Thursday, April 5, 2018

Dialog Gus Dur dan Gus Miek tentang Fitnah yang Membahayakan NU


Ternyata benar dawuh Gus Miek, kalau Gus Dur itu paku buminya NU. Terbukti sewaktu Gus Dur masih hidup tidak ada yang berani mengotak-atik NU, bahkan FPI dan Wahhabi dan yang lainya tiarap bila berhadapan dengan Gus Dur.

Bila Gus Dur menunjuk batang hidung seseorang dengan sebutan pengacau maka orang itu tidak bakal berani melanjutkan aksinya. Di masa beliau, NU berhasil menempatkan dakwah Islam yang murni Rahman Lil 'Alamin tanpa tindakan destruktif apalagi anarkis.

Kembali ke belakang di tahun 1992 ketika Gus Dur melakukan Show of Power, NU menghadapi tekanan rezim Orba ketika itu. Ya, ketika itu NU dibawah kepemimpinan Gus Dur mengadakan Rapat Akbar Nasional NU di Parkir Timur Senayan. Rapat akbar NU itu diperkirakan dihadiri ratusan ribu bahkan jutaan warga Nahdliyyin dari seluruh tanah air.

Dalam barisan ulama yang hadir ketika itu terlihat KH. Kholil Bisri, KH. Ilyas Ruhiyat, KH. Muslim Rifa'I Imam Puro, KH. Abdullah Faqih, KH. Abdullah Abbas dan lain-lain. Bahkan dari pesantren Buntet konon ikut mengirim ribuan jin ke acara itu. Makanya di tengah-tengah lapangan terlihat dikosongkan, konon disitulah jama'ah jin dari Buntet itu bersimpuh. Itulah unjuk kekuatan NU terbesar sepanjang massa. Ga ada satupun organisasi massa yg sanggup menghimpun jama'ah begitu banyak dalam satu acara selain NU.

Dan kini setelah kewafatan Gus Dur, para pembenci NU seakan mendapat angin untuk menghantam NU. Begitulah setelah tokoh sentral dan tokoh kharismatis NU ini wafat, maka fitnah itu hadir dalam bentuk NU Garis Lurus. Mereka menghembuskan fitnah kalau PBNU itu sudah melenceng dari khittah NU.

Juga fitnah yang paling keji kalau para punggawa PBNU itu dikuasai kaum Syiah dan Liberal. Fitnah itu dilempar tidak lain adalah demi melihat para petinggi NU itu ingin melanjutkan apa-apa yang telah dilakukan Gus Dur yaitu mendukung toleransi dan demokrasi.

Namun seperti yang sudah-sudah, ide Wahhabiyah dimasukkan ke dalam NU garis lurus. Ini bisa dilihat dengan mudahnya mereka menuduh sesat orang NU yang tidak sepaham dengan NU Garis Lurus. Ciri khas lainnya, mereka ingin membuat NU Gars Lurus eksklusif yaitu dengan mematikan sama sekali toleransi antar umat beragama dan kaku dalam memahami Islam.

Namun pengalaman mengajarkan, bila NU tetap istiqamah dengan perjuangannya berdakwah secara islam Rahmatan Lil 'Alamin maka fitnah ini bakal lewat. Ibarat kentut, NU Garis Lurus itu bau busuk tapi bila tertiup angin maka bakal hilang juga. Selama seluruh Kyai Khosh dan warga NU berdiri dibelakang PBNU maka fitnah ini akan sirna, ibarat lagu Chrisye, "Badai Pasti Berlalu".

Teringat Pertemuan Antara Gus Dur dan Gus Miek Gus Miek pernah berkata kepada Gus Dur saat berada di beranda langgar di makam auliya Tambak.

"Gus, sampean itu paku buminya NU. Kelak sepeninggal sampean NU bakal kena fitnah.." kata Gus Miek.

"Kenapa bisa begitu Gus, apakah suda tidak ada lagi para masyayikh yang menjaga NU?" tanya Gus Dur.

"Bukan karena itu, tapi itu disebabkan dunia sudah ada diatas kepala warga NU dan banyak orang bodoh yang mencabik NU," jawab Gus Miek.

Kemudian kedua tokoh besar NU berdoa dengan khusyu' sambil sesekali sesegukan menahan tangis. Selesai berdoa wajah Gus Miek sumringah sambil mengatakan fitnah itu hanya seumur jagung. Mendengar itu Gus Dur tertawa lepas.

.

No comments:

Post a Comment

Khutbah Jum'at: Bulan Muharram Sarana untuk Mengevaluasi Tradisi Kita

Bulan Muharram Sarana untuk Mengevaluasi Tradisi Kita Khutbah 1 اَلْحَمْدُ للهِ الْوَاحِدِ الْقَهَّارْ، اَلْعَزِيْزِ الْغَفَّارْ، مُكَوِّرِ ...