--» قال الله تعالى :
لَيْسَ كَمِثْلِهِ شَيْءٌ (سورة الشوري: 11)
-Allah Ta’ala berfirman: “Dia (Allah) tidak menyerupai sesuatupun dari makhluk-Nya dan tidak ada sesuatupun yang menyerupai-Nya. (QS. asy-Syura: 11)
--» قال الإمام علي بن أبي طالب رضي الله عنه:
سَيَرْجِعُ قَوْمٌ مِنْ هٰذِهِ الْأُمَّةِ عِنْدَ اقْتِرَابِ السَّاعَةِ كُفَّارًا، يُنْكِرُوْنَ خَالِقَهُمْ فَيَصِفُوْنَهُ بِالْجِسْمِ وَالْأَعْضَاءِ
(رواه ابنُ الْمُعَلِّم الْقُرَشِيّ في كتابه نَجْمِ الْمُهْتَدِى وَرَجْمِ الْمُعْتَدِى ص 588)
Al-Imam Ali bin Abi Thalib menyatakan:
“Ketika mendekati hari kiamat, sekelompok orang dari ummat ini akan kembali menjadi orang-orang kafir. Salah seorang bertanya: Wahai amirul mukminin, kekufuran mereka apakah karena membuat hal baru atau karena pengingkaran ?. Ali menjawab: Kekufuran mereka karena pengingkaran. Mereka mengingkari sang Pencipta dan mensifati-Nya dengan benda dan memiliki anggota-anggota badan.” (riwayat Ibn al-Mu’allim al-Qurasyi dalam kitabnya Najm al-Muhtadi wa Rajm al-Mu’tadi, hlm 588)
قال الإمام الشافعي رضي الله عنه:
مَنْ قَالَ أَوِ اعْتَقَدَ أَنَّ اللّٰهَ جَالِسٌ عَلَى الْعَرْشِ فَهُوَ كَافِرٌ
(رواه ابنُ الْمُعَلِّم الْقُرَشِيّ في كتابه نَجْمِ الْمُهْتَدِى وَرَجْمِ الْمُعْتَدِى ص 155)
Al-Imam asy-Syafi’i menyatakan:
“Orang yang mengatakan atau meyakini bahwa Allah duduk di atas arsy, maka ia kafir.” (riwayat Ibn al-Mu’allim al-Qurasyi dalam kitabnya Najm al-Muhtadi wa Rajm al-Mu’tadi, hlm 155)
قال الإمام أبو حنيفة رضي الله عنه:
مَنْ قَالَ بِحُدُوْثِ صِفَةٍ مِنْ صِفَاتِ اللّٰهِ أَوْ شَكَّ أَوْ تَوَقَّفَ كَفَرَ
(ذكره فى كتاب الوصية)
Al-Imam Abu Hanifah menyatakan:
“Orang yang berkata bahwa salah satu dari sifat-sifat Allah baharu, atau ragu atau diam (tidak mengambil sikap), maka ia telah kafir.” (disebutkan dalam kitabnya al-Washiyyah)
قال الإمام أحمد بن حنبل رضي الله عنه:
مَنْ قَالَ اللّٰهُ جِسْمٌ لَا كَالْأَجْسَامِ كَفَرَ
(رواه الحافظ بدرُ الدّين الزَّركشي فى كتابه تَشْنِيْف المَسامع)Al-Imam Ahmad bin Hanbal menyatakan:
“Orang yang berkata bahwa Allah adalah benda yang tidak seperti benda-benda, maka ia telah kafir.”(riwayat al-Hafizh Badruddin az-Zarkasyi dalam Tasynif al-Masami’)
قال الشيخ الكمال بن الهمام الحنفي:
مَنْ قَالَ اللّٰهُ جِسْمٌ لَا كَالْأَجْسَامِ كَفَرَ
(ذكر ذلك فى كتابه فَتْح القَدِير، باب الإِمامة، المجلد الأول)
(disebutkan dalam kitabnya Fath al-Qadir, bab al-Imamah, jld 1)
قال أبو الحسن الأشعري رضي الله عنه:
مَنِ اعْتَقَدَ أَنَّ اللّٰهَ جِسْمٌ فَهُوَ غَيْرُ عَارِفٍ بِرَبِّهِ وَإِنَّهُ كَافِرٌ بِهِ
(ذكره فى كتابه النوادر)
Al-Imam Abu Hasan al-Asy’ari menyatakan:
“Orang yang meyakini bahwa Allah adalah benda, maka ia tidak mengenal Tuhannya dan ia kafir kepada-Nya.” (disebutkan dalam kitabnya an-Nawadir)
قال الشيخ نظام الهندي:
وَيَكْفُرُ بِإِثْبَاتِ الْمَكَانِ لِلّٰهِ
(ذكره فى كتابه الفتاوى الهندية، المجلد الثاني)
Syeikh Nizham al-Hindi menyatakan:
“Dan kafir orang yang menetapkan tempat bagi Allah.” (disebutkan dalam kitabnya al-Fatawa al-Hindiyah, juz 2)
قال الإمام محمد بن بدر الدين بن بلبان الدمشقي الحنبلى:
فَمَنِ اعْتَقَدَ أَوْ قَالَ إِنَّ اللّٰهَ بِذَاتِهِ فِى كُلِّ مَكَانٍ أَوْ فِى مَكَانٍ فَكَافِرٌ
(ذكره فى كتابه مختصر الإفادات، ص 489)
Al-Imam Muhammad bin Badruddin bin Balban ad-Dimasyqi al-Hanbali menyatakan: "Orang yang meyakini atau berkata bahwa Allah dengan Dzat-Nya berada di setiap tempat atau di tempat tertentu, maka ia kafir.”(disebutkan dalam kitabnya Mukhtashar al-Ifaadaat, hlm 489)
قال الإمام محمد بن بدر الدين بن بلبان الدمشقي الحنبلى:
وَلَا يُشْبِهُ شَيْئًا وَلَا يُشْبِهُهُ شَيْءٌ، فَمَنْ شَبَّهَهُ بِشَيْءٍ مِنْ خَلْقِهِ فَقَدْ كَفَرَ كَمَنِ اعْتَقَدَهُ جِسْمًا أَوْ قَالَ إِنَّهُ جِسْمٌ لَا كَالْأَجْسَامِ
(ذكره فى كتابه مختصر الإفادات، ص 490)
Imam Muhammad bin Badruddin bin Balban ad-Dimasyqi al-Hanbali menyatakan: Allah tidak menyerupai sesuatupun dan tidak ada sesuatupun yang menyerupai-Nya, maka orang yang menyerupakan Allah dengan makhluk-Nya maka ia telah kafir seperti halnya orang yang meyakini bahwa Allah adalah benda, atau juga mengatakan bahwa Allah adalah benda yang tidak seperti benda-benda.”
(disebutkan dalam kitabnya Mukhtashar al-Ifaadaat, hlm 490)
نقل الحافظ النواوي عن الإمام المتولي الشافعي:
أَنَّ مَنْ وَصَفَ اللّٰهَ بِالْإِتِّصَالِ وَالْإِنْفِصَالِ كَانَ كَافِرًا
(روضة الطالبين، المجلد العاشر، ص 15)
Al-Hafizh an-Nawawi menukil dari Imam al-Mutawalli asy-Syafi’i:
“Sesungguhnya orang yang mensifati Allah dengan menempel (ittishal) atau terpisah (infishal) adalah orang kafir.”
(disebutkan dalam kitab Raudhah ath-Thalibin, juz 10, hlm 15)
قال الشيخ محمود محمد خطاب السبكي:
وَقَدْ قَالَ جَمْعٌ مِنَ السَّلَفِ وَالْخَلَفِ إِنَّ مَنِ اعْتَقَدَ أَنَّ اللّٰهَ فِى جِهَةٍ فَهُوَ كَافِرٌ
(ذكره فى كتابه إِتْحَافِ الْكَائِنَاتِ)Syeikh Mahmud Muhammad Khaththab as-Subki menyatakan:
“Banyak ulama’ salaf dan khalaf menegaskan bahwa orang yang meyakini Allah berada di suatu arah, maka ia telah kafir.”
(disebutkan dalam kitabnya Ithaf al-Ka-inat)
قال المفسر الرازي:
إِنَّ اعْتِقَادَ أَنَّ اللّٰهَ جَالِسٌ عَلَى الْعَرْشِ أَوْ كَائِنٌ فِى السَّمَاءِ فِيْهِ تَشْبِيْهُ اللّٰهِ بِخَلْقِهِ وَهُوَ كُفْرٌ
Al-Mufassirar-Razi menyatakan:
“Sesungguhnya keyakinan bahwa Allah duduk di atas arsy atau ia berada di langit, adalah menyerupakan Allah dengan makhluk-Nya dan keyakinan tersebut adalah kufur.”
قال شيخ الأزهار الشيخ سليم البشري المالكي:
مَنِ اعْتَقَدَ أَنَّ اللّٰهَ جِسْمٌ أَوْ أَنَّهُ مُمَاسٌّ لِلسَّطْحِ الْأَعْلَى مِنَ الْعَرْشِ وَبِهِ قَالَتِ الْكَرَّامِيَّةُ وَالْيَهُوْدُ، وَهَؤُلَاءِ لَا نِزَاعَ فِى كُفْرِهِمْ
(نقله عنه الشيخ سلامة القضاعي فى كتابه فرقان القرآن، ص 100)
Syeikh Salim al-Bisyri al-Maliki –seorang guru besar Universitas al-Azhar, Mesir menyatakan:
“Orang yang berkeyakinan bahwa Allah adalah benda atau Ia menyentuh bagian atas arsy –dan ini adalah keyakinan kelompok al-Karramiyyah juga orang-orang yahudi – mereka ini tidak diragukan kekufurannya.”
(dinukil oleh Syeikh Salamah al-Qudha’i dalam Furqan al-Qur’an, hlm 100)
قال الإمام الشافعي رضي الله عنه:
الْمُجَسِّمُ كَافِرٌ
(رواه الحافظ السيوطي فى كتابه الأشباه والنظائر، ص 488)
Al-Imam asy-Syafi’i menyatakan:
“Orang yang meyakini Allah adalah benda (al-Mujassim) adalah kafir.”
(riwayat al-Hafizh as-Suyuthi dalam kitabnya al-Asybah wa an-Nazhair, hlm 488)
Semoga hidayah, taufiq dan inayah Allah senantiasa diberikan kepada kita sehingga kita semakin kuat dalam memegang Aqidah Ahlussunnah Waljamaah di zaman yang penuh fitnah ini, aamiin.
No comments:
Post a Comment