Sunday, November 11, 2018

Klaim Kebolehan Bendera HTI adalah Hoax


Dialog kebangsaan yang dilaksanakan Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Wiranto melakukan dialog dengan petinggi organisasi kemasyarakatan (ormas) Islam membahas pembakaran bendera di Garut beberapa waktu lalu. Dialog berlangsung di Kantor Kemenko Polhukam, Jakarta Pusat, Jumat (9/11/2018).

Kasus pembakaran Bendera HTI di Garut saat pelaksanaan Hari Santri Nasional (HSN) beberapa pekan lalu, menjadi tema dalam dialog tersebut, untuk ber Tabayyun dan dalam rangka silaturahmi, tak ada keputusan apapun yang diambil.
Semua perwaikilan ormas Islam menyampaikan pandangannya, GP Ansor pun pada pertemuan tersebut telah meminta maaf karena ada oknum Banser yang tidak mengikuti peraturan organisasi dalam menyikapi bendera HTI, bukan dibakar seharusnya, melainkan diserahkan kepada aparat yang berwenang, perwakilan GP Ansor meminta maaf atas kegaduhan akibat pembakaran bendera HTI tersebut.

Perwakilan FPI dalam dialog tersebut meminta penjelasan bahwa yang dibakar adalah bendera Tauhid, bukan bendera HTI, ini yang kemudian mendapat jawaban dari perwakilan Bareskrim POLRI bahwa kasus ini telah selesai, bendera tersebut, menurut pengakuan yang membawa adalah bendera HTI, hasil Browsing Internet dengan mengetikkan kata bendera HTI dan kemudian membelinya secara Online, baik pembawa bendera HTI dan oknum Banser yang membakarnya, telah dijatuhi hukuman.

Pada kesempatan dialog itu juga, perwakilan Bapak Sudarmo- Dirjen Polpum perwakilan Kemendagri, menjawab pertanyaan FPI dan FUI menjelaskan, bahwa pernyataannya bahwa bendera HTI adalah yang ada tulisan Hizbut tahrir Indonesia adalah pernyataan dahulu saat HTI masih dengan gerakan-gerakannya, jadi konteksnya bukan saat ini.
DR Helmi Faisal, selaku Sekertaris Jendral jendral PBNU yang datang mewakili PBNU menjelaskan bahwa aksi provkasi bendera HTI saat acara Hari Santri Nasional, berdasar temuan tim pencari fakta PBNU terjadi di sepuluh titik dan dilakukan tindakan yang benar oleh panitia dan Banser, karena memang ada kesepakatan bersama dari panitia HSN dan peserta kegiatan, bahwa tak ada bendera kecuali Merah Putih yang dibawa saat acara. Helmi juga menuturkan bahwa masyarakat jangan mudah terprovokasi, karena di Saudi arabiapun, bendera HTI ini dianggap identik dengan organisasi ekstrimisme dan radikalisme.

Masyarakat agar bijak menyikapinya, bahwa dialog kebangsaan tersebut hanya ajang silaturahmi dan Tabayyun, dan tak ada sama sekali pernyataan bahwa bendera HTI adalah bendera Tauhid. Jika ada ormas atau kelompok yang mengklaim bahwa Kemendagri membenarkan bahwa bendera tersebut adalah bendera Tauhid bukan bendera HTI adalah tidak benar adanya alias HOAKS. Demikian.

No comments:

Post a Comment

Khutbah Jum'at: Bulan Muharram Sarana untuk Mengevaluasi Tradisi Kita

Bulan Muharram Sarana untuk Mengevaluasi Tradisi Kita Khutbah 1 اَلْحَمْدُ للهِ الْوَاحِدِ الْقَهَّارْ، اَلْعَزِيْزِ الْغَفَّارْ، مُكَوِّرِ ...