Sunday, April 8, 2018
Bal'am bin Baura, Ahli Ibadah yang Takluk dengan Wanita
Berkaitan ayat Al-Qur’an surat AL A'raf 175 – 177 terdapat sebuah kisah yang menggambarkan seorang bernama Bal’am bin Ba’ura, (bernama Bal’am bin Abar dalam suatu riawayat). Dia adalah seorang ulama atau seorang yang ahli ibadah dizaman Nabi Musa yang berasal dari Yaman (menurut Ibnu Abbas) atau seorang dari golongan Bani Israil (menurut Ibnu Ma’ud) dan tinggal bersama kaum Jababirah.
Bahkan Allah telah mengaruniakan kelebihan untuknya yaitu sebuah penglihatan yang apabila dia melihat kesemua penjuru dia bisa melihat semua ciptaan Allah beserta isinya. Karena kelebihanya itu, Bal’am bisa melihat jin dan malaikat, bahkan jika Bal’am melihat kelangit dia bisa melihat Arsy atau tempat Dimana Allah mengawasi setiap mahluk-Nya. Dan dia juga mengetahui nama-nama Allah yang maha sempurna, setiap do’a yang dimunajatkan oleh Bal’am pastilah akan dikabulkan oleh Allah.
Tapi sayangnya, Bal’am hidup dilingkungan orang-orang kufur dan tidak mau beribadah. Hingga suatu saat Nabi Musa ingin mengajak Bal’am untuk bersama-sama menegakkan kebenaran dijalan Allah atau untuk berda’wah bersama. Tapi, sebelum niat Nabi Musa terlaksana dan sampai kerumah Bal’am, orang orang didaerah Bal’am melihat kedatangan Nabi Musa dipadang Tih yang membawa rombongan tentara yang cukup banyak dan mengetahui niat dari Nabi Musa yang ingin mengajak Bal’am berda’wah bersama, mereka mencoba menghasut Bal’am agar berdo’a kepada Allah supaya Musa dan pengikutnya binasa.
Diantara mereka berkata kepada Bal’am : ”Musa adalah orang kuat, dan dia memiliki banyak tentara, seandainya mereka menyerang kita, maka kita akan hancur. Oleh karena itu, berdo’alah kepada Allah agar mencegah mereka untuk datang kemari,”
Bal’am dengan pengetahuannya berkata : ”Celakalah kamu, Sesungguhnya Nabi Allah itu disertai oleh malaikat dan kaum mukminin. bagaimana mungkin aku mendo’akan sesuatu yang buruk kepada mereka padahal aku mengetahui semua itu dari Allah.”
Tetapi kaum Jababirah tidak begitu saja menyerah untuk merayu Bal’am. Semua harta yang ada dikerahkan untuk diberikan kepada Bal’am agar mau mendo’akan Nabi Musa supaya binasa sebelum sampai didaerah Bal’am tinggal. Sebenarnya Bal’am tidak mau melakukan itu, tapi apa daya istri Bal’am merayu dan berkata :” “Berdoalah!, mengingat kalau harta yang berharga itu harus diraih dengan kerja, pastilah akan memakan usia, bahkan belum tentu seumur hidup akan bisa mendapatkannya”.
Akhirnya Bal’am pun terhasut dan membenarkan setiap ucapan istrinya dan mengikuti nafsu dunia yang fana ini. Kemudian Bal’am beserta pasukan mencoba mengintai pasukan Nabi musa dipuncak gunung Husban. Kemudia disitulah Bal’am memanjatkan do’a kepada Allah sesuatu hal yang buruk agar menimpa Nabi Musa dan pasukannya.
Maka terjadilah apa yang terjadi. Sebelum berdoa Bal’am mengatakan bahwa Allah sangat membenci pada perzinahan, padahal kaum Bani Israil yang dipimpin Nabi Musa itu merupakan orang pelarian yang kebanyakan tidak memiliki isteri. Untuk menghancurkan mereka, hendaknya seluruh wanita kaum Jababirah disarankan segera mendekati kaum Bani Israel dan menyerahkan tubuh-tubuh mereka agar disetubuhi tanpa dengan ikatan tali perkawinan, dimana perbuatan itu segera akan mengundang murka Allah yang selanjutnya mereka akan dihancurkan-Nya dengan tanpa pertumpahan darah.
Maka wanita-wanita itu segera bersolek sedemikian rupa seperti yang dianjurkan Bal’am dengan di pimpin oleh anak gadis raja mereka sendiri untuk menjebak Bani Israel. Sebelum berangkat, anak gadis itu disarankan oleh Bal’am. “Untuk dirimu, wahai putri junjunganku, janganlah kau mau dizina terkecuali oleh Musa sendiri.”
Maka rombongan para wanita dari kaum Jababirah-pun datang kekamp-kamp kaum Bani Israel dipadang Tih. Dan disitulah kaum Bani Israil yang kebanyakan imannya keropos berpesta pora mengadakan perzinahan besar-besaran tanpa menggubris lagi seluruh saran dan nasehat Nabi Musa.
Akan halnya anak gadis raja itu setelah mencari-cari Nabi Musa dan ternyata tidak ada sebuah tanggapan, maka segera mendekati seorang pemimpin dari dua belas suku keturunan Nabi Ya’qub. Dan ternyata lelaki itu pun jatuh dalam rayuannya. Namun setelah mau berzina, wanita itu melaporkan dulu mengenai hasil usahanya kepada sang ayah bahwa yang terkena rayuannya bukan Nabi Musa, akan tetapi hanya seorang pemimpin dari dua belas pemimpin suku-suku mereka. Setelah berpikir cukup, sang ayah segera mengizinkan sang putri untuk berzina dengan lelaki itu.
Dan ketika perbuatan itu berlangsung, seorang lelaki dari keturunan Nabi Harun dapat mengetahui kebejatan dari kaumnya yang berzina dengan wanita-wanita kaum Jababirah. Maka segera saja keduanya dilempar dengan tombak hingga menemui ajalnya, kemudian tubuhnya diangkat dengan tombak tinggi-tinggi, agar kaum Bani Israel melihat atas hukuman yang ditimpakan pada mereka.
Akibat doa Bal’am ini, kaum Bani Israel terkungkung dan terjebak di Padang Tih, sebuah kawasan yang selalu membuat bingung mereka yang di dalamnya. Dikisahkan jika saja Bani israel itu pagi-pagi berangkat ke utara agar bisa keluar dari kawasan itu, maka ketika sore tiba-tiba telah berada pada tempat mereka ketika berangkat. Demikian pula jika saja ke daerah timur menjelang petang, maka paginya mereka telah berada di tempat berangkat itu lagi.
Dari kejadian-kejadian itu yang tanpa henti akhirnya Nabi Musa pun berdo’a dan bertanya kepada Allah sebenarnya dosa apakah yang telah diperbuat olehnya sehingga Nabi Musa ikut terkurung didalamnya. Dan Allah pun menjawab pertanyaan Nabi Musa bahwa yang terjadi dikarenakan do’a Bal’am bin Baura.
Nabi Musapun tak tinggal diam atas yang dilakukan oleh Bal’am terhadapnya. Dan Nabi musa pun berdo’a : “Sebagaimana Engkau telah memperkenankan doa Bal’am untuk mencelakan aku beserta kaumku, maka perkenankanlah doaku agar dia celaka. Lepaskan pula Ismul A’zham dan iman yang telah Engkau karuniakan kepadanya, ya Allah.”
Begitu Nabi Musa memohon, Allah pun memperkenankan doa Rasul-Nya, sehingga Ismul A’zham dan iman serta makrifat yang dimiliki Bal’am terlepas dan keluar dari tubuhnya bagaikan seekor merpati putih yang terbang. Dan dilain pihak Bal’am merasakan apa yang diakhawatirkan dan Bal’am berkata :” Sekarang hilang sudah dariku Dunia dan akhirat. Tidak tersisa padaku kecuali tipu daya muslihat. Dari do’a Musa maka semua karunia yang dimiliki Bal’am pun lenyap dan dia menjadi manusia biasa yang hidup dalam kekufuran dan kekafiran sampai dia meninggal.
Berkaitan dengan kisah Bal’am, maka turunlah ayat berikut QS. Al-A’raaf ayat 175 -177) :
وَاتْلُ عَلَيْهِمْ نَبَأَ الَّذِي آَتَيْنَاهُ آَيَاتِنَا فَانْسَلَخَ مِنْهَا فَأَتْبَعَهُ الشَّيْطَانُ فَكَانَ مِنَ الْغَاوِينَ (175) وَلَوْ شِئْنَا لَرَفَعْنَاهُ بِهَا وَلَكِنَّهُ أَخْلَدَ إِلَى الْأَرْضِ وَاتَّبَعَ هَوَاهُ فَمَثَلُهُ كَمَثَلِ الْكَلْبِ إِنْ تَحْمِلْ عَلَيْهِ يَلْهَثْ أَوْ تَتْرُكْهُ يَلْهَثْ ذَلِكَ مَثَلُ الْقَوْمِ الَّذِينَ كَذَّبُوا بِآَيَاتِنَا فَاقْصُصِ الْقَصَصَ لَعَلَّهُمْ يَتَفَكَّرُونَ (176) سَاءَ مَثَلًا الْقَوْمُ الَّذِينَ كَذَّبُوا بِآَيَاتِنَا وَأَنْفُسَهُمْ كَانُوا يَظْلِمُونَ (177)
dan bacakanlah kepada mereka berita orang yang telah Kami berikan kepadanya ayat-ayat Kami (pengetahuan tentang isi Al-Kitab), kemudian dia melepaskan diri dari pada ayat-ayat itu, lalu dia diikuti oleh setan (sampai dia tergoda), maka jadilah dia termasuk orang-orang yang sesat. dan kalau Kami menghendaki, sesungguhnya Kami tinggikan (derajat)nya dengan ayat-ayat itu, tetapi dia cenderung kepada dunia dan menurutkan hawa nafsunya yang rendah. Maka perumpamaannya seperti anjing jika kamu menghalaunya diulurkannya lidahnya dan jika kamu membiarkannya dia mengulurkan lidahnya (juga). demikian Itulah perumpamaan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami. Maka ceritakanlah (kepada mereka) kisah-kisah itu agar mereka berfikir. Amat buruklah perumpamaan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami dan kepada diri mereka sendirilah mereka berbuat zalim.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Khutbah Jum'at: Bulan Muharram Sarana untuk Mengevaluasi Tradisi Kita
Bulan Muharram Sarana untuk Mengevaluasi Tradisi Kita Khutbah 1 اَلْحَمْدُ للهِ الْوَاحِدِ الْقَهَّارْ، اَلْعَزِيْزِ الْغَفَّارْ، مُكَوِّرِ ...
-
Jika Asma Allah diucapkan sekali saja dengan lisan, itu disebut dzikir (mengingat) lisan, namun jika Nama Allah diingat dengan hati, maka...
-
Soeharto Lahir di Kemusuk, Argomulyo, Yogyakarta, 8 Juni 1921. Ia lahir dari keluarga petani yang menganut Kejawen. Keyakinan keluarga...
-
Beliau adalah KH Muhammad Zaini Abdul Ghani, seorang ulama besar yang sampai akhir hayat beliau masih memberikan ilmu agama bagi masya...
-
A. Secara Etimologis (Bahasa) 1. Menurut Al-Lihyani (w. 215 H) Kata Al-Qur'an berasal dari bentuk masdar dari kata kerja (fi'...
-
Pak Somad mengharamkan lomba kicau burung. Dia ternyata ahli Fiqhi yg lebih hebat daripada Syaikhul Islam Zakaria al-Anshari, Ulama Besar...
-
Oleh Rijalul Wathon Al-Madury Sayyid Kamal al-Haydari yg dengan nama lengkap Kamal bin Baqir bin Hassan al-Haydari (السيد كمال بن باقر ...
-
Ir. KPH. Bagas Pujilaksono Widyakanigara, M. Sc., Lic. Eng., Ph. D. Fakultas Teknik/Sekolah Pascasarjana Universitas Gadjah Mada ...
-
Alkisah ada ahli ibadah bernama Abu bin Hasyim yg kuat sekali tahajudnya. Hampir ber-tahun2 dia tidak pernah absen melakukan sholat tahaj...
-
Info dari Ustadz Muafa (Syaikhul Pramukiyyin /Mantan Syabab HT), yaitu berkaitan dgn para senior/pembesar HT Pusat, khususnya yg ada di ...
-
Berkaitan ayat Al-Qur’an surat AL A'raf 175 – 177 terdapat sebuah kisah yang menggambarkan seorang bernama Bal’am bin Ba’ura, (berna...
No comments:
Post a Comment