Sunday, November 10, 2019
Ciri-Ciri Radikalisme
Oleh Suryono Zakka
Keseriusan pemerintah dalam menanggulangi ideologi radikalis patut diapresiasi walaupun dengan beberapa catatan. Radikalisme tak cukup hanya diidentifikasi dari simbol atau tampilan lahiriyah semata. Radikalisme tak bisa diidentikkan dengan cadar, cingkrangx jidat hitam atau jenggot walau bisa saja kaum radikalis memakai simbol-simbol tersebut meskipun tak bisa di gebyah uyah atau pukul rata.
Agama tidak pernah mengajarkan radikalisme. Radikalisme lahir karena pemeluk agama gagal dalam memahami ajaran agamanya sehingga melakukan tindakan kekerasan yang dianggap ada legitimasinya dalam agama atau kitab suci. Radikalisme tak hanya muncul dari oknum pemeluk agama Islam namun juga bisa terlahir dari oknum pemeluk agama lain.
Paling tidak, ada tiga ciri utama untuk mengidentifikasi seseorang sudah terinveksi virus radikal diantaranya:
1. Ideologi takfiri
Ideologi takfiri adalah pemasok utama gerakan radikal. Gerakan radikal terinspirasi oleh doktrin-doktrin agama yang dipahami secara eksklusif sehingga wawasannya sempit, monolitik dan monopolis. Monolitik berarti memahami agama hanya dari satu sumber dan monopolis berarti memonopoli kebenaran sehingga menganggap surga hanya untuk kelompoknya. Gerakan Wahabisme lahir dari ideologi takfiri.
Watak mengkafirkan, menuduh sesat hingga memusyrikkan sesama umat adalah biang terorisme yang tidak mudah untuk disembuhkan. Cara yang efektif untuk menyembuhkannya adalah dengan banyak belajar dari berbagai referensi dalil agama sehingga pemahamannya bisa luas. Belajar agama dari sanad atau guru yang jelas latar belakang keilmuannya.
Karakter kelompok takfiri adalah mereka yang bersikap eksklusif (asosial). Enggan bermasyakat sehingga hanya bergaul dengan sesama kelompoknya. Umat muslim diluar kelompoknya dianggap kafir, ahli bid'ah, pelaku syirik dan ahli neraka.
2. Anti Negara Bangsa (Nasionalisme)
Lahirnya kelompok radikal dapat disebabkan karena anti nation state atau anti negara kebangsaan. Kelompok ini gagal dalam memahami sistem politik dan bernegara. Apapun sistem yang tidak memakai jargon-jargon agama dianggap kafir sehingga wajib diperangi.
Sebagai contoh dari kelompok ini mereka yang berupaya untuk mendirikan negara khilafah. Karena hanya sebatas misi politik sehingga muncullah varian-varian negara khilafah yang mereka cita-citakan sesuai dengan selera. Ada HTI yang sudah dibubarkan, Khilafatul Muslimin, DI/TII yang pernah ditumpas pemerintah dan varian-varian khilafah lainnya di Timur Tengah.
3. Mengubah Dasar Negara
Ciri kelompok radikalis lainnya adalah mereka yang bercita-cita mengubah dasar negara. Radikalisme semacam ini tak hanya digaungkan oleh oknum muslim namun juga mereka yang mengkampanyekan komunisme, sosialisme hingga liberalisme.
Jelaslah bahwa cingkrang, jenggot, jidat hitam dan cadar tidak bisa ukuran radikalisme. Radikalisme bisa muncul dengan alasan yang beragam walau secara garis besar berasal dari kesalahan dalam memahami agama.
Tak pandang apapun tampilannya, jika memiliki pemahaman takfiri yang suka tuduh sana-sini, anti negara kesatuan hingga bercita-cita mengubah dasar negara maka mereka itulah yang disebut teroris-radikalis. Walau tidak menjadi patokan, tetap perlu dipahami bahwa yang bercadar, cingkrang dan berjenggot panjang ada yang terinveksi virus radikal. Tak perlu curiga tapi tetap waspada.
Solusinya, silakan bercadar, cingkrang, jidat hitam dan berjenggot panjang bagi yang menganggap hal itu sebagai bagian dari perintah agama namun jangan berideologi takfiri, jangan nyinyir anti NKRI dan bernafsu mengganti Pancasila. Jika memilih bercadar, cingkrang dan berjenggot panjang maka tak perlu memandang rendah umat Islam yang tak menampilkan simbol-simbol itu.
Tak perlu menuduh sesat, kafir dan anti sunnah hanya karena tidak bercadar, tidak berjenggot dan tidak cingkrang. Tak perlu teriak-teriak khilafah, thaghut dan anti Pancasila untuk disebut muslim kaffah. Jaga toleransi sesama muslim dan antar pemeluk agama. Patuhi segala peraturan. Jika tidak sepakat dengan Pancasila maka cukup dengan pergi dari NKRI.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Khutbah Jum'at: Bulan Muharram Sarana untuk Mengevaluasi Tradisi Kita
Bulan Muharram Sarana untuk Mengevaluasi Tradisi Kita Khutbah 1 اَلْحَمْدُ للهِ الْوَاحِدِ الْقَهَّارْ، اَلْعَزِيْزِ الْغَفَّارْ، مُكَوِّرِ ...
-
Suku Chaniago adalah suku asal yang dibawa oleh Datuk Perpatih Nan Sebatang yang merupakan salah satu suku induk di Minangkabau selain su...
-
Saat mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia, para kiai pesantren memahami dan menerapkan betul kalimat “Hubbul wathan minal iman”,...
-
Islam adalah agama fitrah yaitu suci dengan makna selalu menekankan kesucian baik lahir maupun batin dan juga suci dimaknai sesuai deng...
-
Orang yang sakti tidak suka hura-hura, cari bolo (mengerahkan bantuan), gerudukan dan cari musuh. Orang yang sakti adalah sang pemberani...
-
ﺍﻟﻔﺎﺗﺤﺔ ﺇﻟﻰ ﻣﺸﺎﻳﺦ ﺍﻟﻘﻬﻮﺓ ﺍﻟﺒﻨﻴﺔ ﻭﺍﻟﺴﺎﺩﺓ ﺍﻟﻌﻠﻮﻳﺔ ﻭﺍﻷﻭﻟﻴﺂﺀ ﻭﺍﻟﺼﻮﻓﻴﺔ ﻭﻛﻞ ﻣﻦ ﻳﺸﺮﺑﻬﺎ ﺑﻨﻴﺔ ﺃﻥ ﺍﻟﻠﻪ ﻳﺼﻠﺢ ﺍﻟﻨﻴﺔ ﻭﺍﻟﻄﻮﻳﺔ- Alfatihah ila masyayi...
-
Soeharto Lahir di Kemusuk, Argomulyo, Yogyakarta, 8 Juni 1921. Ia lahir dari keluarga petani yang menganut Kejawen. Keyakinan keluarga...
-
Penggagas awal tradisi pembuatan bubur Asyura adalah Nabi Nuh–‘alaihis salam-. Dikisahkan, ketika Nabi Nuh–‘alaihis salam–turun dari kapa...
-
Beliau (Sofyan Tsauri) sampai berani bersumpah atas nama ALLAH bahkan berani Bermubahalah jika ada yang menuduh dia berdusta atas apa yan...
-
Kekafiran Penyihir Para ulama berbeda pendapat tentang seorang muslim yang menggunakan sihir, apakah dia kafir keluar dari agama Islam,...
-
Seorang tokoh dan cendekiawan terkemuka Indonesia mengapresiasi upaya dan peran Republik Islam Iran untuk mempersatukan umat Islam tanpa ...
No comments:
Post a Comment