Saturday, April 7, 2018

Mengapa Mereka Mencaci Kiai Ma'ruf Amin?


Kebiadaban mereka semakin menjadi-jadi. Tak pandang bulu. Siapapun yang mereka anggap tak sejalan dengan pemahaman mereka akan dicap dan dimaki-maki dengan predikat yang buruh. Sungguh memprihatinkan.

Setelah deretan tokoh NU seperti Habib Luthfi, Gus Mus, Gus Dur, Kiai Said difitnah dan dicaci mereka, maka kini giliran Kiai Ma'ruf Amin yang menjadi sasaran kebringasan mereka. Mereka tiada mengenal perbedaan pendapat. Siapapun yang berbeda pendapat dengan mereka, tak peduli ulama, kiai, habaib dan tokoh agama akan mereka cap sesat dan pasti salahnya. Menurutnya, tiada jalan kebenaran dan keselamatan kecuali dari kelompok mereka.

Hinaan terhadap Kiai Ma'ruf ini mereka sebarkan diberbagai sosial media setelah beliau bersama NU dan Muhammadiyah memberikan maaf atas permohonan maaf ibu Sukmawati atas puisi kontroversialnya yang berjudul "Ibu Indonesia". Tanpa rasa hormat, tanpa merasa bersalah karena dasarnya memang mereka menganggap tidak pernah salah mencaci maki kiai Ma'ruf Amin dengan sangat frontal.

Sungguh kebiadaban yang sangat memprihatinkan. Tiada pandang pilih siapapun, hingga level kiai mereka jadikan sebagai guyonan dan bahan cacian. Apakah ini yang dikatakan sebagai pembela ulama?

Apakah mereka selama ini tidak paham posisi kiai Ma'ruf Amin yang sangat kita muliakan itu? Beliau adalah Rais Am PBNU yang tentu sangat sakral dalam jajaran pengurus PBNU. Apakah ini yang disebut kebencian yang membabi buta? Sebagian besar tokoh NU tidak lolos dari celaan mereka. Ini sebagai bukti bahwa mereka benar-benar memusuhi NU dan menyerang secara terang-terangan muruah dan kehormatan NU.

 Beliau juga ketua MUI yang selama ini adalah majelis tertinggi yang sah bagi umat Islam Indonesia. Majelis ini adalah majelis yang mewakili ulama yang fatwanya senantiasa dihormati dan dijunjung tinggi. Keputusan kiai Ma'ruf Amin bukanlah kapasitas sebagai personal melainkan keputusan majelis jadi sangat tidak elok jika menyerang pribadi kiai Ma'ruf secara pribadi. Jika ketua majelis ulama saja mereka cerca dan mereka hina lantas bagaimana parahnya sikap mereka kepada umat Islam lainnya.

Kita juga paham bahwa kiai Ma'ruf Amin adalah cucu dari ulama nusantara yang mendunia dari Banten yakni Syeikh Nawawi Al-Bantani. Beliau adalah rujukan umat Islam terutama dikalangan pesantren karena kapasitas keilmuannya yang tak tertandingi. Itu artinya, mereka benar-benar secara nyata menabuh genderang peperangan terhadap ulama nusantara.

Lantas ulama yang seperti apa yang mereka bela sebagaimana klaim-klaim mereka? Ulama radikal, ulama provokatif, ulama abal-abal atau ulama yang mengacaukan negeri ini? Membela para perusak negeri dengan menyematkan label ulama namun menistakan ulama yang sesungguhnya tanpa adab dan etika.

1 comment:

  1. وعليكم السلام ورحمة الله وبركاته
    Trmksh mbk ats info dn brbagi pengalamannya. Smg mbkny skluarg sll dlm kberkahan, kbahagiaan dunia dn akhirat. Ttp smangat mncari kbhgiaan dunia dgn tidak mngabaikan akhirat. Trmksh juga sdh hadir disini dn slm silaturahim.

    ReplyDelete

Khutbah Jum'at: Bulan Muharram Sarana untuk Mengevaluasi Tradisi Kita

Bulan Muharram Sarana untuk Mengevaluasi Tradisi Kita Khutbah 1 اَلْحَمْدُ للهِ الْوَاحِدِ الْقَهَّارْ، اَلْعَزِيْزِ الْغَفَّارْ، مُكَوِّرِ ...