Wednesday, August 15, 2018
Kiai Marzuqi Mustamar: Santri Harus Tunduk Terhadap Kebijakan Kiai Ma'ruf Amin yang Bersedia Menjadi Calon Wakil Presiden
Para santri hendaknya tetap menjaga etika dan adab yang diajarkan para ulama di pesantren. Ilmu agama yang bermanfaat akan tertanam bukan karena kecerdasan melainkan karena ketaatan pada guru, yang menjadi transfer ilmu sehingga memberikan kemaslahatan dalam kehidupan.
Hal itu diungkapkan KH Marzuqi Mustamar, Ketua Pengurus Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur, dalam pengajian Kiswah (Kajian Islam Ahlussunnah Waljamaah) di Musala PWNU Jatim, Sabtu, 11 Agustus usai Shalat Maghrib.
Kiai Marzuqi, yang Pengasuh Pesantren Sabilurrasyad Gasek Malang, mengingatkan hakikat santri adalah ketaatan dan ketundukan pada guru. Bila ada kiai kita yang melakukan tindakan, menurut nalar kita tak sesuai, tapi biasanya mempunyai pertimbangan yang tak terjangkau oleh akal kita.
Para ulama mempunyai pertimbangan sesuai pertimbangan Qowaidul Fiqhiyyah (kaidah fikih), yang dikatakan oleh jumhur ahli usul. Yakni, Darul mafasidi muqaddamun ‘ala jalbil mashalihi. Menolak mudharat lebih diutamakan dari pada mengambil faeah, karena perhatian pembuat syari’at kepada perkara yang dilarang lebih besar dari perhatiannya kepada hal-hal yang di perintahkan.l
Hal itu sesuai sabtu Rasulullah SAW, “Jika aku perintahkan dengan suatu perkara maka kerjakanlah semampu kalian, sedang jika aku larang dari sesuatu maka jauhilah”.
“Pertama saya mengingatkan, sebagai santri bila kita mendengar keganjilan Kiai Hamid Pasuruan (almaghfurlah) kita tidak usah ikut-ikutan mencela. Karena para Waliyullah itu mempunyai pertimbangan yang tidak bisa dinalar oleh orang awam.
Kedua bila kita mendengar orang membicarakan Kiai Hami Djazuli alias Gus Miek, yang menurut nalar kita tidak bisa diterima maka sebagai santri kita tidak usah ikut-ikutan bila ada orang yang menjelek-jelekannya.
Demikian pula bila Kiai Haji Abdurrahman Wahid, ada kita dengar tindakannya yang dinilai tidak wajar oleh akal kita, maka kita cukup diam dan tidak usah ikut-ikutan orang lain yang menilai keburukannya.
Nah, terakhir, kita tahu KH Ma’ruf Amin, cicit Syaikh Nawawi Al-Bantani, mengambil tindakan bersedia sebagai calon wakil presiden, “sebagai warga NU dan santrinya, kita tidak usah ikut-ikut orang yang menilainya sebagai melanggar Khittah NU. Beliau mempunyai pertimbangan yang lebih besar untuk kemaslahatan umat, dan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)”. (red)
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Khutbah Jum'at: Bulan Muharram Sarana untuk Mengevaluasi Tradisi Kita
Bulan Muharram Sarana untuk Mengevaluasi Tradisi Kita Khutbah 1 اَلْحَمْدُ للهِ الْوَاحِدِ الْقَهَّارْ، اَلْعَزِيْزِ الْغَفَّارْ، مُكَوِّرِ ...
-
Shalawat Tarhim sudah tidak asing lagi bagi kita semua karena shalawat ini sering dibaca ketika menjelang shalat maghrib atau menjelang s...
-
A. Secara Etimologis (Bahasa) 1. Menurut Al-Lihyani (w. 215 H) Kata Al-Qur'an berasal dari bentuk masdar dari kata kerja (fi...
-
Pada 1925, atau setahun sebelum Nahdlatul Ulama’ (NU) lahir (1926), seorang bayi laki-laki bernama Nawawi lahir di desa Tulusrejo Grab...
-
Ada status yang sering ditulis di medsos oleh beberapa remaja yg baru "nyadar" belajar agama, yang inti statusnya adalah: ...
-
Ketua Umum Pempinan Pusat GP Ansor (Ketum PP Ansor) Yaqut Cholil Qoumas alias Gus Yaqut mengaku siap meng’Gebuk’ gerakan hastag 2019 gant...
-
Info dari Ustadz Muafa (Syaikhul Pramukiyyin /Mantan Syabab HT), yaitu berkaitan dgn para senior/pembesar HT Pusat, khususnya yg ada di ...
-
Tulisan dan kritikan super pedas dan menohok dari pegiat media sosial Eko Kuntadhi, Eko menjelaskan bagaimana PKS bungkam saat Ustdz Gaul...
-
Pimpinan Pusat (PP) Gerakan Pemuda (GP) Ansor akan menggelar kirab bendera Merah Putih mengelilingi seluruh wilayah Indonesia dimulai dar...
-
Namanya Adalah Habib Lutfi bin Yahya. Dikenal dengan Habib lutfi, seorang ulama kharismatik dari kota Batik Pekalongan. Beliau adalah...
-
Di pesantren kita di didik dengan berbagai cara. Ngaji, Mujahadah, makan, tidur dsb. Juga yang berupa dhohir maupun batin. Sering kali pa...
No comments:
Post a Comment