Oleh Suryono Zakka
Sekelompok ini yang tiada henti berkampanye sebagai pembela Islam. Mengklaim sebagai pembela Islam, pembela ulama dan pembela kehormatan Islam.
Ya. Mereka membela Islam dengan cara kebringasan. Hujat sana-sini demi komoditas politik. Siapa idolanya mereka junjung tinggi setinggi bintang diangkasa dan siapa yang tidak mereka sukai mereka hujat tanpa ampun dan tanpa berperikemanusiaan.
Inilah yang mereka sebut sebagai pembela Islam. Mencampuradukkan antara kebenaran dan kebatilan. Ibarat menyatukan antara madu dan setetes racun. Manis tapi mematikan. Lidahnya sangat berbisa karena mengutip ayat dan sabda. Mendaku sebagai pengikut nabi tapi krisis akhlak nabi.
Menurut mereka, tiada kebenaran diluar kelompoknya. Semua yang ada diluar kelompoknya dituduh sesat, batil dan musyrik. Agar tidak musyrik maka masuklah kedalam kelompok mereka, begitu menurut mimpi mereka. Mereka adalah sang pemegang kunci surga dan pengapling tanah surga.
Apakah ini yang disebut pembela Islam? Menista ulama yang tidak sejalan dengan ambisi, nafsu dan syahwat politiknya. Ulama sejati dinistakan, ulama palsu dan ulama jadi-jadian digadang-gadang.
Yang ada dalam benak mereka adalah sebisa dan secepat mungkin untuk menguasai NKRI. Menguasai NKRI dengan cara-cara yang sangat menjijikkan. Tokoh yang tak sejalan dihujat habis-habisan. Tak pandang siapa saja. Entah presiden, entah partai politik dan entah siapa ulamanya, jika tak seide maka dihujat rame-rame.
Apakah ini yang disebut Al-Qur'an sebagai kelompok penjual Islam dengan harga murah untuk mendapatkan komoditas yang murahan. Menjatuhkan martabat Islam dan merusak keluhuran Islam. Simbol-simbol Islam jadi rusak akibat diobral seperi barang bekasan.
Membela Islam tapi mengapa menistakan? Membela Islam tapi mengapa menghujat untuk meraih suara Pilpres? Membela Islam tapi mengapa mencampurkan obat dan racun? Sungguhkah mereka membela Islam atau merusak Islam walau mereka tidak sadar karena sudah tertutup oleh nafsu yang membutakan.
Siapa yang tak sepakat dengan mereka akan dituduh sebagai anti Islam, anti ulama dan anti persatuan. Anggapan yang terlalu besar terhadap kelompok mereka seolah-olah mereka adalah perwujudan Islam yang sebenarnya. Mereka menganggap seolah merekalah wujud Islam yang sesungguhnya. Sedangkan yang lain, dianggap Islam palsu, Islam imitasi karena tidak segarang mereka.
Karenanya, mereka anti pluralitas, anti keragaman Islam. Islam mereka anggap hanya monolitik, satu wajah yaitu wajah yang kasar dan beringas sebagaimana mereka. Akan dianggap kafir jika tidak mengkafir-kafirkan. Akan dituduh sesat jika tidak mensesat-sesatkan. Sebelum tuduhan itu dilontarkan kelompok lain maka merekapun cari aman untuk menuduh kelompok lain terlebih dahulu.
Jadi, jika menurut mereka membela Islam harus koar-koar kesana-kemari, umpat sana-sini maka menurut kita tidak semacam itu. Islam tidak pernah mengajarkan dakwah dengan cara-cara yang kasar, arogan dan beringas. Bersikap lembut dan lunak tidak akan menurunkan martabat Islam. Justru sikap yang garang dan penun kecongkakanlah yang akan merusak Islama dari dalam.
No comments:
Post a Comment