Monday, November 5, 2018
Resolusi Jihad NU sebagai Cikal Bakal TNI
Barisan Pemuda Kebangsaan sebenernya sudah dimulai sejak 1920-an paska runtuhnya Turki Utsmani dan ekspansi Negara2 Eropa untuk “menguasai dunia” dan juga pastinya karena banyak kaum cendikia lahir di Indonesia seperti Ki Hajar, KH Mas Mansyur, KH Wahab Hasbullah, Tan Malaka dll
Mungkin sekarang anak-anak milenial kilafah lagi demen jelek2in Banser bahkan sampe menyoal baju doreng, ya maklum kudu diluruskan. Tapi kalo yang tua pada ikutan ya itu namanya buta sejarah ataupun udah antipati. Gpp gue bakal cerita soal ini dengan Insyaallah runtut.
Istilah dan fakta tentara-tentaraan ini lahirnya pada saat penjajahan Jepang dimana pada September 1942 di Jakarta diadakan konferensi para pemimpin Islam yang intinya bikin Jepang kecewa karena ternyata Islam tidak bisa dipolitisasi untuk kasih dukungan Jepang di Perang Asia.
Jepang bermaksud mengumpulkan laskar Islam yang saat itu sangat anti Belanda, digabung menjadi Laskar yang tujuannya back up Jepang di Perang Asia yang musuhnya juga Belanda sama sekutu. Oktober 1942 Tokyo sampe menugaskan Kolonel Horie Choso keliling Jawa buat riset.
Saat itu ada organisasi Islam bernama MIAI (Majelis Islam A’la Indonesia) yang dikomandoi Ulama Nusantara untuk melawan Politik Belanda, gabungan 13 Organisasi termasuk didalamnya NU, Muhammadiyah dan SI. HadratusSyekh Hasyim Asy’ari adalah Ketua Badan Legislatifnya.
MIAI sangat efektif membuat Belanda kacau karena MIAI memiliki banyak laskar Santri didalamnya termasuk ANO (Anshoru Nahdlatul Oelama) yang dilahirkan oleh KH Wahab Hasbullah sejak 1924 dan pada 1934 menjadi Ansor.
Jepang ingin kuasai MIAI supaya bisa dipake perang lawan sekutu
Perjalanan Kolonel Horie Choso ini menghasilkan dan menyimpulkan bahwa jika Jepang mau mendapatkan tambahan laskar, maka dekatilah Kyai-Kyai Pengasuh Pondok Pesantren di Jawa.
Walhasil Jepang membentuk: Seinendan, Keibodan dan Heiho yang nantinya dibuat untuk bela bangsa.
Jepang sangat paham kalo Ruh di Pesantren adalah Ruh Kebangsaan, menjaga tanah air tempat kelahiran adalah panji martabat tertinggi dari para Santri.
Ide Jepang bentuk laskar kebangsaan ini jelas disambut pesantren dengan positif karena demi Nusantara.
Hingga pada saatnya, 3 Oktober 1943 Jepang meresmikan PETA (Tentara Pembela Tanah Air) di Bogor dengan keanggotaan terbanyak dari Santri dan Ulama.
HadratusSyekh Hasyim Asy’ari adalah Penasehat PETA, yang juga merupakan Rais Akbar Nahdlatul Oelama.
Kiprah PETA untuk perjuangan kemerdekaan Indonesia tidak perlu gue jelaskan, bisa gugling dan cari perpustakaan. Lengkap datanya..
Gue lanjut topik sampe berdirinya TNI aja yak?
Apakah Jepang tidak “fishy” dan tidak diketahui Hadratus Syekh Hasyim Asy’ari?
Tentu tidak, beliau paham banget kalo Jepang cuma ingin memperalat PETA untuk kepentingan Tokyo bukan Indonesia. Kemudian pada 4 Desember 1944, KH Wahid Hasyim membentuk Laskar Hizbullah
Iya, Putra HadratusSyekh dan sekaligus Ayah dari Gus Dur adalah inisiator yang membentuk Laskar Hizbullah yang sangat masyur dalam pertempuran 10 November 1945.
Jepang kalah set dengan KH Wahid Hasyim, pusat pelatihan Heiho di Cibarusah dipakai untuk latihan Laskar Hizbullah.
Siapakah Laskar Hizbullah?
Laskar Hizbullah adalah Ulama, Santri dan Pemuda Syubbanul Wathon atau ANO yang kemudian jadi GP Ansor nantinya.
Laskar Hizbullah adalah Banser!
Mari kita simak fakta sejarah berikut ini ya, biar pada paham dan siapin meme bully Banser yang baru.
Bulan Januari 1945, Masyumi yang saat itu diketuai HadratusSyekh Hasyim mengumumkan anggota dewan Pengurus Pusat Pimpinan Laskar Hizbullah dengan Ketua KH Zainul Arifin seorang Kader Ansor dari Barus Sumatera Utara dan diberikan amanat menjadi Panglima Laskar Hizbullah.
Pusat Latihan Hizbullah berada di Cibarusah dengan lahan 20 hektar disekitar perkebunan karet, dikelola oleh Konsul NU Jakarta dan instrukturnya bernama Kapten Yanagawa dari Beppan (Badan Intelejen Jepang).
Santri dari Madura dan Jawa merupakan peserta pelatihan paling awal.
Karena sangat banyak Santri yang mendaftar, bahkan proses rekrutnya sangat rapih dan pendaftar sangat banyak ditampung di banyak Masjid se-Jawa.
Di Malang juga ada Laskar yang tidak lahir dari Masyumi, didirikan oleh KH Masjkur Singosari, Santri HadratusSyekh juga.
"Sabilillah".
Laskar Hizbullah yang ditempa di Cibarusah dan Laskar Sabilillah di Malang pada saatnya kelak bergabung bertempur di Surabaya pada 25 - 27 Oktober 1945 dan Perang besar 10 November 1945 yang sangat terkenal dengan “Rawe Rawe Rantas, Malang Malang Putung”
Lulusan pendidikan Laskar Hizbullah inilah cikal bakal Tentara Indonesia kedepannya.
Salah satu “Harimau Hizbullah” yang sangat disegani dan ditakuti musuh adalah KH Abdullah Abbas Buntet Cirebon.
Yang melahirkan Batalyon Elit Infanteri 315/Resimen 1 Siliwangi
Ketika paska kemerdekaan, Belanda membonceng Sekutu ke Indonesia (dalih melucuti Jepang) dengan pasukan yang siap perang dan bermaksud menjajah Indonesia kembali.
Hingga lahir Resolusi Jihad 22 Oktober 1945 dimana awal dari pertempuran 10 November 1945.
Paska 10 November 1945, setelah kalah di Surabaya tuh Belanda belum kapok dan kembali ke Indonesia dengan Agresi Militer II.
Pada awal 1946, Surabaya jatuh ke tangan Sekutu kembali dan pasukan Hizbullah yang banyak jadi korban di pertempuran 10 November ditarik ke Gempol.
Perjuangan Laskar Hizbullah dan Sabilillah inilah tonggak kebangkitan Indonesia setelah Proklamasi.
Seluruh komponen kelaskaran seperti PETA, eks KNIL, Laskar Daerah, Jurnalis, Barisan Pemuda dll membuahkan simpati dunia dan “bayi” Tentara Keamanan Rakyat tumbuh besar.
Bulan Juli 1946 Hizbullah melaksanakan Kongres Umat Islam di Jogja yang menghasilkan konsolidasi peleburan Laskar Hizbullah kedalam Divisi Sunan Ampel.
Laskar Hizbullah Sunan Ampel dan kelaskaran lain inilah yang pada 5 Mei 1947 bersatu bergabung ke Tentara Republik Indonesia.
Dan TRI pada 3 Juni 1947 diubah menjadi TNI.
TNI memiliki kepemimpinan kolektif dari mantan pimpinan TRI dan badan kelaskaran lain, jangan heran banyak batalyon memberontak termasuk DI/TII, Permesta, Eks Knil APRA dll.
Satu hal, Hizbullah Sabilillah tidak pernah berontak.
Jadi, jika sekarang kalian menyoal seragam Banser ingatlah bahwa TNI lahir jauh setelah Banser berjuang bersama Hizbullah, Sabilillah, PETA dll sebelum Indonesia ini Merdeka.
Ayo kembali fokus jualan bendera HTI aja kalian dari pada sibuk ngurusi baju loreng. Bye....
Sumbernya dari mana ?
Dari buku Resolusi Jihad Paling Syar’i author Gugun El Guyani, Perlawanan Rakyat Indonesia terhadap Fasisme Jepang auth Sagimun MD. Di UIN banyak, minta aja buku terkait dan jurnal2 yang diterbitkan terkait Resolusi Jihad 22 Oktober 1945
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Khutbah Jum'at: Bulan Muharram Sarana untuk Mengevaluasi Tradisi Kita
Bulan Muharram Sarana untuk Mengevaluasi Tradisi Kita Khutbah 1 اَلْحَمْدُ للهِ الْوَاحِدِ الْقَهَّارْ، اَلْعَزِيْزِ الْغَفَّارْ، مُكَوِّرِ ...
-
Jika Asma Allah diucapkan sekali saja dengan lisan, itu disebut dzikir (mengingat) lisan, namun jika Nama Allah diingat dengan hati, maka...
-
Soeharto Lahir di Kemusuk, Argomulyo, Yogyakarta, 8 Juni 1921. Ia lahir dari keluarga petani yang menganut Kejawen. Keyakinan keluarga...
-
Beliau adalah KH Muhammad Zaini Abdul Ghani, seorang ulama besar yang sampai akhir hayat beliau masih memberikan ilmu agama bagi masya...
-
A. Secara Etimologis (Bahasa) 1. Menurut Al-Lihyani (w. 215 H) Kata Al-Qur'an berasal dari bentuk masdar dari kata kerja (fi'...
-
Pak Somad mengharamkan lomba kicau burung. Dia ternyata ahli Fiqhi yg lebih hebat daripada Syaikhul Islam Zakaria al-Anshari, Ulama Besar...
-
Ir. KPH. Bagas Pujilaksono Widyakanigara, M. Sc., Lic. Eng., Ph. D. Fakultas Teknik/Sekolah Pascasarjana Universitas Gadjah Mada ...
-
Info dari Ustadz Muafa (Syaikhul Pramukiyyin /Mantan Syabab HT), yaitu berkaitan dgn para senior/pembesar HT Pusat, khususnya yg ada di ...
-
Bantahan untuk Buya, yang mengatakan Nyanyian Lagu “Saben Malem Jum'at Ahli Kubur Mulih Nang Umah” adalah lagu hayalan yang bertentan...
-
Oleh Gus Nadirsyah Hosen Beredar di media sosial (medsos) potongan gambar yang berisi keterangan sebagai berikut: كان صلى الله عل...
No comments:
Post a Comment