Saturday, September 8, 2018
Kedekatan Bupati Pamekasan dengan Ansor
Gerakan Pemuda Ansor (disingkat GP Ansor) adalah sebuah organisasi kemasyaratan pemuda di Indonesia, yang berafiliasi dengan Nahdlatul Ulama (NU). Organisasi ini didirikan pada tanggal 24 April 1934. GP Ansor juga mengelola Barisan Ansor Serbaguna (Banser).
Konon katanya, pasca terbunuhnya KH. Djufri Marzuqi oleh PKI, Ansor bergerak mengamankan kiai-kiai dan tokoh NU Madura. Bahkan Ansor daerah Tapal Kuda bergerak cepat untuk melakukan konsolidasi membela ulama dan Tanah Air dari rongrongan PKI. Cukuplah beliau yang menjadi korban ganasnya PKI, dan jangan sampai yang lain. Sebab, kiai merupakan pilar negara pada saat itu dan menjadi komando tertinggi untuk membela negara bagi kaum santri. Resolusi jihad, buktinya.
Siapa sebenarnya KH. Djufri Marzuqi? Sebagai orang Madura yang terkenal dengan pulau NU, warga NU harus tahu tentang tokoh kharismatik aset Madura yang satu ini. Kiai Djufri Marzuki (w. 1965), adalah pengasuh Pondok Pesantren As-Syahidul Kabir Sumber Batu Blumbungan Pamekasan Madura, Jawa Timur-nama pondok pesantren yang diberikan oleh Kiai Idham untuk mengenang jasa Kiai Djufri. Di masanya, Kiai yang juga sebagai Rais Syuriah Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama ini dikenal sebagai singa podium masyarakat Nahdlatul Ulama Kabupaten Pamekasan.
Beliau wafat pada tahun 1965 oleh keganasan PKI pada masa orde lama. Suatu ketika, Kiai Djufri (sebutan untuk KH. Djufri Marzuqi) diundang oleh masyarakat Kecamatan Konang Kabupaten Sampang. Ia diminta untuk mengisi ceramah dalam sebuah pengajian yang diselenggarakan mereka. Ia hadir bersama ulama-ulama NU yang lain yang diundang juga dalam acara itu. Pada malam itu menjadi malam terakhir bagi beliau.
Semua orang yang hadir mungkin tidak pernah menyangka bahwa ceramah pada malam itu adalah ceramah terakhirnya. Ceritanya, ketika acara itu berakhir dan Kiai hendak pulang, ada seseorang yang mengaku bernama Sarfin berniat ingin menemaninya pulang. Dengan sifat santun dan ramahnya ia menawarkan sebuah tawaran. Di tengah perjalanan saat melewati sebuah kali (sungai), Kiai Jufri bilang pada sarfin bahwa ia mau turun sebentar untuk buang air kecil di kali itu. Ia menyuruh sarfin agar diam di situ dan menunggu kudanya.
Sehabis Kiai melaksanakan hajatnya dari sungai, tiba-tiba ia ditikam dengan sebuah golok berukuran sedang di bagian punggungnya. Dan ternyata orang bernama Sarfin itulah yang menjadi pelakunya. Setelah melihat Kiai Djufri tidak berdaya, lalu Sarfin lari meninggalkan tubuh Kiai Djufri yang sudah bersimbah darah. Akhirnya, nyawa beliau tidak terselamatkan dan meninggal di rumah sakit, dan dikebumikan di pondok pesantrennya.
Masyarakat kemudian tahu dan mendengar kabar bahwa Sarfin adalah suruhan PKI. Masyarakat juga mendengar berita bahwa ia dibayar PKI untuk membunuh Kiai Djufri. Sarfin pun kabarnya tewas gantung diri sebelum mendapat bayaran itu.
Mungkin karena karena kenangan yang mendalam ini pula maka para putra dan cucu-cucu Kiai Djufri menjadi pengurus dan pejuang NU yang setia sampai saat ini. Begitulah Kiai Jufri, hidup dalam perjuangan, wafat dalam kemuliaan. Meninggalkan kenangan yang terukir dalam sejarah.
Salah satu cucu beliau yang sepertinya mewarisi karakter beliau adalah yang berbaju Banser ini. Saat ini beliau sebagai Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama, darah yang mengalir dari ibunya yang persis putri dari alm. KH. Djufri Marzuqi dan bapaknya KH. Jazuli Malidji bin Syahri Marzuqi, dari keduanya mengalir darah KH. Djufri Marzuqi. Tidak perlu diragukan pengabdiannya kepada NU ke depan, dan bahkan sejak saat ini.
Selain sebagai anggota Banser, beliau saat ini dipercaya sebagai Bupati Pamekasan (periode 2018/2023). Berangkali dengan kapasitas beliau sebagai ulama dan umara, beliau mampu membawa keadaan Pamekasan menjadi lebih baik. Dengan darah juang yang mengalir kuat dari tokoh NU, NU sebagai organisasi umat senantiasa mendapatkan perhatian secara khusus. Meski hal itu tidak perlu diragukan lagi. Untuk melihat bagaimana komitmen seseorang, lihatlah senyumnya, jika senyumnya manis kemungkinan besar orangnya tepat janji.
Wallahu a'lam!
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Khutbah Jum'at: Bulan Muharram Sarana untuk Mengevaluasi Tradisi Kita
Bulan Muharram Sarana untuk Mengevaluasi Tradisi Kita Khutbah 1 اَلْحَمْدُ للهِ الْوَاحِدِ الْقَهَّارْ، اَلْعَزِيْزِ الْغَفَّارْ، مُكَوِّرِ ...
-
Do'a Akhir Tahun Akhir tahun merupakan momentum untuk melihat diri sendiri. Banyak hal terkait diri sendiri yang bisa diperhatikan ...
-
Tahsin berarti bagus dan qira'ah berarti bacaan jadi Tahsinul Qira'ah berarti membaca Al-Qur'an dengan bagus. Tahsinul Qira...
-
Rasa syukur selalu kita panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah senantiasa menjaga sekaligus melindungi bangsa Indonesia. Atas berkah k...
-
◎ Bid’ah terbagi menjadi dua (2) bagian: - Pertama: Bid’ah Dzalalah. Disebut pula dengan Bid’ah Sayyiah. Yaitu perkara baru yang menya...
-
Unjuk Rasa didepan Kantor Kecamatan Terlihat warga Kec. Tungkal Jaya dan Kepala Desa se-Kecamatan Tungkal Jaya melakukan unjuk rasa terk...
-
Ulama tafsir memiliki dua metode untuk menentukan ayat Makki dan Madani yakni metode Sima'i Naqli dan Qiyasi Ijtihadi. 1. Sima'...
-
Oleh: Wildan Wahied NU lucu dan Muhammadiyah tidak lucu, itu sudah jadi pemahaman umum. Cak Nun sudah pernah mengatakannya, kalau tidak...
-
Suku Chaniago adalah suku asal yang dibawa oleh Datuk Perpatih Nan Sebatang yang merupakan salah satu suku induk di Minangkabau selain su...
-
Keutamaan Adzan. قال صلى الله عليه وسلم: {مَنْ أَذَّنَ لِلصَّلاَةِ سَبْعَ سِنينَ مُحْتَسِبًا كَتَبَ اللهُ لَهُ بَرَاءَةً مِنَ النَّارِ...
-
Tidak ada yang salah dengan status mualaf. Islam sangat memuliakan manusia karena Islam adalah agama kemanusiaan. Islam sangat menghormat...
No comments:
Post a Comment