Wednesday, December 19, 2018
Rahasia Panjang Umur Mbah Munti'ah
Oleh M Abdullah Badri
MBAH Munti’ah sekarang berusia 90an tahun. Beliau adalah menantu KH. Sofwan Durri (Tepasan, Kudus) —dari putra bernama Kiai Rifa’i (Jepang Pakis, Jati, Kudus).
Beliau masih ingat memori masa lalu yang dianggapnya penting. Kehilangan tewel di usia 40an saja masih bisa menceritakan detail. Surat-surat Al-Qur’an yang dihafal Mbah Munti’ah hingga menjadi rutinan mendaras harian, antara lain; Surat Yâsin, Al-Waqî’ah, Tabârak, dll.
Surat-surat Al-Qur’an tersebut dihafal Mbah Munti’ah sejak kecil kala masih hidup bersama keluarga di daerah Kudus Kulon. Bila saat mendaras ia mengalami kesulitan karena lupa —sebab faktor usia, Mbah Munti’ah selalu nyeblak (menepuk ke kulit badan sendiri), untuk memaksa supaya jasadnya mau diajak ngaji.
“Diajak ngaji kok gak gelem,” katanya sembari nyeblak agar ingat kembali hafalannya.
Saking mendarah dagingnya surat-surat tersebut, jika disuruh melafalkan terusan ayat oleh orang lain, ia tidak langsung bisa meneruskan. Tapi kalau mendaras dengan kehendaknya sendiri, ayat-ayat itu lancar dilafalkan, meski kadang lupa.
Secara nasab, beliau masih memiliki keturunan dengan Kiai Ageng Panggung Kudus (Mbah Panggung) yang menurunkan ulama’ besar di Kudus seperti KH. Ma’mun Ahmad.
Dijelaskan, ibunya Mbah Munti’ah bernama Rukainah adalah kakak kandung dari Mbah Qomariyah (Mbah Qom, —yang dikenal tegas). Mbah Qom ini adalah nenek KH. Ma’mun Ahmad. Saat menikah dengan Mbah KH. Abdul Wahab Kudus, Mbah Rukainah menurunkan 14 orang anak, yang salah satunya adalah Mbah Munti’ah.
Suatu ketika, Mbah Munti’ah pernah didatangi oleh sekelompok makhluk berpakaian putih yang mengajaknya pulang. Tapi dijawab oleh beliau, tidak bisa ikut sekarang. Kalau didatangi makhluk-makhluk yang tidak nampak seperti itu, Mbah Munti’ah selalu mengamalkan ijazah dari adik misanannya, KH. Ma’mun Ahmad, yang dulu pernah diminta dengan “paksa” karena pasti kuat mengamalkan.
Ijazah itu adalah membaca Ayat Kursi sebanyak 141 kali, yang wajib rampung dibaca sekali dalam satu majelis.
Selain itu, Mbah Munti’ah juga merutinkan membaca:
1. Ayat Kursi (Qs. Al-Baqarah: 255) hingga 21 kali bacaan,
اللَّهُ لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّومُ لَا تَأْخُذُهُ سِنَةٌ وَلَا نَوْمٌ لَهُ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الْأَرْض مَنْ ذَا الَّذِي يَشْفَعُ عِنْدَهُ إِلَّا بِإِذْنِهِ يَعْلَمُ مَا بَيْنَ أَيْدِيهِمْ وَمَا خَلْفَهُمْ وَلَا يُحِيطُونَ بِشَيْءٍ مِنْ عِلْمِهِ إِلَّا بِمَا شَاءَ وَسِعَ كُرْسِيُّهُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ وَلَا يَئُودُهُ حِفْظُهُمَا وَهُوَ الْعَلِيُّ الْعَظِيمُ
2. Laqad jaâkum (QS. At-Taubah: 128) sebanyak 11 kali bacaan,
لَقَدْ جَآءَكُمْ رَسُولٌ مِّنْ أَنفُسِكُمْ عَزِيزٌ عَلَيْهِ مَا عَنِتُّمْ حَرِيصٌ عَلَيْكُم بِٱلْمُؤْمِنِينَ رَءُوفٌ رَّحِيمٌ
3. Idz qâla yûsufu (QS. Yusuf: 4) diulang 7 kali.
إِذْ قَالَ يُوسُفُ لِأَبِيهِ يَا أَبَتِ إِنِّي رَأَيْتُ أَحَدَ عَشَرَ كَوْكَبًا وَالشَّمْسَ وَالْقَمَرَ رَأَيْتُهُمْ لِي سَاجِدِينَ
Berkah rutin dzikir itu, hingga usia 90an, Mbah Munti’ah tidak memiliki pantangan makanan. Sate kerbau pun masih lanyah dikunyah tanpa risiko sakit. Tiap pagi masih suka menikmati roti bakar, susu.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Khutbah Jum'at: Bulan Muharram Sarana untuk Mengevaluasi Tradisi Kita
Bulan Muharram Sarana untuk Mengevaluasi Tradisi Kita Khutbah 1 اَلْحَمْدُ للهِ الْوَاحِدِ الْقَهَّارْ، اَلْعَزِيْزِ الْغَفَّارْ، مُكَوِّرِ ...
-
Unjuk Rasa didepan Kantor Kecamatan Terlihat warga Kec. Tungkal Jaya dan Kepala Desa se-Kecamatan Tungkal Jaya melakukan unjuk rasa terk...
-
Hizbut Tahrir memiliki dua bendera, berwarna putih yang disebut Liwa' dan warga hitam yang disebut Rayah. Mereka mengklaim 2 bendera ...
-
Isim dibedakan menjadi dua yakni Isim Ma'rifat dan Isim Nakirah. 1. Isim Ma'rifat Isim Ma'rifat adalah isim yang menunjuk...
-
Suku Chaniago adalah suku asal yang dibawa oleh Datuk Perpatih Nan Sebatang yang merupakan salah satu suku induk di Minangkabau selain su...
-
KH. Muntaha al-Hafizh lahir di desa Kalibeber kecamatan Mojotengah, Kabupaten Wonosobo dan wafat di RSU Tlogorejo Semarang, Rabu 29 De...
-
Syekh Maulana Ishaq adalah seorang ulama anggota Wali Songo periode pertama yang dikirim Sultan Turki Ustmani ke nusantara (Indonesia kal...
-
AIR MUTLAK DAN ISLAM NUSANTARA http://www.annahlbsdcity.com/kegiatan/artikel/serba-serbi/air-mutlak-dan-islam-nusantara/ AIR MUTLAK DAN...
-
Pertemuan pertama Tuan Guru Sekumpul, KH. Zaini Abdul Ghani dengan Syekh Yasin al-Faddani yakni di Makkah, juga pada saat perjalanan haji...
-
Meski dirinya sudah masyhur sebagai kyai ternama, murid dari Mbah Khozin Buduran, Mbah Munir Jambu Madura, Mbah Kholil Bangkalan, Mbah Ha...
-
Oleh Suryono Zakka Wahabi dianggap berbahaya karena menebarkan teror berupa ideologi takfiri. Bersifat ekslusif karena menganggap hanya...
No comments:
Post a Comment