Sunday, August 26, 2018

Derita Yaman, Derita Kita


Konflik Yaman belum usai dan entah kapan akan usai. Konflik yang telah menewaskan banyak rakyat sipil yang tidak berdosa. Mereka layaknya umpan peluru dan senjata dari keganasan dan kearogansian negara yang bertikai.

Konflik Yaman adalah peperangan antara dua kubu yakni kubu koalisi yang dipimpin Saudi cs melawan Syiah Houthi. Dalih Saudi ingin mensterilkan Yaman dari kekejaman Syiah Houthi karena sebagai antek Iran. Fakta dilapangan, yang tewas bukan hanya dua kubu namun juga rakyat sipil menjadi mangsa peluru mereka.

Kubu koalisi Saudi tanpa ampun menghujani meriam dan peluru-peluru mereka kepada rakyat Yaman. Apakah Saudi cs salah sasaran ataukah memang sengaja ingin menunjukkan aksi kebiadabannya kepada masyarakat dunia bahwa mereka punya kuasa dan kendali untuk membantai siapapun.

Faktanya, kekejaman koalisi Saudi hanya menjadi tontonan dunia. Ini adalah kekejaman dan kebiadaban setelah perang Palestina dan Suriah. Tak ada satupun negara yang berdaya dan bernyali untuk mengutuk atau sanksi teguran koalisi Saudi. Seolah dunia bungkam diam sepuluh ribu bahasa.

Apakah dunia menganggap kekejaman Saudi cs tak sekejam Israel kepada Palestina atau tak seganas Bashar Assad kepada rakyat Suriah? Sungguh miris dan menyayat hati. Dimanakah empati dan belas kasihan membantai manusia dengan dalih menumpas Syiah Houthi.

Perang Yaman memang tak seseksi perang Israel-Palestina. Tak semelankolis Bashar Assad-rakyat Suriah tapi rakyat Yaman punya hak untuk hidup dan punya hak untuk perdamaian. Tapi kedamaian mereka terenggut oleh ego pencari kepentingan dan ambisi ekonomi.

Mengapa dunia bungkam? Mengapa para pemuja Saudi dinegeri ini tidak berani protes kepada majikannya yang telah membantai sebagain rakyat Yaman?  Mengapa pemuja khilafah tak berani usul kepada negara junjungannya yakni Turki untuk menyelamatkan rakyat Yaman? Ya, karena kepentingan dan politik. Bela Palestina atau bela Suriah hanyalah "gorengan lezat" untuk menipu masyarakat internasional. Mencari dana gratis dengan jualan Palestina dan Suriah.

Isu sensitif mengusir Syiah Houthi atau menumpas rezim Assad Syiah menjadi isu yang paling laris untuk diperdagangkan. Seolah perang antara sunni-Syiah, padahal hanyalah mencari receh dengan membasmi Yaman. Setiap letupan perang Palestina-Israel, saatnya mencari makan dengan modus menggalang dana untuk kemanusiaan. Tidak ada konflik Sunni-Syiah karena yang ada adalah politik kekuasaan.

Saya berandai-andai, kalau saja kubu koalisi Saudi dan negara Arab lainnya menyerang Israel tentu selesailah konflik Palestina-Israel. Habiah riwayat Israel dan AS. Tapi apa yang terjadi sebaliknya. Kubu koalisi hanya bernyali untuk membantai saudara muslimnya sendiri. Penakut dan pengecut kepada tirani Israel-Palestina.

Pengandaian diatas adalah pengandaian orang yang lugu dan tidak tahu kartu Saudi cs. Saudi cs dan Turki adalah sahabat mesra Israel-AS sehingga sangat wajar jika mereka adem ayem melihat Israel menjarah Palestina. Turki yang katanya hebat tiada tandingan juga sahabat mesra Israel-AS. Tak salah jika keduanya tunduk dan patuh kepada majikan Israel-AS? Betapa banyaknya pangkalan militer AS yang mengepung Saudi. Buktk bahwa mereka adalah musuh dalam kelambu. Mengaku saudara muslim tapi dengan santainya bersekutu dengan negara kafir-penjajah.

Hebohnya, kita kerap tertipu dengan kamuflase pengikut setia Saudi dan Turki di negeri ini. Antek Saudi yang berinisial Wahabi dan anak buah Turki pengasong Khilafah HTI paling berisik seolah mereka adalah pembela Palestina yang paling sejati. Merasa paling besar jasanya membela Palestina. Padahal itu semua adalah penipuan yang paling biadab. Seolah membela Palestina padahal junjungannya antek Israel-AS.

Baca:
Kisah Lucu: Ketika Santri Kiai Kholil Salah Do'a

Seolah paling garang dan lantang mengutuk AS-Israel, melaknat, mengecam dan mencerca Israel-AS karena telah menjajah Palestina. Tapi apa boleh dikata, itu semua hanya dusta dan penipuan tingkat dewa. Mengutuk Israel disetiap mimbar-mimbar sedangkan negara junjungannya sedang bermain-main mesra dan romantis bersama Israel.

Jadi, andai-andai suatu saat koalisi Saudi menyerang Israel-AS adalah khayalan yang tidak perlu dilanjutkan. Cukup mengkhayal sekali saja saat masih lugu dan tak tahu kartu.

Jadi, mengapa kubu Koalisi tega membantai rakyat sipil Yaman dengan dalih mengusir Syiah Houthi? Bisa saja karena Yaman adalah negeri Sunni yang suci setelah Mekah, Madinah dan Syam (Palestina) dimana rakyatnya adalah Ahlussunnah Wal Jamaah yang berbeda dengan Wahabi Saudi cs. Bisa saja misi ini mereka lancarkan untuk menumpas habis Yaman sebagai negeri Ahlussunnah. Yaman adalah negeri Aswaja yang rakyatnya berhati lembut sebagaiman rakyat Nusantara. Kota seribu Wali dan kota seribu habaib. Habaib yang datang kenusantara sangat besar jasanya dalam proses Islamisasi hingga saat ini. Tidak salah jika sanad keislaman habaib Yaman punya ikatan batin secara langsung dengan masyarakat Nusantara. Masyarakat Nusantara sangat-sangat memuliakan habaib dan dzuriyat nabi.

Derita Yaman, derita kita. Teruslah berempati kepada Palestina dengan tidak melupakan Yaman. Ikutkan doa suci untuk negeri Yaman dalam setiap doa suci kepada kota suci Palestina yang diberkahi. Damailah Palestinaku, damailah Yamanku!











No comments:

Post a Comment

Khutbah Jum'at: Bulan Muharram Sarana untuk Mengevaluasi Tradisi Kita

Bulan Muharram Sarana untuk Mengevaluasi Tradisi Kita Khutbah 1 اَلْحَمْدُ للهِ الْوَاحِدِ الْقَهَّارْ، اَلْعَزِيْزِ الْغَفَّارْ، مُكَوِّرِ ...