Wednesday, February 28, 2018

Manfaat Shalawat Ulul 'Azmi


Biografi Imam Muhammad Sulaiman al-Jazuliy

Nama beliau adalah Abu Abdillah Muhammad Ibn Sulaiman al-Jazuliy al-Simlaliy al-Syarif
al-Hasaniy. Beliau dilahirkan di Jazulah yaitu disebuah kabilah dan Barbar di pantai negeri
Maghrib, Maroko, Afrika. Bahwa bumi Maroko adalah gudang ulama dan wali, bahkan di kota Fas Maroko saja terdapat jutaan ulama yang lahir dan dikuburkan di kota tersebut, yang dikenal melalui berbagai kitab karyanya yang beredar di berbagai penjuru dunia.

Imam al-Jazuliy belajar di Fas yaitu sebuah kota yang cukup ramai yang terletak tidak terlalu
jauh dan tidak terlalu dekat dengan Mesir. Jarak antara Fas dan Mesir kira-kira 36 derajat
17 daqiqah atau sekitar 4.064 km. Dikota Fas beliau belajar hingga menjadi sangat banyak
menguasai ilmu yang bermacam-macam sehingga namanya tersohor, kemudian beliau
mengarang kitab “Dalail al Khairat”.

Kronologi Imam Muhammad Ibn Sulaiman al-Jazuliy mengarang kitab shalawat Dalail
Khairat , suatu ketika tengah berjalan-jalan di padang pasir. Ketika waktu shalat tiba, beliau
berusaha mencari sumber air untuk berwudhu dan melepaskan dahaganya. Setelah beberapa saat menyusuri padang pasir, beliau menemukan sebuah sumur yang sangat dalam. Sumur itu masih menyimpan air, tapi sayang Imam al-Jazuliy tak menemukan alat untuk mengambil air dari sumur.

Ketika beliau tengah kebingungan mencari alat untuk mengambil air, tiba-tiba beliau melihat
seorang anak perempuan kecil menghampiri beliau dari tempat ketinggian. Anak kecil itu
bertanya, “Siapakah anda tuan, mengapa anda berada di tempat yang sesunyi ini?”
Imam al-Jazuliy lantas menjelaskan hal ihwal beliau dan kesulitan yang tengah menimpanya. “Anda adalah seseorang yang terpuji yang terkenal karena keshalehan Anda!” seru anak kecil itu. Anak kecil perempuan melihat Imam al-Jazuliy tampak kebingungan mencarikan alat untuk mengeluarkan air dari dalam sumur. Setelah agak lama mencari namun tak juga menemukan, si anak lalu mendekat ke bibir sumur dan meludah ke dalamnya. Ajaib, air sumur tiba-tiba meluap sampai ke atas permukaan tanah!

Setelah minum dan merampungkan wudhunya, Imam al-Jazuliy lantas berkata, “Wahai anak
kecil, sungguh aku kagum kepadamu! Dengan amal apakah engkau dapat meraih kedudukan setinggi ini?” Anak perempuan kecil itu menjawab, “Dengan memperbanyak membaca shalawat kepada orang yang apabila ia (Nabi Muhammad) berjalan di padang belantara, binatang-binatang buas akan mengibas-ngibaskan ekornya (menjadi jinak).”

Setelah mendengar penuturan anak kecil itu, Imam Al Jazuliy lantas bernadzar untuk
menyusun sebuah kitab yang membahas tentang shalawat untuk Nabi Muhammad. Kelak,
setelah kitab tersebut selesai ditulisnya, kitab itu dinamainya Dalailul Khairat . Sebuah kitab
yang masih terus dibaca hingga kini karena keberkahannya yang luar biasa. Dikemudian hari, Syaikh Uwais Ibn Abdullah al-Mujtabi al-Husainiy membuat Mukhtashar (ringkasan) kitab Dalail al-Khairat dengan nama al-Budur al-Nayyirat Fi Ikhtishar Dalail al-Khairat .
Dan sebelum beliau mensosialisasikan kitab itu, Imam al-Jazuliy mendapat ilham untuk
pulang kembali ke tanah kelahirannya. Maka beliau kembali dan Fas ke desa beliau ditepi
daerah Jazulah. Kemudian beliau dengan kesendiriannya itu bertemu Syaikh Abu Abdilah
Muhammad Ibn Abdullah al-Shaghir seorang penduduk di pinggiran desa dan beliau berguru
Dalail kepadanya. Kemudian Imam al-Jazuliy melaksanakan khalwat untuk beribadah selama 14 tahun dan kemudian keluar dan khalwatnya untuk mengabdikan diri dan menyempurnakan pentashihan (pembetulan) kitab “Dalail Khairat” pada hari jum’at, 6 Rabi’ul Awwal 862 H. delapan tahun sebelum hari wafatnya.

Beliau wafat waktu melaksanakan shalat subuh pada sujud yang pertama (atau pada sujud
yang kedua menurut satu riwayat) tanggal 16 Rabi’ul Awwal 870 H. Beliau dimakamkan
setelah waktu shalat Dzuhur pada hari itu juga di tengah masjid yang beliau bangun. Beliau
tidak memiliki putra lelaki sehingga kekhalifahan beliau dilanjutkan oleh para murid-murid
beliau diantaranya adalah: Syaikh Muhammad al-Shaghir al-Sahaliy dan Syaikh Muhammad
Abdul Karim al-Mundziriy.

Sebagian karamah Imam al-Jazuliy adalah setelah 77 tahun dari wafat beliau, makam beliau
dipindahkan dari kota Sus ke kota Marakisy, dan ternyata ketika jenazah beliau dikeluarkan
dari kubur, keadaan jenazah itu masih utuh seperti ketika beliau dimakamkan. Rambut dan
jenggot beliau masih nampak bersih dan jelas seperti pada hari beliau dimakamkan. Makam
beliau di Marakisy sering diziarahi oleh banyak orang.

Sebagian besar dan peziarah itu membaca kitab Dalail al-Khairat di sana, sehingga dijumpai
di makam itu bau semerbak minyak misik yang amat harum karena begitu banyak dibacakan shalawat salam kepada Nabi Muhammad, para sahabat dan keluarga beliau. kisah wangi semerbak itu adalah sebagian dari sejarah yang lain tentang beliau bahwa para orang sholeh dari berbagai penjuru dari masa ke masa senantiasa membaca dan mengamalkan kitab beliau yaitu Dalail al-Khairat .

Akhirnya beliau mendapat predikat sebagai seutama-utamanya orang yang bersama
Rasulullah kelak karena banyaknya pengikut beliau untuk membaca shalawat, sebagai mana Rasulullah bersabda:

ﻋَﻦِ ﺍﺑْﻦِ ﻣَﺴْﻌُﻮﺩٍ ﺭَﺿِﻲَ ﺍﻟﻠﻪُ ﻋَﻨْﻪُ ﻗَﺎﻝَ ﻗَﺎﻝَ ﺻَﻠَّﻰ ﺍﻟﻠﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَﺇِﻥَّ ﺃَﻭْﻟَﻰ ﺍﻟﻨَّﺎﺱِ ﺑِﻲ ﻳَﻮْﻡَ ﺍﻟْﻘِﻴَﺎﻣَﺔِ ﺃَﻛْﺜَﺮُﻫُﻢْ
ﻋَﻠَﻲَّ ﺻَﻼﺓً .

Artinya: “ Manusia yang paling utama bersamaku pada hari kiamat adalah orang yang paling
banyak membaca Shalawat untukku .”


Bunyi Shalawat Imam al-Jazuliy

ﺍَﻟﻠَّﻬُﻢَّ ﺻَﻞِّ ﻭَﺳَﻠِّﻢْ ﻭَﺑَﺎﺭِﻙْ ﻋَﻠَﻰ ﺳَﻴِّﺪِﻧَﺎ ﻣُﺤَﻤَّﺪٍ ﻭَﺁﺩَﻡَ ﻭَﻧُﻮْﺡٍ ﻭَﺇِﺑْﺮَﺍﻫِﻴْﻢَ ﻭَﻣُﻮْﺳَﻰ ﻭَﻋِﻴْﺴَﻰ ﻭَﻣَﺎ ﺑَﻴْﻨَﻬُﻢْ ﻣِﻦَ ﺍﻟﻨَّﺒِﻴِّﻲْﻥَ
ﻭَﺍﻟْﻤُﺮْﺳَﻠِﻴْﻦَ . ﺻَﻠَﻮَﺍﺕُ ﺍﻟﻠﻪِ ﻭَﺳَﻼَﻣُﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻬِﻢْ ﺃَﺟْﻤَﻌِﻴْﻦَ .

Artinya:” Ya Allah, limpahkanlah rahmat, salam dan keberkahan kepada junjungan kami Nabi
Muhammad, Nabi Adam, Nabi Nuh, Nabi Ibrahim, Nabi Musa, Nabi Isa dan seluruh Nabi dan
Rasul di antara mereka. Semoga rahmat dan salam Allah selau tercurah kepada mereka
semua .”

Shalawat ini dinamakan shalawat Ulul Azmi, lantaran di dalam redaksinya disebutkan lima
nama-nama Rasul Ulul Azmi yaitu Nabi Nuh, Nabi Ibrahim, Nabi Musa, Nabi Isa dan Nabi
Muhammad. Menurut pendapat Imam Athiyyah dan Imam Mujahid, kelima Rasul itulah yang
mendapat gelar Ulul Azmi. Sedangkan menurut pendapat Imam al-Hasan, Rasul yang
mendapat gelar Ulul Azmi ada empat yaitu: Nabi Ibrahim, Nabi Musa, Nabi Daud dan Nabi
Isa. Didahulukan penyebutan Nabi Adam karena beliau merupakan Nabi pertama dan
manusia pertama.

Keutamaan Membaca Shalawat Ulul Azmi

Syaikh Muhammad Ibn Sulaiman al-Jazuliy mengatakan:

من ﻗَﺮَﺃَﻫَﺎ ﺛَﻼَﺙَ ﻣَﺮَّﺍﺕٍ ﻓَﻜَﺄَﻧَّﻤَﺎ ﺧَﺘَﻢَ ﺍﻟْﻜِﺘَﺎﺏَ ﻳَﻌْﻨِﻲ ﺩَﻻَﺋِﻞَ ﺍﻟْﺨَﻴْﺮَﺍﺕِ

Artinya:” Siapa saja yang membaca shalawat Ulul Azmi sebanyak tiga kali, seakan-akan ia
mendapat pahala mengkhatamkan kitab Dalail al-Khairat .”

No comments:

Post a Comment

Khutbah Jum'at: Bulan Muharram Sarana untuk Mengevaluasi Tradisi Kita

Bulan Muharram Sarana untuk Mengevaluasi Tradisi Kita Khutbah 1 اَلْحَمْدُ للهِ الْوَاحِدِ الْقَهَّارْ، اَلْعَزِيْزِ الْغَفَّارْ، مُكَوِّرِ ...