Monday, August 6, 2018

Dakwah Populis ala Gus Yusuf Chudori, Magelang


Melanjutkan perjuangan sang Kakak KH Abdurrochman Ch (baca: Chudori), bukanlah hal yang mudah. Tetkala Kyai Dur masih hidup Gus Yusuf belajar banyak dengan kepimpinan beliau dan kiprah serta sepak terjang dalam hal pesantren maupun berpolitik. Walau Gus Yusuf tidak mengenyam bangku sekolah, Namun beliau belajar dan terus belajar.

Tahap demi tahap semakin merangkak. Dari semua kalanganpun Gus Yusuf rangkul. Walaupun Gus Yusuf berlatar belakang pendidikan pesantren tapi beliau sangat dekat dengan para aktifis muda dan aktifis mahasiswa yang berlatar belakang pendidikan formal (sekolahan). Kedekatan ini dapat terjalin karena Gus Yusuf adalah kiai yang terbuka (egaliter) untuk berdiskusi dengan kalangan aktifis muda sebagai upaya mengurai kenyataan yang selalu berkembang seiring dengan lajunya zaman.

Aktifitas dengan kalangan muda dan mahasiswa diantaranya dapat dilihat dari seringnya beliau terlibat dalam forum-forum diskusi kaum muda NU Jawa Tengah, bahkan beliau adalah salah satu penggagas dari forum-forum diskusi di kalangan kaum muda NU tersebut.

Gus Yusuf tak segan untuk terjun ke lapangan tanpa memilih dan memilah, Hingga sampai mengelola komunitas kesenian-kesenian tradisional, maupun modern yang ada di Kab. Magelang, penasehat organisasi Komunitas Gerakan Anti Narkoba dan Zat Adiktif (KOMGANAZ) Kab. Magelang, mengelola radio komunitas (Fast-FM) yang menyiarkan program-program populis untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, mulai dari kajian keagamaan, mujahadah, berita-berita aktual, konsultasi kesehatan, bincang bisnis, infotainment, dsb.

Gus yusuf juga mampu mengkombinasikan cara mitode dakwah. Kecintaannya dengan dunia kebudayaan tersebut juga menjadi pilihan metode dakwah keagamaan beliau, yakni berdakwah dengan pendekatan ala Sunan Kalijaga. "Orang mungkin menganggap tasawuf itu sesuatu yang elitis dan sukar dipahami. Padahal kalau dibedah secara sederhana dan diaplikasikan dalam dimensi kemasyarakatan, pasti akan mudah dipahami. Pola-pola dakwah Sunan Kalijaga tidak sedikit kandungan tasawufnya. Dan itu masih relevan untuk zaman sekarang." Tutur beliau penuh keyakinan.

Di kutip dari pidato beliau kemarin bahwa :
"Indonesia ini memang di takdirkan oleh Alloh berbagai macam suku, budaya dan agama, ini sudah sunnatulloh.
Memang yang memerdekakan indonesia mayoritas orang islam, tetapi kita juga harus ingat didalam tercapainya kemerdekaan juga ada orang Nasrani, Budha, Hindu dll. Maka sudah sepatutnyalah Indonesia kita jadikah rumah yang nyaman untuk semua agama, semua lapisan Masyarakat dan semua golongan.

Sungguh jika semua  lapisan masyarakat mengatahui hal ini akan lebih "legowo". dengan adanya seperti kata beliau di atas.

Demikian catatanku, Semoga bermanfaat...

Agues Chariri

Foto : KH M Yusuf Chudori,  Sekjen PBNU Helmy Faishal Zaini dan Ketua PBNU KH Said Aqil Siradj

No comments:

Post a Comment

Khutbah Jum'at: Bulan Muharram Sarana untuk Mengevaluasi Tradisi Kita

Bulan Muharram Sarana untuk Mengevaluasi Tradisi Kita Khutbah 1 اَلْحَمْدُ للهِ الْوَاحِدِ الْقَهَّارْ، اَلْعَزِيْزِ الْغَفَّارْ، مُكَوِّرِ ...