Monday, May 14, 2018

Mereka yang Bukan Saudaramu dalam Iman, Saudaramu dalam Kemanusiaan


Oleh Suryono Zakka

Terorisme tidak ada kaitannya dengan agama manapun karena tidak ada satupun agama yang mengajarkan terorisme. Bohong besar jika ada salah seorang penganut agama melakukan terorisme karena melaksanakan perintah agama.

Terorisme adalah perbuatan yang terkutuk dan sikap kebiadaban alias tidak beradab. Seluruh agama layak untuk mengutuk penebar teror karena terorisme hanya akan merusak kehormatan agama.

Agama sebagaimana yang saya anut, diturunkan dalam rangka membawa risalah kedamaian bagi semesta raya. Jika pemeluk agama melakukan teror maka sejatinya bukan melaksanakan perintah agama dan bukan pula melaksanakan perintah Tuhan namun pengabdi setan.

Tidak layak dikatakan pemeluk agama jika bangga membunuh dan menghancurkan makhluk lainnya. Tidak pantas dikatakan penyembah Tuhan jika merasa tenteram dengan aksi-aksi penindasan dan kebiadaban. Abai terhadap penindasaan dan kebiadaban sama halnya merestuinya dan pantas jika disebut sebagai pembela setan.

Saudara bukan hanya sebatas satu ikatan iman seperti sesama Islam atau sesama Kristen namun saudara bisa dalam bentuk ikatan kebangsaan dan ikatan kemanusiaan. Jika saudara hanya sebatas ikatan iman dan yang tidak seiman dianggap musuh yang harus di hanguskan maka betapa piciknya pemikiran yang demikian.

Dalam kamus NU, persaudaraan (ukhuwah) dapat dipetakan menjadi tiga yakni ukhuwah dinniyah/islamiyah, ukhuwah wathaniyah dan ukhuwah insaniyah/basyariyah. Tiga komponen ukhuwah ini sebagai kontrol agar tidak terjebak dalam doktrin radikal. Ukhuwah islamiyah berarti saudara dalam iman, ukhuwah wathaniyah berarti saudara dalam bernegara dan ukhuwah insaniyah berarti saudara dalam kemanusiaan.

Dengan tiga konsep ukhuwah ini, warga NU akan selamat dari virus radikal sehingga tidak ada cerita dalam sejarah bangsa ini bahwa orang NU kaffah terlibat terorisme. Kecuali mereka yang tidak tuntas dalam ber-NU, tidak matang dalam ber-Indonesia dan tidak dewasa dalam beragama.

Umat pecundang adalah bagi mereka yang selalu menjadikan agama lain sebagai biang keladi sehingga memusuhi. Betapa kerdilnya pemahaman mereka terhadap agama sehingga tega-teganya menjadikan agama sebagai tameng, topeng, mesiu, senjata, bahan peledak dan mesin pemusnah.

Tidak sadarkah bagi mereka yang menjadikan agama sebagai simbol teror bahwa sikap memalukan itu hanya akan memperolok-olok agama, menista agama dan menjatuhkan muruah agama kelembah yang paling hina. Sebenar Tuhan apa yang mereka sembah? Tuhan yang sebenarnya atau menyembah Iblis yang menyamar menjadi Tuhan?

Bagi mereka yang mengaku muslim namun menebar teror, tak pahamkah bahwa nabimu adalah nabi yang penyayang dan penebar rahmat. Tak sadarkah bahwa agamamu adalah agama penuh cinta dan membawa pesan damai. Tak pernah terpikirkah bahwa kitabmu adalah kitab suci yang tak pernah mengajarkan najis terorisme.

Jika kau membunuh atas nama Tuhan, meledakkan atas nama agama, meneror atas nama pengikut  nabi dan kitab suci lantas Tuhan yang manakah yang selama ini kau puja? Nabi manakah yang selama ini kau teladani? Dan kitab suci apa yang sebenarnya sedang kau pelajari?

Jangan-jangan kau sedang menyembah hawa nafsumu sendiri namun berkilah menutupinya atas nama Tuhan . Jangan-jangan kau sedang mengikuti nabi palsu yang sedang bertingkah penuh dengan kepalsuan atau mungkin kau sedangkan belajar kitab fiksi dan bukan kitab suci yang isinya hanya penuh dengan sumpah serapah, dusta dan kata-kata hina.

Dinamakah kesantunanmu dalam beragama sehingga kau pura-pura tidak tahu dan menutup mata akan kejahatanmu? Dimanakah mata hatimu sehingga kau bangga menampakkan kegarangan, kebiadaban dan kepongahan layaknya makhluk penghisap darah? Dimanakah nuranimu sehingga telingamu tak mendengar, matamu seakan buta tak melihat belas kasih? Air matamu begitu mahal sehingga tak setetespun merasakan nestapa saat saudaramu mati terbujur kaku, terpanggang dalam sengatan bom.

Wahai bangsa Indonesia! Apapun agamamu, siapapun moyangmu, NKRI ini milik kita bersama dan hanya kita yang akan terus setia menjaganya. Jangan serahkan NKRI ini kepada kaum penjarah yang sering berteriak lantang menyerukan khilafah! Jangan pernah tertipu dengan identitas iblis yang berbaju agama sehingga sumpah serapah bahwa negeri ini negeri kafir!

Kini penebar teror sangat dekat dan selalu gentayangan disekitar kita. Iblis yang menghembuskan hoax dan provokator pada setiap telinga dengan kata-kata bunuh, musyrik, kafir, thaghut dan halal darahnya untuk ditumpahkan. Dialah sang penipu ulung sebagaimana tipuan para penyembahnya yang seringkali berkata atas nama Tuhan, atas nama kitab suci, atas nama nabi atas nama Islam namun menghancurkan Islam maka ialah musuh Tuhan yang sebenarnya.

No comments:

Post a Comment

Khutbah Jum'at: Bulan Muharram Sarana untuk Mengevaluasi Tradisi Kita

Bulan Muharram Sarana untuk Mengevaluasi Tradisi Kita Khutbah 1 اَلْحَمْدُ للهِ الْوَاحِدِ الْقَهَّارْ، اَلْعَزِيْزِ الْغَفَّارْ، مُكَوِّرِ ...