Wednesday, September 12, 2018

Meneladani Syekh Muhammad Yasin bin Isa Al-Fadani


 عن مرداس الاسلمي رضي الله عنه قال. قال النبي صلي الله عليه وسلم:
"يذهب الصالحون الاول فالاول, وتبقي حثالة كحثالة الشعير اوالتمر, لا يباليهم الله بالة"رواه البخاري. 
(دليل الفالحين شرح رياض الصالحين ج 4 صح 598)

وقال ابن بطال:وفي الحديث ان موت الصالحين من اشراط الساعة, وفيه الندب الي الاقتداء باهل الخير والتحذير من مخالفتهم خشية ان يصير من خالفهم ممن لايعباء الله به. 
(دليل الفالحين شرح رياض الصالحين ج 4 صح 599)

Dari mirdas al aslami  berkata.
 Baginda nabi saw bersabda:
"Para sholihin pergi(meninggal) ya'ni generasi awal(senior)lalu generasi sesudahnya. Yang sisa tinggal sampah/ampas(orang-orang bodoh)seperti ampas gandum atau kurma, alloh swt sama sekali tak menganggab mereka."
         *HR AL BUKHARI*

Ibnu buthol berkata:
 "Dalam hadits ini dapat di tarik benang merah bahwa:
Kematian orang orang shalih itu bagian dari tanda tanda qiamat. Dalam hadits ini juga anjuran mengikuti ahlul khoir(sholihiin),juga peringatan dari menyalahi mereka karna kawatir menjadi orang yg alloh swt  sama sekali tidak perduli/menganggab dia(jawa: pupuk bawang)

**Haul Al Musnid-dunya As syaikh muhammad yasin bin isa AL FADANI ke 28****

Tadi malam, 28 Dzul Hijjah 1439 H, kami menghadiri acara Haul salah satu ulama kebanggaan Indonesia : 'Musniduddunya' Syaikh Muhammad Yasin Bin Isa Al-Fadani di kediaman putranya di Syari' Sittin, Makkah Al Mukarromah. Acara dihadiri oleh para Jama'ah haji dari berbagai negara, para pelajar Mekkah dan Yaman, dan tentunya Murid-murid Syaikh Yasin seperti Syaikh Zakaria Thalib, Syaikh Yahya Al-Ghoutsani dan para Masyaikh lainnya.

* Sekilas tentang Biografi Syaikh Yasin Al-Fadani

Jika ada ulama Nusantara yang sangat disegani dunia dan berhasil membawa harum nama Indonesia di kancah Internasional maka Syaikh Yasin Al-Fadani adalah orangnya. hingga kini nama beliau selalu dikenang dan dielu-elukan terutama di kalangan ulama-ulama ahli Hadits dari berbagai penjuru dunia. Hampir semua ulama besar Abad ini seperti Seperti Abuya Sayyid Muhammad Al-Maliki, Habib Umar Bin Hafidz, Syaikh Ali Jum'ah, Syaikh Said Mamduh, KH. Sahal Mahfudz dan KH. Maimun Zubair pernah mengambil sanad kelimuan dari Syaikh Yasin.

Syaikh Yasin lahir di Misfalah, Mekkah pada 17 Juni tahun 1917 M dari kedua ayah-ibu yang sama-sama memiliki darang Minang, Syaikh Isa Bin Udiq Al-Fadani dan Maimunah Binti Abdullah Al-Fadani.

Sejak usia 8 tahun ayah beliau sudah sering mengajaknya ke majlis-majlis Ilmu di Masjidil Harom yang saat itu - menurut kesaksian Syaikh Yasin - di penuhi lebih dari 50 Majlis yang diasuh langsung oleh para pembesar ulama dikala itu.

kealiman dan kecerdasan Syaikh Yasin sudah terlihat sejak dini, pada usia 14 tahun beliau bahkan sudah dipercaya untuk menjadi Pengajar Resmi Ilmu Manthiq di Masjidil Haram !

Kegigihan dan totalitas dalam mencari ilmu adalah sifat yang paling menonjol dari beliau. Tidak cukup berguru kepada para ulama di tanah Hijaz, beliau juga mencari sanad keilmuan dari para ulama di berbagai negara seperti Yaman, mesir, Syiria, Kuwait, India san negara-negara lainnya. Dalam petualangan menuntut ilmunya, tercatat beliau pernah berguru kepada lebih dari 700 ulama dari seluruh penjuru dunia !.

Saking asyik dan sibuknya beliau dalam menuntut ilmu, sampai-sampai beliau tak mempunyai keinginan sama sekali untuk menikah. Hal ini membuat khawatir para guru, keluarga dan sahabatnya. konon orang tua beliau sampai mengancam akan membakar kitab-kitab beliau jika ia tidak segera menikah ! Demi menjalankan perintah orang tuanya itu, beliau akhirnya mengakhiri masa lajangnya pada usia 40 tahun.

Syaikh Yasin juga dikenal sebagai ulama yang super produktiv, sepanjang hayatnya ia berhasil menorehkan lebih dari 100 karya melalui tinta emasnya. Berkat kerja keras dan kegigihannya itu Beliau akhirnya menjadi magnet bagi para pemburu ilmu - wabil khusus ilmu sanad hadits- dari seluruh penjuru dunia.

Yang paling mengagumkan dari beliau, dengan kedudukan tinggi dan kapasitas ilmu yang beliau miliki, beliau lebih memilih untuk tampil super sederhana tidak seperti penampilan ulama-ulama pada umumnya. orang yang pertama kali melihat beliau pasti tak akan menyangka bahwa yang ada dihadapannya adalah Syaikh Yasin seorang guru besar Ilmu Hadits pemilik puluhan ribu sanad yang namanya begitu disegani itu. tadi malam, murid beliau Syaikh Yahya Ghautsani menceritakan pengalamannya saat pertama kali berjumpa Syaikh Yasin :

" waktu itu tanggal 10 Muharram aku datang jauh-jauh dari Madinah. Tujuan utamaku adalah rumah Syaikh Yasin. karena tidak tahu dimana letak rumah beliau, aku bertanya pada pelajar-pelajar Jawa yang ada di Masjidil Haram. Sayang, mereka juga tak tau dimana rumah beliau. di malam harinya aku bertemu dengan Syaikh Zakaria, beliau akhirnya mengajakku untuk bertamu ke rumah Syaikh Yasin keesokan harinya.

Sampai di rumah Syaikh Yasin, ada seseorang membukakan pintu. Tampak orang tua berkaos putih dengan sarung sederhananya.

" oh paling ini pembantu beliau, tukang gelar tikar  " pikirku..

" kami ingin bertemu Syaikh Yasin.. kami ingin mendengar musalsal Asyura' " aku menyampaikan maksud kedatanganku..

" Oh silahkan masuk.. Silahkan duduk disini.. " 'tukang gelar tikar' itu mengantarkan kami ke ruang tamu..

Tak berselang lama, orang tua itu datang kembali, kali ini ia duduk di depan, tepat di tempat khusus Syaikh Yasin.

" Masyaallah.. Bagaimana bisa pembantu ini duduk di tempat Syaikh.. ? " fikirku..

Aku baru tahu dari Syaikh Zakaria bahwa yang duduk di depan itu memang benar Syaikh Yasin ! bukan Khodim atau pembantunya !.. "

Meski berstatus sebagai ulama besar, beliau juga tidak segan-segan untuk keluar masuk pasar memikul dan menenteng sayur mayur untuk memenuhi kebutuhan sehari hari. Dengan memakai kaos oblong dan sarung, Syaikh Yasin juga sering nongkrong di warung teh sambil menghisap Shisah (rokok Arab). Tak ada seorang pun yang berani mencelanya karena ketinggian ilmu yang dimiliki Syaikh Yasin.

KH. Sukanawardi  Husnuduat pernah berkomentar :

" Syaikh Yasin orangnya santai, sederhana, tidak menampakkan diri, sering muncul menggunakan kaos biasa, sarung, dan sering nongkrong di “Gahwaji” untuk nyisyah (menghisap rokok Arab). Tak seorangpun yang berani mencela beliau karena kekayaan ilmu yang beliau miliki. Yang ingkar kepada beliau hanyalah orang-orang yang lebih mengutamakan tampang dzahir daripada yang bathin.”

Begitu diseganinya Syaikh Yasin di mata dunia, sampai-sampai Grand Mufti Mesir Syaikh Ali Jum'ah menjadikan perbuatan Syaikh Yasin sebagai dalil ketika ditanyai tentang hukum rokok :

"...ada banyak pendapat mengenai hukum rokok... kita mendengar riwayat hadits dari syekh yasin al-Fadani (Padang).. beliau membaca hadits sambil merokok.. Beliau berkata :

"kami mendengar hadits dari Al-Abbas.. (kemudian menghisap.. huuurrr...)" ... dari Hasan al-Masyyath (huuurrr....).."

beliau meriwayatkan hadits sambil merokok Syisyah (rokok arab).. beliau berkata: "saya meriwayatkan dari 700 penduduk dan ulama Mekah".. sambil menghisap rokok (kuuurr)..

Setiap hari menghisap rokok... Radiyallahu 'anhu, beliau (Syekh Al-Fadani) adalah musniddunya... ( jadi Jika ulama sekelas beliau saja merokok, bagaimana bisa aku mengharamkan rokok ? "

Syaikh Yasin juga dikenang karena berjasa besar atas berkembangya pendidikan kaum hawa di Arab Saudi, tercatat pada tahun 1943 beliau mendirikan madrasah khusus putri pertama di Arab Saudi. Beliau juga memandang perlu untuk membangun Madrasah khusus pencetak guru-guru wanita, oleh karena itu Pada tahun 1377 H beliau membagun Ma'had Lil Mu'allimat.

Beliau sangat dicintai dan mendapat banyak sekali pujian dan sanjungan dari ulama-ulama besar, Muhaddits Besar asal Maroko Syaikh Abdullah Bin Shiddiq Al-Ghumari yang juga guru dari Syaikh Yasin bahkan tanpa ragu memberikan beliau gelar "Musnid Al-Ashr " atau Musnid Abad ini. Al-Habib Saggaf Bin Muhammad dari Yaman menyebut beliau sebagai 'Syuyutiyu zamanih' - Imam Shuyuti abad ini-. Abuya Sayyid Muhammad Al-Maliki juga pernah berkomentar :

" menurut keyakinanku, tidak ada orang yang bisa menandingi keutamaan yang dimiliki Syaikh Yasin saat ini, dan masa depan juga tak akan pernah bisa menelurkan sosok yang lebih hebat dari beliau.. "

هيهات ان يأتي الزمان بمثله * إن الزمان بمثله لبخيل

Syaikh Yasin Wafat pada hari Jum’at Shubuh tanggal 27 Dzul Hijjah tahun 1410 H/20 Juli 1990 M dalam usia 75 tahun dan dikebumikan di pemakaman Ma'la.

Ila ruuhi Abil Faidh Assyaikh Muhammad Yasin Bin Isa Al-Fadani Al Faatihah...

* dari berbagai sumber

Mekkah, 9 September, 2018.

No comments:

Post a Comment

Khutbah Jum'at: Bulan Muharram Sarana untuk Mengevaluasi Tradisi Kita

Bulan Muharram Sarana untuk Mengevaluasi Tradisi Kita Khutbah 1 اَلْحَمْدُ للهِ الْوَاحِدِ الْقَهَّارْ، اَلْعَزِيْزِ الْغَفَّارْ، مُكَوِّرِ ...