Wednesday, September 5, 2018

Cina Rasa Orde Baru


Artikel dibawah ini ditulis oleh seorang Cina Padang. Dan secara kebetulan daftar Konglomerat no. 1 dibawah itu adalah seorang Konglomerat  Cina Padang juga, dan sekarang ini duduk sebagai Ketua Dewan Penasehat Wapres JK.

Tulisan Yang Sangat Faktual dan Menarik Sekali Guuys....,

Silahkan Dilanjut Membacanya....,

Indonesia Memang Dikuasai Cina...... Tapi CINA ORDE BARU...!!!

Tidak semua etnis Cina itu Ikut bertanggung jawab pada penguasaan Ekonomi Indonesia.

Oleh: Teddy Setiawan *)

JAKARTA 3 Juli 2017 - Ini copas dari grup sebrang... bukan hoax dan bukan mau rasis tapi ini kenyataan yg orang harus tau bahwa Jokowi lah yg justru mau memperbaiki kondisi negeri ini, bukan sebaliknya.....

Saat ini ada orang menuding bahwa di bawah Pemerintahan Jokowi Indonesia telah dikuasai orang-orang Cina. Ngeriiiiii... apalagi kalau yang mendengar itu tidak ngerti sejarah yg benar dan malas membaca.

Secara statistik benar bahwa ada beberapa orang keturunan Cina/Tionghoa yang menguasai ekonomi Indonesia.

Pertanyaannya Siapa-siapa mereka dan sejak kapan mereka menguasai Indonesia?

Yuk kita lihat siapa² saja pengusaha keturunan Cina yang saat ini katanya menguasai ekonomi Indonesia.

1. Sofyan Wanandi (Liem Bian Koen).
2. Sudono Salim (Liem Sio Liong) Almarhum.
3. Anthony Salim (Liem Hong Sien).
4. Eka Tjipta Widjaja (Oei Ek Tjhong).
5. Robert Budi Hartono (Oei Hwie Tjhong).
6. Susilo Wonowidjojo (Cai Dao Ping)
7. Rachman Halim (Tjoa To Ning).
8. Michael Bambang Hartono (Oei Wie Gwan).
9. Mochtar Riady (Li Moe Tie)
10. Murdaya Poo (Poo Tjie Gwan)
11. Tommy Winata (Oe Suat Hong)
12. Ciputra (Tjie Tjien Hoan)
13. James Riady (Li Bai La)
14. Edward Soeryadjaya (Tjia Han Pun).

Itu nama-nama sebagian konglomerat keturunan Tionghoa. Usia mereka saat ini antara 60 - 80 tahun.

Para konglomerat ini adalah konglomerat yang dibesarkan oleh Orde Baru dan sampai hari ini mereka tetap menjadi konglomerat.

Dulu di zaman Orde Baru mereka dikenal sebagai Konglomerat Cendana atau istilah lainnya Konglomerat Jimbaran.

Konglomerat² ini juga yang secara rutin nyetor ke belasan yayasan milik keluarga Cendana (Soeharto).

Sekarang ini kira-kira siapa lingkar keluarga Cendana yang masih berpolitik?.. Hayoooo.. Tau gaaak? Kita sebut aja sedikit yaaa. Pertama, Titiek (Anak Soeharto). Kedua, Tommy (Anak Soeharto sempat ditahan karena membunuh hakim). Ketiga ada namanya Prabowo Subianto. Prabowo ini mantan suami dari Titiek alias menantu Soeharto. Sebelum reformasi konon Prabowo ini yang berada di balik penculikan² aktivis yang anti Soeharto (Datanya ada di Komnas HAM).

Bisnis² para Konglomerat yang lahir dari rahim Orde Baru itu sekarang ini rata² sudah dikelola oleh Generasi kedua (anak, menantu, orang² kepercayaan) dan generasi ketiga (cucu- cucunya).  Selain regenerasi juga penyamaran buat mengamankan harta jarahan sekaligus money laundering

Jadi jelas muter-muter di situ² saja kan?...

Sekarang kisah itu lagi digoreng-goreng jadi dongeng baru. Konglomerat² itu seolah olah Jokowi yang membesarkannya. Lucu ya, Jokowi baru jadi presiden pada 2014, sementara kita tahu konglemerat² itu sudah kaya raya dari tahun 70an, 80an dan awal 90an. Sejatinya para konglomerat itu semua lahir, besar, diproteksi dan menjadi gurita sejak jaman Orde Baru.

Kan skrng sudah zaman reformasi tetapi mengapa mereka itu tetap menguasai Ekonomi Indonesia? Ekonomi dan Politik itu satu keping mata uang dengan Dua Wajah. Artinya Mereka tetap menguasai ekonomi karena bisnisnya tetap dilindungi dan di-backing-i oleh politisi2 busuk Orde Baru.

Bahasa sederhananya antara Konglomerat2 Orde Baru dan Politisi2 Busuk Orde Baru SALING MELINDUNGI & MEMBUTUHKAN.

Jadi kalo sang konglomeratnya ada masalah maka politisi² Orde Baru yang akan melakukan lobi². Sebaliknya bila politisinya butuh dana berpolitik apakah untuk Pilkada atau Pilpres,  ya gantian lah para konglomerat itu yang membiayai.

Jelas gak? Gitu lho Cerita nya. Jadi jangan ASAL Sok tahu bilang "Cina.... Cina.... Ganyang Cina" karena tidak semua etnis Cina itu Ikut bertanggung jawab pada penguasaan Ekonomi Indonesia. Etnis Cina yang miskin , gembel, hidup ngutang sana sini, jadi kolektor kredit , jaga warung dan jualan pulsa  dll. juga jumlahnya jutaan.

Yang harus bertanggung jawab ya jelas Orde Baru. Etnis Cina itu dulunya cuma alat bisnis. Bisa di katakan bahwa Orde Baru adalah penguasa dan konglomerat Cina di atas itu yang dikasih hak utk mengelola kekayaan yang ada di Indonesia.

Siapa yang ngasih hak itu? Ya Orde Baru !!.. Siapa yang Salah? Jelas Orde Baru !!.. Orde Baru lah yang mengambil tanah pribumi dan diserahkan pada etnis Cina konglomerat untuk dijadikan Kebun Sawit, Tambang, Tambak, dll.

Kalo Ahok Bagaimana? Nah, Ahok ini yang dipakai Jokowi untuk "ngatur" para Konglomerat Cina itu yg rata- rata berdomisili di luar negeri dan punya kantor pusat di Jakarta agar konglomerat itu gak bisa terlalu serakah.

Lalu kenapa Ahok  yang dipakai Jokowi? Sdh hukumnya kata orang, kalau ada masalah dengan orang Batak ya pakai orang Batak juga utk bicara.  Kalo ada masalah dengan orang Jawa ya dekati dengan sesama Jawa. Pendekatan etnis seringkali bisa lebih efektif. Itu bisa dibuktikan oleh Ahok yg sukses memangkas keuntungan para Konglomerat, yg kini berdampak menyusutnya upeti² ke oknum² Pejabatnya.

Berikutnya wajar saja bila para politisi Orde Baru pada kesal kepada Ahok, karena upeti jadi jauh berkurang akibat di "palak" Ahok 15% untuk bangun rusun, RPTRA,  jalan layang, dll.

Seterusnya kita tahu dong ceritanya bagaimana..... Politisi-politisi Orde Baru itu ngeroyok Ahok dengan segala cara agar kalah di Pilkada dan masuk penjara.

Tulisan ini bukan HOAX dan tidak bermaksud rasis tapi untuk meluruskan sejarah dan dibangun di atas data dan fakta yg objektif.

Kalo ada diskusi atau omongan lisan berantai yang bilang bahwa etnis Cina atau Tionghoa menguasai ekonomi Indonesia maka acungkan tangan saat diskusi lalu tanyalah, "Konglomerat etnis Cina itu lahir dan besar di zaman siapa? Orde Baru atau Jokowi?

Kalo ada pesan berantai via Sosmed? Gampang, copas aja tulisan ini lalu kirim balik ke yang ngirim pesan berantai itu.

Dengan ikut  dan mau menyebarkan tulisan ini kita sudah ikut berjuang untuk meluruskan sejarah agar tidak dimanipulasi dan dibengkok-bengkokan, serta peduli akan nasib bangsa dan negri kita tercinta ini.

Selamat berjuang meluruskan sejarah dan memeringati 19 tahun reformasi yang selama ini stagnan berjalan di tempat,  dan di era JOKOWI baru ada perubahan.⁠⁠⁠⁠ ***

==========
*) Teddy Setiawan, Aktifis KAPPI, Eksponen 66 yang juga keturunan Tionghoa, kelahiran Padang,  Sumatera Barat ..

No comments:

Post a Comment

Khutbah Jum'at: Bulan Muharram Sarana untuk Mengevaluasi Tradisi Kita

Bulan Muharram Sarana untuk Mengevaluasi Tradisi Kita Khutbah 1 اَلْحَمْدُ للهِ الْوَاحِدِ الْقَهَّارْ، اَلْعَزِيْزِ الْغَفَّارْ، مُكَوِّرِ ...