Sunday, April 8, 2018

Ahlussunnah adalah Pengikut Imam Asy'ari



• Al-Hafizh Ibnu Hibban Al-Basti RA (meninggal tahun 354 H.), pemilik kitab Ash-Shahih, Ats-Tsiqat, dan lainnya. Ia adalah seorang imam yang kuat, teladan, imam di masanya, dan terdepan di zamannya.

• Al-Imam Al-Hafizh Abu Hasan Ad-Daruquthni RA (meninggal tahun 385 H.), pemilik kitab As-Sunan, Imam di masanya, ia tidak melihat seorang pun sepertinya, kisahnya bersama Al Imam Al-Baqilani Ra sudah cukup menegaskan bahwa ia mengikuti madzhab Asy’ari.
(Baca; Tabyin Kadzibil Muftari, hal: 255, As-Siyar, XVII/558 di dalam biografi Al-Hafizh Abu Dzar Al-Harawi, Tadzkiratul Huffazh, III/1104).

• Al-Hafizh Hakim An-Naisaburi RA (meninggal tahun 405 H.), pemilik kitab Al-Mustadrak ‘alash Shahihain, imam ahli hadits di masanya, ia terlalu terkenal untuk diperkenalkan, ulama menyepakati bahwa ia termasuk salah satu imam paling berilmu yang dengan mereka Allah Ta'ala menjaga agama, Al-Hafizh Ibnu Asakir RA menyebutnya dalam tingkatan kedua, artinya ia termasuk pengikut dari murid-murid Al Imam Al-Asy’ari RA (Tabyin Kadzibil Muftari, hal: 227).

• Al-Hafizh Abu Nu’aim Al-Ashbahani Ra (meninggal tahun 430 H.), pemilik kitab Hulyatul Awliya`, termasuk tingkatan kedua di antara para pengikut Asy’ari, dengan kata lain ia termasuk dalam tingkatan imam Al-Baqilani, Abu Ishaq Al-Isfirayini, Hakim, dan Ibnu Faurak.

Semoga Allah SWT merahmati mereka semua.
(Tabyin Kadzibil Muftari, hal: 246, Ath-Thabaqat Al-Kubra, Tajuddin As-Subki, III/370).

• Al-Imam Al-Hafizh Abu Bakar Al Baihaqi RA (meninggal tahun 458 H.), memiliki sejumlah karya tulis yang reputasinya menyebar ke berbagai penjuru dunia, ia juga memiliki buku-buku yang diterima kalangan pendukung maupun penentang.

• Al Imam Al Hafizh Khatib Al-Baghdadi RA (meninggal tahun 463 H.), disebut Al-Hafizh Ibnu Asakir di urutan pertama tingkatan ke-empat.
(Tabyin Kadzibil Muftari, hal: 268).

• Al Imam Haramain Al-Juwaini RA (meninggal tahun 478 H.), pemilik Nihayatul Mathlab fil Fiqh Asy-Syafi'i dan Al-Waraqat wal Burhan fi Ushulil Fiqh.

• Hujjatul Islam Al-Ghazali RA (meninggal tahun 505 H.), pemilik Al-Ihya` wal Wasith fil Fiqh.

• Al Imam Al Mufassir, Al Hafizh Abu Muhammad Al-Baghawi RA (meninggal tahun 516 H.), sosok yang menghidupkan sunnah, pemilik kitab Syarhus Sunnah, dan kitab tafsirnya penuh dengan penjelasan yang menunjukkan akidah ahlussunnah, juga penuh dengan penakwilan sunni untuk nash-nash mutasyabih.

• Al Imam Al Hafizh Ibnu Asakir RA (meninggal tahun 571 H.), pemilik kitab Tarikh Dimasyq yang menyebutkan peristiwa apa saja.

• As Syaikhul Islam Al-Imam Al-Hafizh Abu Amr bin Shalah RA (meninggal tahun 643 H.), orang pertama yang memimpin para syaikh Darul Hadits Al-Asyrafiyyah yang sebelumnya hanya dipimpin Asy’ari.

• Al-Imam Izzuddin bin Abdussalam RA (meninggal tahun 660 H.), sulthan ulama, penjual para amir, pemilik Al-Qawa’id Ash-Shughra dan Al-Qawa’id Al-Kubra.

• Al Imam Al Mufassir Al Muhaddits Al Allamah Al Qurthubi RA (meninggal tahun 671 H.), pemilik Tafsirul Jami’ li Ahkamil Qur`an, tafsirnya menyebar kemana-mana, dalam tafsirnya ia menyebutkan seluruh madzhab salaf, Ad-Daudi berkata tentang Al-Qurthubi dalam Ath-Thabaqat, “Tafsir Al-Qurthubi termasuk tafsir paling agung dan paling besar manfaatnya.”

• Al Imam Al Hafizh Muhyiddin Yahya bin Syaraf An Nawawi Muhyiddin RA (meninggal tahun 676 H), pemilik karya-karya bermanfaat yang ditakdirkan diterima di bumi, seperti Riyadhush Shalihin, Al-Adzkar, Syarh Shahih Muslim, dan lainnya.

• Al Imam Al Hafizh Al Mufassir Abu Fida` Ismail bin Katsir RA (meninggal tahun 774 H.), pemilik At-Tafsir Al-Azhim, Al-Bidayah wan Nihayah, dan lainnya, dinukil darinya bahwa ia secara tegas menyatakan dirinya orang Asy’ari, seperti disebutkan dalam Ad-Durar Al-Kaminah (I/58) dan Ad-Daris fi Tarikhil Madaris, An-Nu’aimi (II/89), ditambah lagi ia memimpin para syaikh Darul Hadits Al-Asyrafiyyah yang sebelumnya hanya dipimpin Asy’ari, selain itu di dalam tafsirnya terdapat tanzih, taqdis (me-Maha Sucikan Allah dari persamaan dengan makhluk), dan bantahan keras terhadap siapa yang menyatakan zhahir ayat-ayat mutasyabih, seperti tertera dalam penafsiran firman Allah :
“Lalu ia bersemayam di atas Arsy.”
(Tafsir Ibnu Katsir, II/220)
Dan masih banyak lagi contoh-contoh nyata dan jelas yang menunjukkan bahwa ia termasuk ahlussunnah Asya’irah.

• Al-Hafizh Ibnu Hajar Al-Asqalani RA (meninggal tahun 852 H.), Amirul Mukminin di bidang hadist, pemilik Fathul Bary, syarah kitab Shahih Muslim terbesar, pemilik Tahdzibut Tahdzib, Nukhbatul Fikr dan syarahnya, Nuzhatun Nazhar.

• Al-Imam Al-Hafizh Syamsuddin As-Sakhawi RA (meninggal tahun 902 H.).

• Al Imam Al Hafizh Al Mufassir Jalaluddin As Suyuthi RA (meninggal tahun 911 H.), pemilik Ad-Durr Al-Mantsur fit Tafsir bil Ma`tsur dan Al-Itqan fi ‘Ulumil Qur`an.

• Al-Imam Al-Mufassir Abu Tsana` Syihabuddin Al-Alusi Al-Husaini Al-Hasani RA (meninggal tahun 1270 H.), penutup para ahli tafsir dan ahli hadits terbaik seperti yang dikatakan syaikh Bahjatul Baithar.
Ia juga berkata tentang Al-Alusi
(Hulyatul Basyar, III/1450).

“Ia salah satu yang terbaik di antara segelintir orang di dunia, menuturkan kebenaran, tidak pernah menyimpang dari kejujuran, berpegang teguh pada sunnah, dan menjauhi fitnah.”

Muhammad baqir.

No comments:

Post a Comment

Khutbah Jum'at: Bulan Muharram Sarana untuk Mengevaluasi Tradisi Kita

Bulan Muharram Sarana untuk Mengevaluasi Tradisi Kita Khutbah 1 اَلْحَمْدُ للهِ الْوَاحِدِ الْقَهَّارْ، اَلْعَزِيْزِ الْغَفَّارْ، مُكَوِّرِ ...