Monday, November 12, 2018

Khilafatul Muslimin dan Dukungan terhadap ISIS


Jika anda datang ke Bandar Lampung, dan sempatkanlah anda berkunjung ke Teluk kiluan, Kabupaten Pesawaran. Sekitar 60 Kilometer dari Bandar Lampung melewati teluk betung dan Padang Cermin melewati garis pantai dan sekitar 30 Kilometer dari Pangkalan Militer TNI AL di Piabung kemudian melewati hutan bakau hingga kemudian menuju arah Pidada, ada daerah bernama Umbul Yogyakarta. Disini ada sebuah perkampungan yang agak tersembunyi di antara gunung dan hutan, orang sekitar menyebutnya Umbul baru. Di depan pintu gerbang desa tersebut ada gapura dengan tulisan menarik " selamat datang di Khilatul Muslimin Kemas'ulan Teluk Betung". Saya beruntung lima tahun lalu pernah blusukan kedaerah ini. Mereka penghuni kampung ini memang kebanyakan anggota Jamaah Organisasi Khilafatul Muslimin. Organisasi ini memiliki sistem organisasi mirip negara.   

Penduduk kampung ini berasal dari berbagai daerah. Dari Yogya, dari Solo, Maluku dan Sumbawa. Dahulu sebelum mereka pindah ke kampung ini, mereka adalah anggota yang di rekrut dengan sistem Usrah. Kelompok kecil Usrah ini terdiri dari 7-10 orang yang di pimpin oleh satu orang Murabbi. Kemudian himpunan Usrah ini akan di di satukan di bawah satu Kemas'ulan. Kemas'ulan ini di satukan di bawah Ummul quro dan terus bertingkat hingga sampai pada Khalafah.

Selain khalifah, dalam susunan kenegaraannya sendiri, ada yang disebut Katib al-Khilafah, yaitu wakil khalifah ataupun sekretaris khalifah yang membantu urusannya ketika khalifah tidak berada di pusat pemerintahan. Tak lupa, juga ada lembaga Mustasyar, penasihat dari khalifah. Sedangkan pembantu khalifah setara dengan menteri disebut Wuzara. Kementerian ala Khilafatul Muslimin ini di antaranya meliputi, Menteri Pendidikan dan Pengajaran, Menteri Pendataan Umat dan Inventaris, Menteri Keuangan, Menteri Perhubungan Sosial, Menteri Ekonomi dan Pemberdayaan Bidang Usaha, serta Menteri Pertahanan dan Keamanan.

Organisasi Khilafatul Muslimin yang memiliki web resmi www.khilafatulmuslimin.com. Kelompok ini mengklaim dirinya menegakkan khilafah sekaligus sebagai penerus kekhilafahan. Adapun khalifahnya atau amirulmukmininnya adalah Abdul Qadir Hasan Baraja yang dinyatakan resmi diangkat pada 18 Juli 1997 melalui “Maklumat Khilafatul Muslimin”.

Sebagaimana organisasi Islam militan lainnya. Organisasi Khilafatul Muslimin ini dibidani oleh Abdul Qadir Hasan Baraja sebagai sang khalifahnya. Ia adalah mantan tokoh Negara Islam Indonesia (NII). Eks Anggota NII berdiaspora di banyak ormas Islam lainnya, seperti Gafatar, Majelis Mujahidin Indonesia (MMI), Jamaah Ansharut Tauhid (JAT). Khilafatul Muslimin juga sama yang kelahirannya dibidani para mantan elite NII.

Sukamto dari NII Center memaparkan, para pemimpin Khilafatul Muslimin adalah sempalan dari NII Teritorian Abu Toto alias Panji Gumilang, NII Non Teritorial seperti Ring Banten, serta sempalan dari Jemaah Islamiyah pimpinan Abu Bakar Baasyir.Abdul Qadir Hasan Baraja yang dinyatakan resmi diangkat pada 18 Juli 1997 melalui “Maklumat Khilafatul Muslimin”. Bersama (Alm) Abdul Fatah Wiranagapati mantan imam NII atau Panglima Perang Tertinggi NII ia membangun organisasi Khilafah ini.

Hasan Baraja kelahiran Sumbawa 1944 itu adalah pendiri Darul Islam di Lampung pada 1970, ia juga pendiri pondok Pesantren Ngruki bersama Abu Bakar Baasyir. Hasan Baraja mengalami 2 kali penahanan. Pertama, pada Januari 1979 berhubungan dengan Teror Warman ditahan selama 3 tahun. Kemudian, ditangkap dan ditahan kembali selama 13 tahun terkait kasus bom di Jawa Timur dan Borobudur pada awal 1985.

Hasan Baraja mendirikan Khilafatul Muslimin pada tahun 1977. Tujuannya, melanjutkan kekhalifahan Islam. Sebenarnya, Ia pun ikut ambil bagian mendirikan MMI pada Agustus 2000. Namun, tidak aktif menjadi anggota MMI. Saat Hasan Baraja dipenjara karena kasus bom Candi Borobudur, ia menyatakan telah menerima baiat (sumpah setia) dari saudara Irfan dan Jaka untuk menjadi khalifah.

Namun secara tegas, Hasan Baraja menolak keras bila ormas yang dipimpinnya di sebut organisasi makar. Menurutnya, Khilafatul Muslimin adalah organisasi rahmatan lil alamin. “Jadi, Khilafatul merupakan sebuah organisasi yang penuh dengan kasih sayang,” ujarnya dalam wawancara yang di kutip Sindoweekly.news

Khilafatul Muslimin Mendukung ISIS

Kekhalifahan yang dipimpinnya, menurut Hasan Baraja, bukan organisasi umum. Ada 1001 macam organisasi yang mengatasnamakan Islam. Namun, organisasi yang sah menurut Alquran dan Sunah adalah organisasi yang dalam sistem Islam itu sendiri, yakni organisasi dalam sistem kekhalifahan. Hasan Baraja mengaku, setelah kehancuran kekhalifahan Utsmani di Turki, tidak ada lagi kekhalifahan yang berdiri lebih dari Khilafatul Muslimin. Menurutnya, jemaahnya sebanyak kurang lebih 10.000 orang. Jemaah tersebut datang dari berbagai kalangan, seperti anggota Polisi dan TNI, tetapi mereka masuk secara diam-diam tidak terang-terangan. Di duga simpatisan organisasi ini jumlahnya lebih banyak lagi.

Kendati mengaku bukan sebagai organisasi pemberontak, namun kenyataannya seperti yang di-posting di lamannya, Khilafatul Muslimin dalam deklarasinya tampak menyambut baik munculnya Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) di Suriah. “Dengan apa yang baru saja terjadi di Syam (Suriah), inilah sikap Khilafatul Muslimin yang berpusat di Indonesia. Kami menyambut gembira dan bersyukur atas pendeklarasian khilafah yang berpusat di Syam. Kami ucapkan selamat kepada kaum muslimin di Syam khususnya, dan kaum muslimin dunia umumnya. Semoga ini menjadi awal terwujudnya Izzatul Islam wal Muslimin seluruhnya.” ujar postingan dalam Web tersebut.

Menariknya lagi, Abdul Jamil Wahab, Peneliti Balitbang Kementerian Agama mengatakan bahwa Khilafatul Muslimin disokong oleh Al-Qaeda—organisasi teroris pimpinan Osama bin Laden. “Khilafatul Muslimin ini bagian dari pecahan NII yang menjadi kaki tangan Al-Qaeda dan sekarang menjadi kaki tangan ISIS,” katanya.

Karena itu pula, mantan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Irjen Pol (Purn) Ansyaad Mbai, mengatakan bahwa ada 18 kelompok radikal Indonesia yang bergabung dengan kelompok milisi ISIS. Mereka sudah dibaiat atau sudah disumpah mengikuti pemimpin ISIS. Salah satunya kelompok yang disebut Arsyad, yaitu Khilafatul Muslimin. “Sebanyak 16 Kelompok di antaranya sudah dibaiat dan 3 kelompok hanya mendukung,” pungkasnya.

Saat ini wilayah operasional Faksi Abdul Qadir Baradja adalah Jakarta, Lampung, NTB, Jawa Tengah, Depok, Bogor, Tangerang, Bekasi, Sukabumi, Purwakarta, Cirebon, Yogyakarta, Semarang, Solo, Surakarta, Madura, Banjarmasin, Samarinda, dan Balikpapan. Sementara sumber pengadaan dana faksi ini adalah infaq, shadaqah, dan amal jama’i. Dari isu yang berkembang faksi ini juga mendapat dukungan luar negeri dari Amerika Serikat, Kanada, Singapura, Malaysia, Brunai Darussalam, Arab Saudi, Bahrain, Mesir, Hongkong/Shenzen, Filipina, Jerman, Inggris, dan Perancis.

Latihan Semi Militer

Organisasi ini secara rutin melakukan pelatihan ke laskaran, semi militer. Kemampuan militer diperhitungkan mencapai angka 1 resimen. Kamp latihan berlokasi Gudang Angin, Lampung. Strategi yang dilakukan oleh faksi ini dipakai adalah syariah tanzhim (gerakan dakwah terbuka). Sementara taktik yang digunakan adalah askariah bertahan dan sosialisasi dakwah. Pelatihan-pelatihan yang sering dilakukan di daerah konflik dan gunung-gunung. Sementara menjadi sasaran dari pelatihan adalah training kekhalifahan di setiap kecamatan (sub-district), perekrutan massa di setiap propinsi, dan pendataan kekuatan RI dari aspek militer.

Faksi Abdul Qadir Baradja menganut ideologi, Islam, Suni, fundamentalis, anti-teroris dan berafiliasi dengan partai politik, tidak punya hubungan kerjasama dengan partai politik.  Dalam laporan yang di buat TNI pada 2010 lalu, sementara tanggapan negara RI terhadap faksi ini belum dianggap berbahaya karena dalam pendekatan politik lebih akomodatif. Kejadian-kejadian yang berkaitan dengan kelompok ini adalah gerakan Komando Jihad (1976), Teror Warman (1978), Kasus Peledakan Candi Borobudur, Jawa Tengah (1985), dan Kasus Talangsari, Lampung (1989).

Kegiatan yang hingga sekarang dilakukan adalah hanya pembinaan rutin di setiap sekretariat wilayah, ummul quro’ (district dan sub district) serta di tingkat pengurus Mas’ul Ummah dan Sosialisasi kekhalifahan di berbagai tempat, hampir setiap minggu. Kegiatan-kegiatan yang direncanakan faksi ini adalah mewujudkan kembali cita-cita NII sampai terwujud kekhalifahan, Seminar Khilafah di setiap propinsi dan kota-kota besar, dan lain-lain.

Anggaran pertahun untuk kegiatan-kegiatan yang dilakukan faksi ini tidak ada catatan resmi; namun diperkirakan berkisar 500 juta.

Berikut Poin dukungan Organisasi Khilafatul Muslimin kepada kekhalifahan ISIS Al baghdadi :

Bismillahirrahmaanirrahiim,

Alhamdulillah, Wa syukurillah, Laa Hawla Walaa Quwwata illa billah..

Telah kita dengar dan saksikan bersama, kabar yang membuat gembira kaum muslimin sekaligus membuat sesak dada orang-orang kafir dan munafik.

Pada tanggal 1 Ramadhan yang lalu, Khilafah Islamiyyah telah dideklarasikan oleh saudara-saudara kita di Syam, para mujahid dari Daulah Islam yang telah membuktikan niatnya dengan amal nyata. Melalui juru bicara nya, Abu Muhammad Al-Adnany -semoga Allah menjaganya-, yang mengumumkan pendirian Khilafah Islam, dengan mengangkat serta membai’at Asy Syaikh Ibrahim Ibn Awwad (Abu Bakr Al Baghdady) sebagai Khalifah.

Sepatutnya kita sebagai Muslim merasakan kebahagiaan dan bersyukur atas kabar ini. Sebagaimana kebahagiaan suadara-saudara kita, kaum muslimin di pusat pemerintahan Khilafah di Syam ini, Raqqah, dalam menyambut kabar ini. Semoga keberkahan dalam bulan suci Ramadhan ini, semakin bertambah keberkahannya sebagai permulaan Aamul Jama’ah kedua, bagi seluruh kaum muslimin di dunia dibawah satu kepemimpinan Islam, Khilafah Islamiyyah.

Selanjutnya, telah kita ketahui bersama, Kekhalifahan Islam (Khilafatul Muslimin) yang berpusat di Bandar Lampung, Indonesia, telah di maklumatkan/deklarasikan bagi kaum muslimin di seluruh dunia sejak 13 Rabi’ul Awwal 1418 H (18/07/1997) dengan membai’at Asy Syaikh Abdul Qadir Hasan Baraja’ sebagai Khalifah.

Ribuan kaum muslimin telah berbai’at dihadapannya untuk senantiasa siap mendengar dan tha’at, baik dalam keadaan lapang maupun sempit. Beberapa sarana pelayanan ummatpun telah dipelopori secara mandiri dengan tetap menjaga kemurnian tauhid, barra (berlepas diri) terhadap sistem thaghut.

Dengan keadaan ini, dan dengan apa yang baru saja terjadi di Syam, maka inilah sikap Kekhalifahan Islam (Khilafatul Muslimin) yang berpusat di Indonesia:

Kami menyambut gembira dan bersyukur atas pendeklarasian Khilafah yang berpusat di Syam. Kami ucapkan selamat kepada kaum muslimin di Syam khususnya, dan kaum muslimin dunia umumnya. Semoga ini menjadi awal terwujudnya Izzatul Islam wal Muslimin seluruhnya.

Pro dan kontra atas Kekhalifahan yang baru di deklarasikan di Syam, adalah hal yang wajar. Kami mengambil sikap awal untuk mengakui Syah nya deklarasi ini, dengan beberapa pertimbangan yang akan kami tindak lanjuti kemudian.

Kepada warga kekhalifahan Islam (Khilafatul Muslimin) yang berpusat di Indonesia:

Tetap perkokoh ketha’atan, jauhi perdebatan dan prasangka. Sungguh sikap mendengar dan tha’at adalah lebih selamat daripada prasangka dan perdebatan yang tidak akan bisa melahirkan kebijakan apapun untuk kita sikapi, hingga datang keputusan dari pusat kekhalifahan Islam (khilafatul Muslimin).

Kepada kaum muslimin umumnya:

Berbahagialah, dan bersegeralah menentukan sikap. Kekhalifahan bukan hanya soal kesiapan ummat, ia merupakan kewajiban dari Allah kepada kita untuk bersatu. Yang dengannya Izzatu Islam Wal Muslimin akan terwujud. Karenanya pula kita akan dimintai pertanggungjawaban dihadapan Rabbul ‘Alamin kelak.

Sungguh perpecahan dikalangan kaum muslimin adalah hal yang sangat melelahkan dan membosankan, tidak akan pernah menyelesaikan persoalan ummat. Dan sungguh, kejayaan yang dicapai kaum muslimin di masa lalu adalah karena mereka mampu mempertahankan keutuhan ummat dibawah sistem Khilafah dengan membuktikan sam’an wa tha’atan kepada Ulil Amri mereka, Khalifah mereka.

    Kepada Khilafah Islam yang berpusat di Syam, yang baru saja di deklarasikan:

Sungguh telah berlalu teladan bagi kita dari ummat terdahulu, kalangan para sahabat radhiallahuanhum dan salafusshalih, terkait terjadinya dua kepemimpinan (Khalifah) kaum muslimin. Sebagaimana Ali dan Mu’awiyyah radhiallahuanhuma, atau Hasan Ibn Ali dengan Muawwiyah radhiallahuanhuma.Dengan kondisi kita hari ini, maka ketahuilah: Betapapun saat ini kami berpegang pada bai’at awwal kepada Khalifah yang lebih awwal (di bai’at), namun kami meyakini penuh bahwa persatuan kaum muslimin dibawah satu kepemimpinan (Khalifah) adalah sebuah kewajiban mutlak kaum muslimin, baik dalam keadaan lemah maupun dalam keadaan kuat.Karena itu, wajib bagi kita untuk mendahulukan kewajiban yang penting ini melebihi urusan-urusan lainnya. Sebagaimana para sahabat radhiallahuanhum yang mengedepankan membai’at Abu Bakr Assidiq sebagai pemimpin tunggal seraya tidak memberikan peluang bagi adanya kepemimpinan masing-masing antara Muhajirin dan Anshar.Untuk itu, kami akan meminta pendapat kalian tentang hal ini. Semoga Allah memudahkan urusan ini.

Kepada faksi-faksi dan tandzim-tandzim mujahidin, khususnya di Syam:

Kembali kami ingatkan, sebagaimana yang pernah disampaikan oleh saudara kami, Abu Muhammad Al-Adnany, inilah satu-satunya solusi dari berbagai macam persoalan dan fitnah. Dan solusi itu kini telah dihadirkan, maka bersegeralah kalian berkumpul pada Khilafah.Sungguh kami tidak meragukan kesungguhan kalian dalam jihad, kesungguhan kalian dalam iqamatuddin. Ingatlah bagaimana Allah memerintahkan, An aqimuddin Walaa tatafarraqu fiyhi, tegakkan Dien dan jangan berpecahbelah dalam menegakkannya! Sungguh tidak akan kalian temukan tempat bersatu yang syar’i selain dari Khilafah.Maka Berjihadlah dengan persatuan, tegakkan Din ini seraya bersatu dalam kekhalifahan yang kalian telah melihatnya.

Demikian pernyataan sikap dari pusat Kekhalifahan Islam (Khilafatul Muslimin) yang berpusat di Indonesia.

Semoga Allah menyegerakan terwujudnya Izzatul Islam Wal Muslimin yang terpimpin oleh seorang Khalifah dalam sistem kekhalifahan Islam.

04 Ramadhan 1435H,

Markazul Idarah Khilafatul Muslimin

Wizaaratun Nasyrah Wal Idza’ah

http://khilafatulmuslimin.com/tanggapan-terhadap-deklarasi-khilafah-di-syam/

 Di ambil dari berbagai sumber
* http://khilafatulmuslimin.com/tanggapan-terhadap-deklarasi-khilafah-di-syam/

* https://khilafatulmuslimin.wordpress.com/profil-ust-abdul-qodir-hasan-baroja/

* Di nukil dari Al Chaidar (Pengamat Terorisme Internasional di Indonesia)

* Interview saya dengan sejumlah anggota Khilafatul Muslimin pimpinan Ustadz Abdul Qadir Baraja, Bandar Lampung, December 2011.

* http://sc-collection.blogspot.co.id/2011/03/

Tulisan Awan Kurniawan

No comments:

Post a Comment

Khutbah Jum'at: Bulan Muharram Sarana untuk Mengevaluasi Tradisi Kita

Bulan Muharram Sarana untuk Mengevaluasi Tradisi Kita Khutbah 1 اَلْحَمْدُ للهِ الْوَاحِدِ الْقَهَّارْ، اَلْعَزِيْزِ الْغَفَّارْ، مُكَوِّرِ ...