Tuesday, April 10, 2018

Mengetahui Esensi Agama melalui Simbol-Simbol Agama


Oleh Rijalul Wathon Al-Madury

Setiap kepercayaan dan agama pasti mempunyai simbol, mumayyizat, karakteristik dalam agamanya. Contoh dalam Agama Islam seperti Masjid tempat ibadah, Al Qur'an kitab suci, Ka'bah kiblat shalat dll. Begitupula dgn agama-agama dan kepercayaan-kepercayaan yg lain.

Semua itu tak hanya simbol bahkan sudah jelas diterangkan dalam kitab suci Al Qur'an ciri khas agama yg Allah Ridhai. Lantas, bagaimana kita mengaplikasikan nilai2 luhur agama dalam kehidupan kita jika kita tak terlebih dahulu mengenal dan menjaga simbol-simbol agama tersebut.

Ketika kita masih kecil dulu kita diajari oleh orang tua kita dan kakak kakak kita utk mengenali simbol-simbol keagungan agama tersebut sebagai bukti bahwa Tuhan Sang Pemilik Simbol itu adalah Maha Agung.

Jika kita hanya mau mengedepankan logika kosong saja maka apa bedanya dgn kaum Atheisme dan Liberalisme. Yaaa, Al Qur'an hanya benda mati, Masjid hanya benda mati, Ka'bah hanya benda mati yg semua itu hanya sebatas simbol namun ada nilai sakral dibalik semua itu, jika memang hanya sebatas simbol kosong lalu kenapa ada hukum2 Makruh bahkan Haram ketika menyentuh membawa dan membaca Al Quran dlm keadaan tidak suci dari kedua Hadats, Makruh bahkan kencing atau berak menghadap kiblat tanpa Hail (pembatas/penutup), Makruh bahkan bisa Haram mengotori Masjid padahal semua itu hanya simbol sekali lagi simbol yg merupakan benda mati tetapi ada nilai kesakralan sehingga jika kita sengaja mempermainkannya maka ancaman Allah SWT itu sangatlah dahsyat.

Bahkan dari sangat Kasih Sayangnya Allah SWT kepada Ummat Muhammad agar tidak mengganggu sesembahan-sesembahan atau simbol-simbol kepercayaan atau agama lain seperti dalam Firman Allah SWT

Al-An'am, ayat 108

وَلَا تَسُبُّوا الَّذِينَ يَدْعُونَ مِنْ دُونِ اللَّهِ فَيَسُبُّوا اللَّهَ عَدْوًا بِغَيْرِ عِلْمٍ كَذَلِكَ زَيَّنَّا لِكُلِّ أُمَّةٍ عَمَلَهُمْ ثُمَّ إِلَى رَبِّهِمْ مَرْجِعُهُمْ فَيُنَبِّئُهُمْ بِمَا كَانُوا يَعْمَلُونَ (١۰٨).

Dan janganlah kalian memaki sembahan-sembahan yang mereka sembah selain Allah, karena mereka nanti akan memaki Allah dengan melampaui batas tanpa pengetahuan. Demikianlah Kami jadikan setiap umat menganggap baik pekerjaan mereka. Kemudian kepada Tuhan merekalah kembali mereka, lalu Dia memberitakan kepada mereka apa yang dahulu mereka kerjakan.

Jadi, intinya kita takkan bisa meng-aplikasikan dan mengimplementasikan nilai2 agama tanpa tahu dan peduli kepada simbol-simbol agama yg patut kita jaga sebagai wujud cinta, peduli dan pembuktian penghambaan kita kepada Sang Khaliq.

Rasulullah Shallallahu'alaihi wa sallama bersabda:

Dalam Sahih Bukhari:

‎٦٢٨٨ - حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ بُكَيْرٍ حَدَّثَنَا اللَّيْثُ عَنْ عُقَيْلٍ عَنْ ابْنِ شِهَابٍ عَنْ عُرْوَةَ عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا قَالَتْ مَا خُيِّرَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بَيْنَ أَمْرَيْنِ إِلَّا اخْتَارَ أَيْسَرَهُمَا مَا لَمْ يَأْثَمْ فَإِذَا كَانَ الْإِثْمُ كَانَ أَبْعَدَهُمَا مِنْهُ وَاللَّهِ مَا انْتَقَمَ لِنَفْسِهِ فِي شَيْءٍ يُؤْتَى إِلَيْهِ قَطُّ حَتَّى تُنْتَهَكَ حُرُمَاتُ اللَّهِ فَيَنْتَقِمُ لِلَّهِ

"Rasul memilih perkara yg ringan jika ada dua pilihan selama tidak mengandung dosa. Jika mengandung dosa, Rasul akan menjauhinya. Demi Allah, beliau tidak pernah marah karena urusan pribadi, tapi jika ajaran Allah dilanggar maka beliau menjadi marah karena Allah.

" Terlalu Jumud dengan nash tekstual akan menjadi Radikal, Terlalu mengedepankan akal daripada nash akan menjadi Liberal " [ Prof. Dr. KH. Said Aqil Siradj ]

No comments:

Post a Comment

Khutbah Jum'at: Bulan Muharram Sarana untuk Mengevaluasi Tradisi Kita

Bulan Muharram Sarana untuk Mengevaluasi Tradisi Kita Khutbah 1 اَلْحَمْدُ للهِ الْوَاحِدِ الْقَهَّارْ، اَلْعَزِيْزِ الْغَفَّارْ، مُكَوِّرِ ...