Thursday, August 29, 2019
Bedanya Banser Dulu dan Sekarang
Suryono Zakka
Apanya yang beda? Banser dari dulu sampai sekarang tugasnya menjaga NU, membela marwah ulama dan menjaga NKRI. Tidak ada yang berubah sama sekali. Tetap berakidah Ahlussunnah Wal Jamaah madzhab Syafi'i. Tetap moderat dan toleran.
Jika sikap Banser sekarang lebih militan hal itu hanya mengikuti keadaan. Banser tak pernah pilih kasih sebab perjuangan Banser adalah membela kebenaran apapun agamanya. Bukan pembelaan atas label agama. Siapapun yang berniat jahat kepada NU dan NKRI walau berkedok Islam maka siap-siaplah berhadapan dengan Banser. Jika tak punya nyali maka tak usahlah berkoar-koar atau mencaci maki Banser dimedsos karena hanya akan merugikan diri sendiri dan keluarga.
Banser akan tetap eksis dalam setiap cuaca. Jika sekarang Wahabi dan HTI juga lebih ganas, garang bahkan tak punya etika sama sekali kepada ulama maka Banser perlu juga membangun militansi. Siap mencyduk dan memberi pelajaran kepada mereka agar punya adab kepada ulama NU.
Banser sekarang hobinya bubarkan pengajian!
Benarkah? Banser tak sekalipun membubarkan pengajian. Buktinya setiap pengajian NU atau pengajian yang mengajak pada persatuan, Banser selalu jadi pengaman. Pengajian para kiai selalu dijaga ketat oleh Banser sehingga berjalan lancar bebas hambatan. Kalaupun Banser menolak aktifitas keagamaan, bukan berarti Banser membubarkan pengajian tapi menolak provokator atau perusak NKRI berkedok pengajian.
Banser suka jaga Gereja dan tempat ibadah orang kafir!
Sudah tugas Banser menjaga NKRI. NKRI adalah negara kesatuan yang hidup didalamnya berbagai agama jadi sudah tugas Banser menjaga keamanan aktifitas agama apapun. Kalau memang tidak ingin Banser jaga tempat ibadah non-muslim ya sudah jangan menerpr dan ngebom lagi. NKRI sudah merdeka sehingga sudah bukan lagi waktunya main perang-perangan.
Banser sudah liberal!
Liberal itu artinya bebas tidak berpedoman pada ajaran agama atau merusak aturan agama. Tidak mungkin Banser liberal sebab Banser selalu dibawah komando ulama. Selalu nderek dawuh poro ulama.
Yang liberal itu yang suka merubah tatanan dan sistem NKRI yang sudah final atau memaksakan pemahaman agama kepada masyarakat dengan pemahaman yang baru seperti memaksakan khilafah di negara Pancasila atau memaksakan ideologi Wahabi ditengah-tengah masyarakat penganut madzhab Syafi'i.
Kalau memang Banser hebat, coba dong ke Papua melawan OPM!
Banser itu selalu bersikap sesuai komando dan prosedur sehingga tidak melanggar aturan. Ada Hak dan wewenang TNI dan Polri menumpas pemberontakan. Jika memang negara dalam keadaan genting, Banser akan siap membantu TNI-Polri. Dan perlu diketahui bahwa Banser sudah ada di Papua sehingga siap kapanpun dibutuhkan. Jangan dikira Banser takut dengan OPM. Penjajah, PKI hingga HTI saja musnah apalagi hanya OPM.
Banser sukanya dangdutan!
Terimakasih atas kritikannya. Jangan seperti lalat yang hanya mengorek hal yang buruk. Tak ternilai betapa besarnya jasa Banser untuk NKRI sedangkan para penghinanya, sudahkah punya andil untuk NKRI? Jangankan turut andil memajukan NKRI, kerjaannya hanya nyinyir membuat kisruh dan rusuh NKRI. Teriak NKRI negara kafir tapi betah dan beranak pinak di NKRI. Masih waraskah yang semacam itu? Ya jabbar, ya qahhar. Siapa yang berani pada NU pasti kualat.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Khutbah Jum'at: Bulan Muharram Sarana untuk Mengevaluasi Tradisi Kita
Bulan Muharram Sarana untuk Mengevaluasi Tradisi Kita Khutbah 1 اَلْحَمْدُ للهِ الْوَاحِدِ الْقَهَّارْ، اَلْعَزِيْزِ الْغَفَّارْ، مُكَوِّرِ ...
-
Oleh M Abdullah Badri (Founder Komunitas Marka Bangsa) SEBAGAI objek, kalimat tauhid itu dasein (ditemukan dalam kondisi bebas atas di...
-
Fanatik berarti kecintaan yang berlebihan. Fanatik dapat mengarah kepada dua hal yakni konotasi positif dan konotasi negatif. Konotasi po...
-
Dalam hal ini, terdapat dua perbedaan pendapat antaralain: Pertama, orang kafir diharamkan menyentuh mushaf. Ini adalah pendapat Abu ...
-
Gerakan Tarbiyah atau Usrah muncul sekitar tahun 80-an hingga 90-an yang muncul sebagai gerakan pendidikan agama (tarbiyah) dan kekeluarg...
-
Oleh Rijalul Wathon Al-Madury Sayyid Kamal al-Haydari yg dengan nama lengkap Kamal bin Baqir bin Hassan al-Haydari (السيد كمال بن باقر ...
-
Soeharto Lahir di Kemusuk, Argomulyo, Yogyakarta, 8 Juni 1921. Ia lahir dari keluarga petani yang menganut Kejawen. Keyakinan keluarga...
-
KH NACHROWI THOHIR - BUNGKUK SINGOSARI (1900 -1980): PENDIRI NU, PELOPOR LEMBAGA PENDIDIKAN MA'ARIF NU “Ketahuilah, bahwa kelak, su...
-
Oleh Ustadz Muinan El-Guraysqi وَقَالَ حَكِيمٌ مِنَ الْحُكَمَاءِ: مَنْ عَمِلَ سَبْعَةً دُونَ سَبْعَةٍ لَمْ يَنْتَفِعْ بِمَا يَعْمَلْ، ...
-
A. Secara Etimologis (Bahasa) 1. Menurut Al-Lihyani (w. 215 H) Kata Al-Qur'an berasal dari bentuk masdar dari kata kerja (fi...
-
Kau pembela kaum tertindas Kau penyelamat kaum minoritas Kau penyejuk kegersangan spiritualitas Kau pendidik kaum yang rindu moralit...
No comments:
Post a Comment