Monday, December 24, 2018

Ucapan Selamat Natal menurut Habib Umar bin Hafidz dan Habib Ali Al-Jufri


Sekitar 6 tahun yang lalu al-Habib Umar bin Muhammad bin Saalim bin Hafidz HafidzohuLlah mengadakan bedah buku di Universitas Al-Ahgaff, Tarim, Hadramaut, Yaman. Dengan Tema : Moderat Karakter Inti Ajaran Islam

Habib Umar bin Hafidz menegaskan, sikap moderat (wasathiyah) adalah karakter inti ajaran Islam yang merepresentasikan perilaku RasuluLlah SAW dan para sahabatnya. Hal ini ia sampaikan dalam acara bedah buku karyanya, al-Wasathiyyah fil Islam (Moderat dalam Perspektif Islam).

Diskusi bedah buku diselenggarakan Persatuan Pelajar Indonesia (PPI) Yaman cabang Hadhramaut di Auditorium Fakultas Syariah dan Hukum, Universtitas Al-Ahgaff Tarim, Hadhramaut, Yaman, Jumat (27/12).

Habib Umar mengutip surat al-Baqarah (143), “Dan demikianlah Kami (Tuhan) jadikan kalian umat yang ‘wasath’ (adil, tengah-tengah, terbaik) agar kalian menjadi saksi (syuhada’) bagi semua manusia, dan agar Rasul (Muhammad) menjadi saksi (syahid) juga atas kalian.”

Dalam ayat tersebut umat Islam dipuji Tuhan sebagai golongan yang ‘wasath’ karena mereka tak terjerembab dalam dua titik ekstrem. Yang pertama, ekstremitas umat Kristen yang mengenal tradisi “rahbaniyyah” atau kehidupan kependetaan yang menolak keras dimensi jasad dalam kehidupan manusia serta pengkultusan terhadap utusan.

Yang kedua adalah ekstremitas umat Yahudi yang melakukan distorsi atas Kitab Suci mereka serta melakukan pembunuhan atas sejumlah Nabi.

Habib Umar mengajak setiap Muslim untuk tidak berlaku tatharruf (ekstrem) dalam menjalankan ajaran agama.

“Ekstrimisme yang terjadi akhir-akhir ini terjadi karena konsep wasathiyah mulai terkikis,” terang pengasuh perguruan Darul Mushtafa ini di hadapan sekitar 500 pelajar.

Karenanya, tutur Habib Umar, sikap moderat harus menjelma di setiap dimensi kehidupan seorang muslim, baik dalam ranah aqidah, pemikiran, etika, maupun interaksi dengan orang lain.

Habib Umar menyebut Wali Songo sebagai contoh ideal yang berhasil menerapkan prinsip moderat dalam kegiatan dakwah menyebarkan Islam di Nusantara. “Dengan sikap moderat yang ditunjukkan Walisongo, Islam dapat diterima dengan baik di Indonesia,” ujar Habib Umar.

Dalam kesempatan itu, Habib Umar bin Hafidz juga menerima pertanyaan dari peserta diskusi soal hukum mengucapkan selamat (tahni’ah) Natal kepada umat Kristiani.

Ia menjawab bahwa ucapan tersebut BOLEH selama :

1. Tidak disertai pengakuan (iqrar) terhadap hal-hal yang bertentangan dengan pokok akidah Islam, seperti,
2. klaim Isa anak Tuhan.
3. keikutsertaan dalam kemaksiatan.

Kebolehan ini, tutur Habib Umar, karena murni memuliakan para utusan Allah, termasuk Nabi Isa, adalah di antara hal yang pasti diakui dalam Islam (min dharuriyyati hadza ad-din).

Usai bedah buku, acara Departemen Pendidikan dan Dakwah PPI Hadhramaut ini juga meluncurkan buku berjudul “Janganlah Berbantah-bantahan yang Menyebabkan Kamu Menjadi Gentar dan Hilang Kekuatanmu”, sebuah terjemah atas karya Habib Umar berjudul “Wa La Tanaza’u Fatafsyalu wa Tadzhaba Riihukum”

___Pendapat Habib Ali Al Jufriy Tentang Mengucapkan Selamat Natal___

•••••
Orang yang mengharamkan mengucapkan selamat Natal kepada orang Nashrani mereka tidak mendatangkan Hujjah yang melarang mengucapkan selamat Natal, akan tetapi mereka berhujjah kalau mengucapkan selamat Natal berarti meyakini akan ketuhanan Yesus. Sungguh tidak ada hubungan sama sekali, sebab seorang Muslim yang mengucapkan Natal tetap tidak meyakini dengan ketuhanannya Yesus, sama halnya dengan orang Nashrani mengucapkan Selamat Hari Raya Idul Fitri atau Selamat atas kelahirannya Nabi Muhammad saw bukan berarti mereka berikrar sebagai Muslim.


Jadi, yang mau mengucapkan MONGGO, Asalkan dengan syarat² yang telah dipaparkan diatas.

Yang gak mau mengucapkan ya juga monggo, asalkan jangan menghina yang mengucapkan, apalagi mengatakan ia sesat ahli neraka.

WaLlahu A'lam....

No comments:

Post a Comment

Khutbah Jum'at: Bulan Muharram Sarana untuk Mengevaluasi Tradisi Kita

Bulan Muharram Sarana untuk Mengevaluasi Tradisi Kita Khutbah 1 اَلْحَمْدُ للهِ الْوَاحِدِ الْقَهَّارْ، اَلْعَزِيْزِ الْغَفَّارْ، مُكَوِّرِ ...