Sunday, March 11, 2018

Indonesia sebagai Kiblat Peradaban Islam Dunia



Oleh Suryono Zakka

Islam di Indonesia merupakan Islam yang terbaik didunia. Dikatakan terbaik karena mayoritas penduduk Indonesia beragama Islam walau tidak menggunakan hukum Islam secara legal-formal. Jumlah mayoritas muslim ini melampaui dari jumlah penduduk muslim dinegara Timur Tengah yang identik dengan Islam.

Selain sebagai penduduk mayoritas, Islam di Indonesia mengadopsi Islam ramah yang disebut dengan Islam Nusantara. Islam yang membumi dalam bentuk nilai-nilai hidup dsn bukan sekedar jargon-jargon semata. Sangat wajar jika umat Islam Indonesia menolak konsep khilafah ala HTI karena Islam Indonesia lebih bersifat substansi yang menyentuh realita bukan utopia.

Disebut sebagai umat Islam terbaik didunia karena nilai-nilai toleransinya yang sangat begitu tinggi. Walau penduduknya heterogen dan plural dari berbagai aspek namun semangat saling menghormati dan cinta kasih antar agama bisa terjalin dengan baik.

Umat Islam Indonesia bisa leluasa beribadah dengan aman, tenteram dan damai tanpa penindasan dan peperangan. Begitupun sebaliknya umat minoritas juga merdeka akan hak-haknya tanpa dikucilkan, ditindas dan dinomorduakan. Semuanya selaras dan serasi dalam semangat persatuan.

Hal ini berbeda dengan situasi di Timur Tengah. Walau atmosfer keislamannya mereka lebih dekat dan kental namun tidak menjadikan negara Timur Tengah ini aman dan damai. Konflik berkepanjangan seakan tiada akhir. Bukan karena konflik antar agama namun konflik sektarian antar sesama muslim. Sensifitas keagamaan mudah disulut dan selalu mengarah kepada peperangan. Suasana ini nyaris sebagaimana kondisi sosial pra-Islam dimana peperangan antar kabilah menghegemoni kehidupan masyarakat Arab dikala itu.

Bisa kita saksikan saat ini negara-negara Arab mulai dari Libya, Irak, Jordania, Yaman, Mesir hingga Suriah diliputi peperangan dan konflik dalam negeri yang tiada akhir. Alih-alih mereka bisa berdamai antar negara Arab, malah mereka perang sesama mereka sendiri dan saling menyerang. Mereka tidak memiliki simbol pemersatu. Kekuatan mereka hanya dilihat dari mayoritasnya Islam namun rapuh dalam hal kebangsaan.

Pusat peradaban Islam selalu mengalami pergeseran dalam setiap masanya. Modal dasar terbentuknya peradaban yang kokoh ditopang oleh stabilitas politik yang kondusif disamping suplay ilmu pengetahuan. Peradaban akan segera runtuh jika tidak memiliki kekokohan dan kekuatan militer. Dan begitu juga, peradaban tumbang jika ilmu pengetahuan tidak menjadi vokus utama dalam setiap peradaban.

Islam muncul di Arab dengan berbagai kondisi sosio-historis yang melingkupinya. Islam menjadi besar dibawah kekuasaan Rasulullah dan sahabat. Kekuasaan Islam telah meluas dibawah kekuasaan empat khalifah Khulafa' Rasyidah. Peradaban Islam muncul kembali dalam kekuasaan Umayyah di Syiria, berpindah ke Baghdad dalam kekuasaan Abbasiyah, berlanjut ke Turki dalam naungan Turki Utsmani (Ottoman) dan kemudian peradaban Islam surut kembali saat Turki dibawah kekuasaan Attaturk mengubah Turki sebagai negara sekuler.

Apakah peradaban Islam dunia akan berpindah ke Indonesia mengingat saat ini Islam Nusantara menjadi sorotan dunia? Bisa saja ini terjadi. Islam Nusantara memiliki karakteristik yang tidak dimiliki oleh Islam Timur Tengah. Islam Timur Tengah ditegakkan atas dasar kesamaan agama tanpa dilandasi sikap nasionalisme. Islam Timur Tengah tidak ada ikatan pemersatu sebagaimana Indonesia dengan Pancasila. Mereka terpecah-pecah dan terkotak-kotak dalam perangkap sektarian.

Islam Nusantara adalah Islam yang tidak anti tradisi dan budaya. Budaya leluhur diakomodasi dan diselaraskan dengan ajaran Islam. Islam dinusantara dipahami sebagai Islam yang ramah, santun dan toleran. Islam dipahami sebagai ajaran yang membangun bukan merusak. Jauh dari arogansi dan kebencian.

Islam Nusantara adalah contoh Islam yang diakomodasi oleh nabi dan sahabat. Nabi mendirikan negara Madinah dengan perjanjian damai Piagam Madinah untuk menyatukan heterogenitas masyarakatnya. Begitupun di Indonesia, Islam mampu menjadi pedoman hidup dengan semangat toleransi dalam kultur civil society (masyarakat sosial). Masyarakat sosial inilah yang disebut dengan Masyarakat Madani ala masyarakat Madinah dimasa nabi.

Signal-signal bangkitnya peradaban Islam Nusantara untuk dunia ditandai dengan populernya Nahdlatul Ulama (NU) dibutuhkan masyarakat dunia. NU menjadi juru runding atau juru damai dari setiap konflik di Timur Tengah. NU semakin mendunia karena cabang-cabangnya ada diberbagai negara.

Indonesia masih tetap eksis hari ini bahkan semakin menggelora kekancah dunia karena ada NU. Selama ada NU maka Indonesia akan terus damai dan aman tanpa ada konflik. Jika sudah tidak ada NU maka dapat dipastikan bahwa Indonesia akan hancur.

Mengutip dari ungkapan Prof. Nasarudin Umar, imam masjid Istiqlal bahwa Islam memang lahir di Arab, tumbuh pesat dimasa Nabi dan Sahabat, kemudian bangkit dimasa Umayyah Syiria, Abbasiyah Baghdad, Ottoman di Turki dan peradaban Islam berikutnya adalah Indonesia.

No comments:

Post a Comment

Khutbah Jum'at: Bulan Muharram Sarana untuk Mengevaluasi Tradisi Kita

Bulan Muharram Sarana untuk Mengevaluasi Tradisi Kita Khutbah 1 اَلْحَمْدُ للهِ الْوَاحِدِ الْقَهَّارْ، اَلْعَزِيْزِ الْغَفَّارْ، مُكَوِّرِ ...