Sunday, March 4, 2018

Aku dan Negeriku


Aku hidup disebuah negeri yang subur makmur. Negeri indah karunia Tuhan yang rasanya belun pernah aku temukan dipeta negara manapun didunia ini. Negeri yang penuh berkah karena banyak wali yang singgah silih berganti dari wali yang agung dan penuh karamah hingga wali mastur yakni wali yang tak tampak oleh mata, tersembunyi dari keelokan negeriku. Sebab doa para wali inilah negeriku hingga hari ini masih tetap menghijau. Ijo royo-royo.

Tak lama kemudian, gonjang-ganjing dinegerikupun terjadi. Entah mengapa, orang jahat semakin ramai orang tak berakhlakpun semakin padat. Dulu negeriku dikenal sebagai negeri yang penduduknya santun nan cinta damai tapi sekarang negeriku dikenal sebagai negeri yang suka ribut, rajin berkelahi dan gemer jotos-jotosan. Dulu negeriku dikenal dengan kaumnya yang manis dipandang mata, elok lisannya, halus budi bahasanya. Tapi, sekarang tak lagi. Negeri lebih tersohor sebagai negeri yang kaumnya suka ngamuk, menebar teror, menebar kebencian dan menebar berita bohong.

Kini akupun tahu bahwa berita bohong disebut hoax. Sebuah istilah yang tak enak didengar, tak lezat diucapkan apalagi dibayangkan. Sebuah kata yang tak pernah aku dapatkan dari nenek moyangku dan tak pernah aku dapatkan dari guru bahasaku ketika SD.

Hoax kian menjadi menu bagi negeriku. Bahkan hoax kini menjadi 'ayat' baru yang paling terkenal diantara ayat-ayat yang lain didalam kitabku. Walau ini bukan ayat Al-Qur'an tapi menjadi tandingan bagi surat al-Falaq yang pernah aku hafal. Jika didalamnya terdapat lafadz ming syarrimaa kholaq yang artinya dari kejahatan makhluk-Nya jika 'ayat' yang terkenal saat ini berbunyi ming syarrimaa hoax yang artinya dari kejahatan hoax atau tukang ngibul.

Ayat hoax semakin laris manis dinegeriku. Bahkan semboyan mereka yakni warga kampung sebelah berbunyi "nggak ngehoax nggak makan". Sebuah gambaran betapa parahnya berita hoax telah melanda. Dengan hoax, kebenaran dibenamkan dan kejahatan dianggap sebagai nilai kebenaran. Rakyat panik, bingung dan kalang kabur walaupun tidak sempat kalang kabur.

Yang terkini sedang menjadi berita seksi dinegeriku adalah tentang hoax MCA. MCA tidak sama dengan MCK sebagaimana singkatan yang pernah aku kenal yakni Mandi, Cuci, Kakus. Yang aku kenal, plesetan dari MCA adalah Micin Cyber Army yang artinya angkatan siber micin. Yang aslinya pakai nama Islami agar dianggap membawa nama Islam tapi jangan kaget bahwa dikomunitas ini, mafia-mafia penipu ulung saling bertemu dan membuat kesepakatan untuk menebarkan penipuan keseluruh penjuru dunia. Semua ini mereka lakukan agar negeriku kacau, perang saudara dan berpecah belah sebagaimana negeri tetangga sebelah yang ada digurun.

Mereka menipu atas nama agama. Mereka meneror atasnama Tuhan. Mereka mengumbar syahwat politik dengan kedok ayat suci. Terkadang aku sangat prihatin mengapa negeriku menjadi seperti ini. Aku yang tak banyak hapal ayat suci dan sabda nabi tak terpikirkan bahwa negeriku akan dipenuhi oleh penjual ayat suci dengan harga yang murah meriah.

Negeriku memang aneh saat ini. Banyak yang hafal ayat namun suka melaknat. Banyak yang hafal sabdan nabi tapi gemar mencaci. Mengaku cinta nabi tapi kehilangan akhlak nabi. Mencintai Allah sambil berteriak takbir tapi menghujat kesana kemari.

Apakah ini sebuah kutukan Tuhan untuk negeriku. Oh tidak. Aku tak yakin negeriku dikutuk Tuhan. Dinegeriku masih banyak orang yang berbuat baik. Dinegeriku masih ada kaum yang berkata lembut dan cinta perdamaian. Dinegeriku masih ramai kaum suci dan para wali yang khusyuk dan ikhlas beribadah hanya berharap balasan Tuhan. Merekalah penolak bala dan bencana yang akan Tuhan timpakan.

Entahlah. Jika ini sebuah kutukan. Aku memohon kepada Tuhan agar kutukan ini segera disirnakan. Aku tak ingin negeriku hancur berkeping-keping tak bersisa. Alangkah sedihnya para pendiri jika negeri ini binasa. Alangkah nestapanya jika para pejuang jika bangsa ini berperang dengan sesama kawan.

Jika ini hanya cobaan, aku akn selalu berdo'a, memuji dan berharap kepada Penguasa Raya. Berikan kami kesabaran. Kuatkan kami dalam menjaga negeri ini. Kuatkan kami dalam menumpas kebatilan baik kebatilan tanpa agama dan kebatilan yang bersolek dengan jubah agama. Aku memohon agar segera ditunjukinya yang hak adalah hak dan yang batil agar segera tumbang.

Aku berharap agar negeriku tetap lestari hingga akhir zaman. Aku bercita-cita agar anak cucuku dapat beranak-pinak dalam ketaatan mengabdi pada ilahi. Menjaga dan mewarisi negeri ini agar tidak dicuri dan dirampok oleh kaum culas yang menghalalkan segala cara. Jika negeriku hancur maka binasalah aku. Jika negeriku kacau maka rusaklah anak keturunanku.

Itulah sekeping kisah antah barantah dari negeriku. Paduka bisa belajar dari kisah yang menyayat hati ini. Kiranya negeri paduka walau tak seindah negeriku, tak seramai tanah tumpah darahku, tak seluas bumi pertiwiku janganlah negeri paduka berasa nasib yang sama sedihnya. Memohonlah kepada Tuhan paduka agar tanah paduka tuan selalu dijauhkan dari marabahaya, dilindungi Tuhan hingga akhir zaman.

No comments:

Post a Comment

Khutbah Jum'at: Bulan Muharram Sarana untuk Mengevaluasi Tradisi Kita

Bulan Muharram Sarana untuk Mengevaluasi Tradisi Kita Khutbah 1 اَلْحَمْدُ للهِ الْوَاحِدِ الْقَهَّارْ، اَلْعَزِيْزِ الْغَفَّارْ، مُكَوِّرِ ...