Monday, September 3, 2018

KH. Maimoen Zubair: Bangsa Bodoh Pasti Terjajah


Oleh Kiai jamal pati

KH Maimun Zubair dalam mauidhoh Hasanah di ndalem KH M Aniq Muhammadun (Kamis, 30 Agustus 2018) Pakis Tayu Pati menjelaskan bahwa bangsa yg bodoh pasti akan terjajah. Bangsa Arab misalnya adalah bangsa bodoh sehingga terus dijajah.

Bangsa Arab adalah bangsa yg tidak bisa membaca dan menulis, jauh dari standar literasi. Oleh sebab itu, penjajahan di Arab berlangsung lama. Imperium Romawi, Persia, dan kaum Yahudi menjajah bangsa Arab dengan kokoh.

Nabi Muhammad tampil sebagai sosok nasionalis yg mencerahkan lentera intelektual. Perintah membaca sebagai ayat pertama Al Quran adalah perintah revolusioner di tengah kebodohan yg sudah mendarah daging di Arab. Perbudakan yg terjadi di mana-mana menjadi bukti keterjajahan bangsa Arab yg sangat menyedihkan.

Islam menggugah semangat dan menyerukan kesadaran baru tentang kemuliaan (al-'izzah). Dalam Al Quran Allah menegaskan:
ولله العزة ولرسوله والمؤمنين
Kemuliaan  hanya untuk Allah, RasulNya dan orang-orang mukmin.

Orang Islam seyogianya menjaga kemuliaan ini dengan optimal, baik dari sisi ekonomi, pendidikan, dan politik. Oleh karenanya, umat Islam jangan sampai menjadi TKW atau TKI di luar negeri, karena akan merendahkan martabat umat Islam. Umat Islam justru harus menjadi tuan/majikan di negeri sendiri, jangan menjadi budak di negara orang.

Bekerja, menuntut ilmu, dan meraih kedaulatan politik adalah keniscayaan yg diajarkan dalam Islam. Api pergerakan yg dinyalakan Islam ini diterima oleh mayoritas bangsa Arab, shg mereka termotivasi untuk meraih kemerdekaan, kesejahteraan, kebangkitan, dan kejayaan intelektual, ekonomi, dan politik.

Nabi Muhammad berhasil membangun negara ideal yg dicita-citakan bangsa Arab. Negara yg dibangun Nabi berlandaskan nilai-nilai penghormatan yg tinggi terhadap kemanusiaan (ولقد كرمنا بني ادم ), kebebasan beragama (لا اكراه في الدين), keadilan (اعدلوا هو اقرب للتقوي), dan musyawarah (وشاورهم في الامر).

Keberhasilan Nabi membangun negara di Arab yg dimulai dari Madinah diapresiasi oleh para raja, shg Nabi diberi hadiah, berupa hewan-hewan yg menjadi alat transportasi paling bergengsi saat itu (والخيل والبعير والحمير بعض الملوك اليه اهدي).

Nabi mampu membangun kerjasama lintas agama dan negara secara Egaliter, tidak membeda-bedakan berdasarkan agama. Bahkan Nabi diberi hadiah perempuan cantik hasil kontes kecantikan raja-raja Arab waktu itu. Nabi tidak merubah nama perempuan yg dihadiahkan itu. Raja-Raja yg ada saat itu kebanyakan Nasrani, sehingga perempuan yg dihadiahkan tersebut juga Nashrani.

Pesan Transformatif

Dawuh dan wejangan KH Maimun Zubair di atas dahsyat dan inspiratif. Kiai Maimun membuka cakrawala pemikiran kita bahwa Islam datang untuk membebaskan kebodohan, perbudakan, keterjajahan, dan ketidakadilan di semua aspek kehidupan.

Nabi mampu membangun individu dan negara yg damai, plural, toleran, dan berkeadilan. Spirit transformasi inilah yg harus dipahami dan diteruskan oleh kader-kader muda Islam. Islam harus mampu mengubah peradaban jahiliyyah menuju era kecemerlangan di semua aspek kehidupan: intelektual, ekonomi, dan kedaulatan politik.

Di sela wejangannya, Kiai Maimun menjelaskan, negara Indonesia adalah negara yg benar yg meneruskan model negara yg dibangun Nabi di Madinah yg plural dan toleran, tidak membedakan seseorang berdasarkan agama, tapi bersama-sama membangun bangsa sesuai kapasitas dan potensinya masing-masing.

Persatuan nasional menjadi syarat mutlak kebangkitan Indonesia. Zaman dulu ketika Indonesia masih berbentuk federasi dengan banyak Raja, maka satu dengan yg lain tidak bisa berdamai, terus terjadi pergolakan, perang pengaruh dan gesekan politik kekuasaan. Mencontoh Nabi yg berhasil membangun politik damai dan kerjasama dengan raja raja yg ada saat itu, maka persatuan Indonesia yg terdiri dari banyak agama, suku, golongan, dan ras, harus diperkuat supaya tidak goyah.

Pati, Jum'ah,
31 Agustus 2018

No comments:

Post a Comment

Khutbah Jum'at: Bulan Muharram Sarana untuk Mengevaluasi Tradisi Kita

Bulan Muharram Sarana untuk Mengevaluasi Tradisi Kita Khutbah 1 اَلْحَمْدُ للهِ الْوَاحِدِ الْقَهَّارْ، اَلْعَزِيْزِ الْغَفَّارْ، مُكَوِّرِ ...