Sunday, November 18, 2018
Abuya Ahmad Al-Maliki: Anakku, Aku Dipaksa Menandatangani Surat Pernyataan Berhenti Maulidan
Ketika Abuya Sayyid Ahmad mengadakan Maulid besar-besaran. Dimana jamaah yang hadir saat itu bukan hanya dari Makkah saja. Ahli Madinah dan Thoif juga banyak yang hadir. Dari luar negeripun juga banyak yang hadir. Bahkan ruang ruang aula pun saat itu sampai tidak mampu menampung hadirin. Namun setelah acara tersebut, sekitar semingguan acara maulidan besar-besaran itu, Abuya Sayyid Ahmad dipanggil pemerintah.
Persis seperti Abahnya (Abuya Sayyid Muhamad) ketika dipanggil raja. Para santri yang biasanya setiap hari disibukkan dengan pelajaran, saat itu Abuya Sayyid Ahmad memerintahkan untuk menghentikan pelajaran. Siang dan malam hanya kita isi dengan bacaan dzikir-dzikir serta bermunajat, ketika dihari pemanggilan Abuya Sayyid Ahmad, semua santripun tampak tegang, khawatir terjadi sesuatu hal yang tidak diinginkan oleh gurunya tercinta, maklum pemerintahan disana sangat anti dengan namanya perayaan Maulid Nabi. Ketika waktu sudah beranjak siang dan Abuya pun telah kembali dari memenuhi panggilan raja, maka saat itu Abuya berkata kepada para santri-santrinya : ‘ALA ROQOBATII MA UWAQQI’
Abuya Sayyid Ahmad menceritakan kejadian saat beliau diinterograsi. Kata Abuya, “Anak-anakku. Tadi aku dipaksa untuk menandatangani surat pernyataan untuk tidak mengadakan Maulidan lagi. Tadi aku jawab mereka dengan jawaban demikian, ‘ALA ROQOBATII MA UWAQQI’ (taruhan leherku, aku tidak akan menandatangani)!”. Allahu Akbar. Beliau kemudian melanjutkan ceritanya, sedang raut wajah para santripun begitu tegang, “Ya aulaadii, kata yang menginterograsi aku tadi, aku masih akan dipanggil lagi. Jika aku tidak lagi bersama kalian, maka tolong teruskan perjuangan ini.
Jangan kalian putus perjuangan ini hanya karena tidak ada aku”, begitu dawuh Abuya, yang membuat mata para santri saat itu berkaca-berkaca. Bahkan banyak dari para santri saat itu sampai sesenggukan. Tidak tega dan empati dengan apa yang dialami Abuya Ahmad, sekaligus dipenuhi perasaan mencekam. Dan sampai sekarang Abuya Ahmad tetap tidak berkenan untuk menandatangani pernyataan untuk tidak lagi mengadakan maulidan.
Source: thoriqatuna
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Khutbah Jum'at: Bulan Muharram Sarana untuk Mengevaluasi Tradisi Kita
Bulan Muharram Sarana untuk Mengevaluasi Tradisi Kita Khutbah 1 اَلْحَمْدُ للهِ الْوَاحِدِ الْقَهَّارْ، اَلْعَزِيْزِ الْغَفَّارْ، مُكَوِّرِ ...
-
Hizbut Tahrir memiliki dua bendera, berwarna putih yang disebut Liwa' dan warga hitam yang disebut Rayah. Mereka mengklaim 2 bendera ...
-
Namanya adalah Syeikh Subakir. Seorang mubaligh nusantara dari Persia, Iran. Tak banyak orang tahu dan mengenal nama Syekh Subakir. Padah...
-
Tafsir Ibnu Katsir Surah Al-Infithaar (Terbelah). Surah Makkiyyah; Surah ke 82: 19 ayat “BismillaaHir rahmaanir rahiim. 1. apabila lang...
-
Oleh Suryono Zakka Ada yang mempertanyakan tentang maksud dari Islam moderat. Istilah Islam moderat dipertanyakan karena tidak sesuai d...
-
Soeharto Lahir di Kemusuk, Argomulyo, Yogyakarta, 8 Juni 1921. Ia lahir dari keluarga petani yang menganut Kejawen. Keyakinan keluarga...
-
Baru-baru ini Nahdlatul Ulama sedang didera ujian berupa fitnah-fitnah dari pihak yang berseberangan dengan Nahdlatul Ulama. Bahkan banya...
-
Anda pasti sering mendengar istilah Cinta ditolak dukun bertindak. Bahkan sebelum menyatakan cinta pun menggunakan jasa dukun, ajian pele...
-
Oleh Rijalul Wathon Al-Madury Sayyid Kamal al-Haydari yg dengan nama lengkap Kamal bin Baqir bin Hassan al-Haydari (السيد كمال بن باقر ...
-
Di dalam Sejarah Melayu dan Hikayat Raja-Raja Pasai, terdapat sebuah hadits yang menyebutkan Rasulullah menyuruh para sahabat untuk berda...
-
Janganlah memvonis orang yang berziarah kubur lalu peziarah itu mencium nisan kubur dengan tuduhan bid’ah, syirik, khurofat, dll. Kar...
No comments:
Post a Comment