikan dukungan penyelesaian konflik klasik kedua negara (Israel-Palestina) dengan jalan damai jika peperangan selama ini tak kunjung selesai. Menyelesaikan konflik dalam paradigma NU tidak harus membumihanguskan salah satu pihak. Jika Islam adalah jalan damai dan agama manapun tak pernah mengajarkan peperangan, mengapa kita semua sebagai umat beragama (Islam, Kristen, Yahudi) terus berperang?

Apa yang dilakukan Gus Yahya adalah tawaran salah satu solusi yang bisa saja ada banyak tawaran solusi yang lain. Berhasil atau tidak, tetap berusaha dengan cara yang terhormat. Prinsip yang ditawarkan NU sebagai ormas super moderat sedunia adalah berpedoman pada filosofi ngluruk tanpa bolo (melawan tanpa membawa massa rame-rame), menang tanpo ngasorase (menang tanpa merendahkan atau mencaci maki secara sepihak) dan sekti tanpo aji-aji (sakti dan hebat tanpa jimat) kecuali jimatnya adalah jalan perdamaian yaitu "Islam Rahmah".

Paradigma NU ini tentu berlawanan arus dengan koalisi para setan. Mengutuk Israel rame-rame dari jarak jauh, melaknat Yahudi pakai pengeras, memaki-maki Amerika pakai teriakan takbir namun nyungsep ketika berhadapan secara langsung. Yang lebih menyedihkan, negara junjungan mereka yang dikenal paling Islami, paling nyar'i, paling nyunnah bertekuk lutut dan bersimpuh dibawah otoritas Israel dan USA. Sungguh terlalu pakai banget.

Jadi, jangan coba-coba merusak NU apalagi berkonspirasi membunuh karakter kiai dan ulama NU. Hormatilah cara mereka dalam memperjuangkan Islam ramah dan Islam rahmah agar menjadi manusia yang terhormat seperti mereka walau mereka tak satupun gila hormat. Dengan tidak mencaci maki atau diam karena tidak paham bagi NU sudah cukup sebagai bentuk penghormatan.

NU itu kalem dan tak suka marah-marah. Model Islam NU adalah Islam ramah bukan Islam marah. Asyik berdamai dan tak suka berperang. Tak suka berisik namun tak dapat diusik. Jika ada yang ingin mengusik, berisik karena ingin merusak NKRI maka siapkanlah masa ajalnya.

Tak terhitung jumlahnya, ormas dan tokoh-tokoh pembenci NU tumbang tak tersisa. PKI, DI/TII dan khilafah HTI tumbang karena berhadaan dengan NU. Adakah hari ini atau esok, tokoh, ormas dan partai yang akan menyusul tumbang berhadapan dengan NU? Kita tunggu saja.






No comments:

Post a Comment

Khutbah Jum'at: Bulan Muharram Sarana untuk Mengevaluasi Tradisi Kita

Bulan Muharram Sarana untuk Mengevaluasi Tradisi Kita Khutbah 1 اَلْحَمْدُ للهِ الْوَاحِدِ الْقَهَّارْ، اَلْعَزِيْزِ الْغَفَّارْ، مُكَوِّرِ ...