Saturday, August 18, 2018
Johanis Gama Marsal Lau: Sang Pahlawan dari Timur
Momentum kali ini, 17 Agustus 2018 sangat suprise dan istimewa. Istimewa karena peristiwa heroik seorang anak SMP yang memanjat tiang bendera saat upacara kemerdekaan karena tali pengerek bendera terputus sehingga upacara tetap dapat dilanjutkan.
Namanya adalah Johanis Gama Marshal Lau. Siswa kelas 1 SMP Silawan Kota Atambua, NTT. Namanya semakin viral karena aksi heroiknya memanjat tiang bendera pada saat Upacara Hut RI Ke-73. Karena jasanya ini, ia ditempatkan posisi terdepan dekat dengan inspektur upacara. Orang tuanya pun mendapatkan berkah dari aksinya sehingga rumah kedua orang tuanya direnovasi pemerintah daerah. Tak hanya itu, Johanis juga mendapatkan beasiswa selama pendidikannya hingga kependidikan militer dan ia beserta kedus orang tuanya mendapat perlakuan yang sangat istimewa karena mendapat undangan dari presiden RI bapak Jokowi.
Peristiwa ini sebagai pelajaran bagi kita semua bahwa sekecil apapun perjuangan kita jika dilakukan dengan ikhlas maka akan berbuah besar dan bermanfaat bagi orang banyak. Urusan panjat memanjat tentu bukan hanya Johanis yang bisa apalagi hanya menaiki tiang bendera. Namun, tidak semua orang mau melakukannya terlebih tidak ada imbalan sebelumnya, suasana terik dan sangat berisiko.
Disini sebuah pelajaran kepada kita tentang patriotisme dan semangat nasionalisme yang diajarkan oleh Johanis. Sikap yang mungkin jarang dan kian pudar dikalangan remaja dan pelajar. Pelajar dan pemuda kita saat ini lebih asyik main game, hura-hura, sibuk dengan androik dan sosmednya sehingga minim dan miskin nasionalisme.
Ditambah menguatnya radikalisme dikalangan pelajar semakin kontras saja sikapnya Johanis ini. Pelajar dan remaja identik dengan kekerasan dan aksi brutal. Terorisme atas nama agama juga kian menguat akibat banyaknya pelajar dan pemuda belajar agama secara otodidak.
Belajar agama secara instan memang mengasyikkan dengan petualangan tanpa batas sesuai nalar dan akal pikiran sendiri. Tanpa guru pembimbing dsn tanpa metode yang benar. Akibatnya, pemahaman agama menjadi salah yang akhirnya sikapnya sangat kontras dari nilai-nilai agama.
Johanis layak untuk disebut sebagai pahlawan dari timur. Pahlawan kecil yang mengajarkan keteladanan bagi kita bahwa tugas kita semua menjaga negeri ini. Simbol merah putih adalah simbol persatuan yang harus diutamakan diatas kepentingan pribadi, agama dan golongan.
Baca juga: KH. Ma'ruf Amin Hadiri Silaturahim NU Sedunia di Mekah
Apapun agamanya, apapun etniknya punya tanggungjawab untuk menjaga negeri ini. Negeri ini bukan milik satu etnik atau satu agama saja tapi milik seluruh rakyat Indonesia dari Sabang hingga Merauke. Siapapun yang akan merusak dan mengancam kedaulatan NKRI maka semua lapisan dan golongan wajib untuk membelanya.
NKRI milik kita. Bukan milikku, milikmu atau miliknya tapi milik kita yang mengaku sebagai bangsa Indonesia. Dengan persatuan dan kesatuan tanpa diskriminasi maka negara kita akan kokoh menjadi bangsa yang besar dan bangsa yang bermartabat.
Sukses selalu untuk pahlawanku, Johanis Gama Mashal Lau!
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Khutbah Jum'at: Bulan Muharram Sarana untuk Mengevaluasi Tradisi Kita
Bulan Muharram Sarana untuk Mengevaluasi Tradisi Kita Khutbah 1 اَلْحَمْدُ للهِ الْوَاحِدِ الْقَهَّارْ، اَلْعَزِيْزِ الْغَفَّارْ، مُكَوِّرِ ...
-
Suku Chaniago adalah suku asal yang dibawa oleh Datuk Perpatih Nan Sebatang yang merupakan salah satu suku induk di Minangkabau selain su...
-
Saat mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia, para kiai pesantren memahami dan menerapkan betul kalimat “Hubbul wathan minal iman”,...
-
Orang yang sakti tidak suka hura-hura, cari bolo (mengerahkan bantuan), gerudukan dan cari musuh. Orang yang sakti adalah sang pemberani...
-
Soeharto Lahir di Kemusuk, Argomulyo, Yogyakarta, 8 Juni 1921. Ia lahir dari keluarga petani yang menganut Kejawen. Keyakinan keluarga...
-
Penggagas awal tradisi pembuatan bubur Asyura adalah Nabi Nuh–‘alaihis salam-. Dikisahkan, ketika Nabi Nuh–‘alaihis salam–turun dari kapa...
-
Beliau (Sofyan Tsauri) sampai berani bersumpah atas nama ALLAH bahkan berani Bermubahalah jika ada yang menuduh dia berdusta atas apa yan...
-
Kekafiran Penyihir Para ulama berbeda pendapat tentang seorang muslim yang menggunakan sihir, apakah dia kafir keluar dari agama Islam,...
-
Seorang tokoh dan cendekiawan terkemuka Indonesia mengapresiasi upaya dan peran Republik Islam Iran untuk mempersatukan umat Islam tanpa ...
-
Bukan untuk dibeda-bedakan dan bukan pula minta untuk diistimewakan. NU memang istimewa dan berbeda dengan ormas Islam lainnya. Walau sam...
-
Oleh: Abdul Wahab Ahmad. Hukum itu ditentukan oleh *Allah dan Rasulullah* saja. Keduanya disebut *Syari*. Tak ada pihak ketiga dalam hal ...

No comments:
Post a Comment