Sunday, April 8, 2018

Kami Akan Tetap Bersama Kiai Ma'ruf Amin


Manusia Penjilat, Dulu Kawal Fatwa KH. Ma’ruf Amin, Sekarang Injak-Injak

Akhir tahun 2016, tiba-tiba muncul kelompok yang namanya cukup aneh-aneh. Tiba-tiba lahir kelompok yang bernama GNPF-MUI yang dikomandoi oleh Bachtiar Nasir. Alasan pembentukan kelompok itu adalah untuk mengawal fatwa MUI yaitu tentang Ahok yang dinyatakan menista agama. Uniknya, hanya fatwa ini yang dikawal oleh GNPF-MUI.

Lebih uniknya lagi, pembentukan kelompok ini tidak melalui persetujuan MUI padahal sudah membawa nama MUI. Belakangan KH. Ma’ruf Amin selaku ketua MUI mengatakan GNPF-MUI adalah kelompok yang tidak ada kaitannya dengan MUI. Beliau juga meminta GNPF-MUI mencopot nama MUI. Mungkin karena kadung malu sudah tidak minta izin ke MUI, GNPF-MUI kemudian mengganti menjadi GNPF-Ulama.

Ada juga kelompok yang bernama Presidium Alumni 212. Kelompok ini beranggotakan orang-orang yang ikut dalam aksi 212. Namun karena tidak jelas tujuannya untuk apa, Presidium Alumni 212 menjadi ajang berebut pengaruh antara Sambo dan Slamet Ma’arif. Novel Bamukmin pun ikut-ikutan berebut pengaruh dengan sering memposisikan diri sebagai jubir FPI dan Alumni 212. Belakangan, presidium Alumni 212 pecah dan berganti nama menjadi Persaudaraan Alumni 212. Belakangan juga ada nama pendiri Alumni 212, Faisal Assegaf yang keluar dari Alumni 212. Sungguh ruwet kelompok ini.

Baik GNPF-MUI, GNPF-Ulama, Presidium Alumni 212, dan Persaudaraa Alumni 212 adalah kelompok yang memuja fatwa MUI soal Ahok menista agama. Padahal, awalnya tidak ada fatwa MUI bahwa Ahok menista agama, yang ada hanya pernyataan sikap dari KH. Ma’ruf Amin. Mereka adalah gerombolan yang begitu bernafsu untuk menjebloskan Ahok ke penjara. Mereka bagaikan kerbau yang dicocok hidungnya oleh ustadz Rizieq Shihab, ustadz Rizieq Shihab menyuruh apa, mereka sendiko dawuh tidak berani memprotes.

Itu kisah masa lalu ketika KH. Ma’ruf Amin sedang dipuja-puja oleh kelompok mereka. KH. Ma’ruf Amin mendadak menjadi junjungan mereka. Mereka yang bukan orang NU mendadak NU karena KH. Ma’ruf Amin kebetulan orang NU. Hehe.

Kisah masa lalu tersebut tidak terulang di masa sekarang. KH. Ma’ruf Amin bukan lagi sosok yang mereka puja-puja. Mereka yang dulu mendadak NU tiba-tiba jadi sering mencela NU. Pernyataan KH. Ma’ruf Amin yang dulu bagaikan emas, bagi mereka sangat berharga, sekarang bagaikan sampah yang mereka injak-injak. Alih-alih mereka sendiko dawuh dengan pernyataan KH. Ma’ruf Amin, mereka malah memprotes dan merasa lebih ‘alim dibanding beliau.

Dunia memang bisa terbalik dalam sekejap. Banyak manusia-manusia penjilat yang masih beredar di negeri ini. Parahnya, ada sebagian dari penjilat-penjilat itu yang merasa paling islami dan berbaju agama. Ini yang terkadang tidak disadari oleh beberapa umat Islam. Masih banyak yang menganggap mereka mujahid dan pembela Islam.

Puisi Sukmawati telah membuka semua kedok orang-orang yang berafiliasi dengan Alumni 212 dan GNPF-MUI. Mereka sebenarnya adalah penjilat. Jika mereka benar-benar mujahid dan penjuang Islam serta pembela ulama, maka pernyataan KH. Ma’ruf Amin akan mereka ikuti. Apalagi, sebelumnya mereka juga begiu mengagung-agungkan pernyataan beliau saat menyatakan Ahok menista agama. Jika pernyataan itu bukan datang dari ketua MUI, mereka boleh saja ngeyel. Apalagi dari ulama yang mereka benci seperti KH. Said Aqil dan Buya Syafi’i, mereka boleh saja tidak ikuti karena memang dari awal sudah membenci keduanya.

Namun jika pernyataan KH. Ma’ruf Amin yang tidak mereka ikuti, ini sulit dinalar. Pasalnya, sebelum ini, pernyataan KH. Ma’ruf Amin soal Ahok mereka kawal kemana-mana. Mengapa pernyataan KH. Ma’ruf Amin soal puisi Sukmawati tidak mereka kawal bahkan mereka injak-injak? Kesimpulan saya karena memang mereka penjilat. Mereka akan ikuti fatwa yang menguntungkan bagi kelompok mereka. Sebaliknya, mereka injak-injak fatwa yang merugikan mereka. Tidak ada pembela islam dan ulama yang mentalnya oportunis seperti itu.

Saya semakin yakin mereka bukan pembela Islam dan ulama setelah KH. Ma’ruf Amin menyatakan Sukmawati tidak menista agama. Saya mau mengatakan mereka pembela Islam jika mereka ikuti dawuh dari KH. Ma’ruf Amin. Sesimpel itu untuk memahami watak mereka yang sesungguhnya. Sayangnya, masih saja ada orang yang tertipu dan menganggap mereka sebagai pejuang Islam dan pembela ulama. Sangat ironis!

Apapun yg terjadi, kami (Nahdliyin) akan tetap bersama Kiai-kiai kami). Kami akan terus bersama kiai Ma'ruf Amin   !!!

No comments:

Post a Comment

Khutbah Jum'at: Bulan Muharram Sarana untuk Mengevaluasi Tradisi Kita

Bulan Muharram Sarana untuk Mengevaluasi Tradisi Kita Khutbah 1 اَلْحَمْدُ للهِ الْوَاحِدِ الْقَهَّارْ، اَلْعَزِيْزِ الْغَفَّارْ، مُكَوِّرِ ...